"Kabar buruk apa yang ingin kau katakan hah ?" tanya Hyungwon datar setibanya ke kantor. Jooheon yang mondar mandir terlihat pusing dan takut itu pun segera mendekati Hyungwon."Hyungwon, aku mohon. Bantulah aku kali ini saja. Kau tolong aku ya" pinta Jooheon segera menggenggam tangan Hyungwon, Hyungwon menepis dan melipat tangan di dada menatap temannya heran.
"Kau memintaku cepat-cepat kembali ke perusahaan dan mengatakan ada kabar buruk. Kabar buruk apa itu, baru setelah itu aku membantumu" jawab Hyungwon sedikit geram. Hyungwon pun duduk di kursi empuk miliknya.
"Aku sungguh menyesal menyarankanmu untuk dekat dengan nona itu. Ia adalah orang yang sangat kejam. Aku mohon Hyungwon, bantulah aku. Kau mau kan" mohon Jooheon berharap.
"Apa yang kau katakan. Kau jawab dulu pertanyaanku, kabar buruk itu apa. Huh, menyebalkan" desis Hyungwon geram.
"Itulah kabar buruknya. Hyungwon bantu aku. Nona itu ingin memalukan diriku di depan ramai orang. Aku harus bagaimana sekarang. Hyungwon, kau maukan membantuku" tanya Jooheon untuk sekian kalinya.
"Tidak" tegas Hyungwon sesingkat-singkatnya. Jooheon mendengus.
"Teman macam apa kau ini. Di kala kau ada masalah kau sering meminta bantuanku. Sekarang ketika aku ada masalah kau malah tidak mau membantu" oceh Jooheon kecewa.
"Huh, ya sudah. Katakanlah apa yang harus aku bantu kali ini" pasrah Hyungwon bertanya. Jooheon kembali mendekatinya dan tentunya ia bahagia mendengar Hyungwon ingin membantunya.
"Bukankah kau masih menyimpan kertas kosong yang ada tanda tangannya nona Yoon ?"
"Jadi" tanya Hyungwon menaikan satu alisnya bingung. Jooheon segera membisikkan sesuatu padanya, Hyungwon hanya bisa mengangguk pelan.
"Aku akan bersembunyi di bawah meja ini. Sementara itu kau panggil nona itu untuk datang kemari. Aku akan bersembunyi" ujar Jooheon masuk ke bawah meja Hyungwon.
"Untuk apa kau ada di sini hah. Kau bisa tunggu di luar kan ?" heran Hyungwon tidak mengerti.
"Tidak bisa. Bagaimana pun juga kau adalah temanku dan aku takut terjadi apa-apa padamu. Nona itu kejam dan sangat berbahaya. Jadi aku akan berjaga-jaga di sini untuk menjagamu. Semangat" jelas Jooheon membayangkan betapa mengerikannya si Bomi itu.
"Apapun itu. Baiklah. Kau diamlah duduk di sana. Aku akan membicarakan masalahmu itu padanya. Tetaplah tenang dan jangan berisik" pinta Hyungwon, Jooheon mengangkat tangannya OK.
"Sekertaris Kwon. Eh tidak tidak, sekertaris Yoon, datanglah ke ruanganku segera" pinta Hyungwon melalui telepon. Bomi yang sibuk mengatur berkas pun mengomel kesal setelah menerima telpon dari Hyungwon.
"Tantrum menyebalkan. Mau cari masalah apa lagi denganku. Huh. Dasar pelupa berat dan tidak tau malu. Bisa-bisanya ia bersikap santai setelah apa yang terjadi" Bomi mendengus sebal.
Tidak lama kemudian, Bomi masuk ke dalam dan sebelum itu ia mengetuk pintu terlebih dahulu. Bagaimana pun juga ia harus bersikap sopan kepada orang yang menyebalkan itu. Bagi Bomi ya...
"Selamat siang, direktur Chae. Ada keperluan apa memanggil..."
"Duduklah" potong Hyungwon, Bomi mengernyit heran dan ia pun duduk setelah di perintah oleh Hyungwon. "Baiklah, karna ini tidak ada hubungannya dengan pekerjaan. Jadi, isakah kita berbicara layaknya seorang teman ?" tanya Hyungwon ramah.
Aneh, terdengar sopan sekali. Rencana apa lagi yang ingin ia buat padaku. Mencurigakan... batin Bomi dan diam tanpa menjawabnya.
"Baiklah. Anggap saja diammu itu tanda setuju dengan permintaanku" ucap Hyungwon lagi yang tidak kunjung Bomi jawab, Bomi masih menatapnya penuh curiga. Hyungwon tidak mau tau dengan tatapannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only One
RomanceDi awal kisah... Cerita ini menceritakan seorang gadis bernama Yoon Bomi. Yang hidup sendirian alias sebatang kara di sebuah rumah kontrakan di tambah lagi hidup sederhana dan sangat menyukai makanan bernama Indomie. Dan memiliki seorang teman baik...