Part 40

46 6 6
                                    


"Ah.. Kasar sekali. Tamparan yang ia berikan sungguh menyakitkan. Astaga, bekas tangannya tadi memberikan tato pada wajahku. Dasar menyebalkan" desis Hyungwon menatap dirinya di depan kaca. "Makanan apa yang ia makan sehingga ia begitu sangat kuat. Apakah ia tidak tau jika ini sangat sakit" gumam Hyungwon lagi. Beberapa saat kemudian, Hyungwon melenggang masuk ke kamar mandi sembari mengelus wajahnya yang sakit itu.

..

Bomi melempar tas kerjanya kasar ke atas kasur. Ia berdecak geram dan mengacak rambut panjangnya kesal. Memikirkan sesuatu yang terjadi tadi, membuatnya merasa sangat geram.

"Menyebalkan, menyebalkan, menyebalkan, dia pikir dia siapa yang berani-beraninya menciumku tanpa ijin. Dasar pria brengsek sialan. Hanya karna ia kaya ia malah mengolok-olok ku sesuka hati. Uh,, menyebalkan" Bomi lagi-lagi mengacak rambutnya frustasi. Seperti yang di lakukan oleh Hyungwon, Bomi pun beranjak memasuki kamar mandi seraya menghentak kakinya kesal.

.....

Pagi pun telah tiba.
Di rumah keluarga Chae. Ibunya Hyungwon alias Sena telah menyiapkan sarapan pagi untuk Putra satu-satunya itu. Sena pun berteriak memanggil Hyungwon untuk turun, beberapa saat kemudian yang di panggil pun turun dengan wajah lesunya. Sena menatap anaknya aneh.

"Ada apa denganmu, apa kau tidak akan berangkat kerja ?" tanya Sena memandangi anaknya masih sangat kusut dan belum mandi. Hyungwon melihat ibunya sebentar, lalu mau mengambil makanan yang ibunya buat barusan. Sena segera memukul tangannya untuk berhenti. Hyungwon mendelik kesal ke arah ibunya.

"Kenapa ibu memukulku hah, aku lapar" tanya Hyungwon kesal.

"Hei, hei.., dasar tidak sopan. Kau itu belum mandi dan kau mau sarapan seperti itu. Sebaiknya kau tidak usah makan mengerti" marah ibunya, Hyungwon cemberut.

"Ini masih pagi ibu dan ibu sudah marah-marah tidak jelas. Ada apa dengan ibu, apakah ibu sedang sakit ?. Dimana yang sakit, apakah perlu ke dok..."

Pletak...
Sena menjitak kepala Hyungwon dengan sangat geram. Ucapan cemas Hyungwon pun terpotong.

"Itu adalah alasan untuk menghentikan ucapan tidak jelasmu itu. Bagaimana ibu tidak marah hah, apa kau tidak ingat jika kita sebelum makan harus mandi terlebih dahulu. Apa kau lupa itu"

"Oh, jadi hanya karna itu ibu marah padaku. Baiklah. Aku akan naik mandi. Jadi ibu tidak usah marah lagi padaku sekarang" jawab Hyungwon asal.

Pletak.
Lagi-lagi Hyungwon menerima jitakan dari ibunya.

"Anak kurang ajar, pergi naik mandi sekarang dan tidak usah mengoceh seperti wanita. Naiklah, ibu akan menunggumu disini. Segeralah kembali jika tidak ingin melihat ibumu sekarat" omel Ibunya dan terdengar berlebihan, Hyungwon hanya bisa mengangguk pelan lalu pergi mandi.

....

"Oh.. Kita bertemu kembali. Bukankah ini namanya jodoh. Apa kau senang bertemu dengan pria tampan sepertiku. Pastinya kau sangat bahagia bukan. Aku tau it..."

"Berhentilah berbicara mengenai kata senang maupun bahagia. Bahkan itu tidak terpikirkan olehku. Sebaiknya kau pergi atau aku akan memukul kepalamu sebentar lagi" desisnya kesal memotong ucapan lawan bicaranya itu.

"Hei.. Aku ini sudah berbaik hati menemanimu sampai ke tempat tujuan dan kau malah memarahiku habis-habisan. Bicaralah yang lembut dan bersikap ramahlah padaku. Aku kan tersinggung" ucapnya cemberut. Lagi-lagi terdengar suara desisan yang ia dengar.

"Mau kau itu tersinggung atau tersungging pun aku tidak mau tau. Mengerti" tegasnya.

"Beautiful, apakah aku sangat menyebalkan untukmu. Dimana letak kesalahanku padamu. Beritahu aku, agar aku bisa memperbaikinya nanti. Ayo katakan dimana letak kesalahanku ?" tanyanya, siapa lagi kalau bukan Luhan yang sedang bertanya kepada wanita yang ia panggil Beautiful itu. Bomi.

Only OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang