Part 10

324 27 2
                                    


"Tadi aku mengikuti orang yang kau sukai itu. Kau tau apa yang terjadi ?" tanya Bomi dari arah dapur.

"Memangnya apa yang terjadi ?" tanyanya heran. Bomi pun datang menghampirinya dan membawa dua cangkir kopi. Bomi meminum kopi itu sejenak sebelum ia melanjutkan ucapannya.

"Aku mengikuti wanitamu itu dari rumahnya menuju arah Taman. Tepatnya di Taman itu, ia berjalan lurus menuju danau dan aku pun berteriak kaget. Jantungku hampir saja akan copot dari tempatnya. Dan kemudian entah kenapa, secara tidak sadar aku terkejut dengan kedatangan pak direktur Chae di dekatku. Dan aku sangat terkejut dengan kedatangannya itu yang tidak aku sadari. Kau tau direktur bilang apa padaku ?. Direktur mengatakan jika aku berteriak 'tidak, jangan melakukannya'. Aku lagi-lagi terkejut ketika mendengar perkataannya itu" jelas Bomi mengekspresikan dirinya yang benar-benar terkejut. Wonho pun mengerutkan keningnya heran.


"Lalu, apa ada yang aneh sehingga kau terkejut seperti itu. Tidak ada kan" heran Wonho menyeruput kopi hitam yang di buat oleh Bomi. Bomi pun menghela napasnya dan memandang Wonho, yang di pandang pun merasa risih.

"Tentu saja ada yang aneh, sebenarnya orang yang kau sukai itu seorang manusia atau bukan ?" tanya Bomi cemas namun terdengar bodoh. Wonho segera menjitaknya. Bomi pun mengaduh kesakitan.


"Kau pikir aku tidak waras yang harus menyukai hantu yang tidak jelas. Ya ampun Bomi, tentu saja ia manusia. Seorang wanita yang berparas cantik sehingga aku jatuh Cinta padanya dan terlebih lagi ia lebih cantik darimu. Kau jangan bicara sembarangan pada orang yang aku cintai ya" ujar Wonho tidak terima dan menyindir Bomi.

"Ya, aku tau jika aku hanya memiliki wajah pas-pasan saja. Tapi, bukan seperti itu Wonho, aku tau kau masih waras dari pada aku. Tapi, aku akan beritahu padamu sesuatu. Seperti yang aku ceritakan tadi, ceritaku itu belum selesai. Dengarlah perkataanku ini, ketika aku mengikuti orang yang kau sukai itu, tiba-tiba aku menjadi berhalusinasi. Entah kenapa itu terjadi begitu saja padaku. Direktur pun menjitak kepalaku sehingga aku tersadar dari halusinasiku. Aku pun terkejut dan menatapnya heran. Aku pun sempat berdebat dengannya, lalu ia pun mengatakan aku tidak waras. Bagaimana tidaknya, aku heran dan terkejut melihatnya dan aku lebih terkejut lagi ketika ia mengatakan tidak ada orang lain selain dia dan aku di Taman itu" jelas Bomi ngeri, Wonho kembali menjitaknya.


"Kenapa kau menjitakku. Tidak ada yang aneh bukan dengan ucapanku tadi. Tidak ada kan ?" tanya Bomi yang tidak terima di jitak untuk kedua kalinya oleh Wonho.

"Aku hanya ingin menyadarkanmu dari dunia halusinasi mu itu" jawab Wonho menyeruput kopinya kesal.


"Percayalah padaku, aku tidak mungkin ingin berbohong padamu. Jika kau tidak percaya, tanyakan saja ini kepada direktur Chae. Aku yakin jika ia juga mengatakan hal yang sama denganku" ucap Bomi mengyakinkan Wonho.

"Untuk apa aku bertanya, tidak penting sama sekali. Tapi, aku percaya satu hal dari apa yang kau katakan tadi" ujar Wonho, Bomi pun menatapnya kaget.

"Benarkah, apa ?" tanya Bomi tersenyum senang. "Kau tidak waras, aku percaya dengan kata-kata itu" jawab Wonho ketus. Wajah Bomi yang tersenyum itu pun berubah menjadi kesal.

"Kau mengejekku ?" tanya Bomi tidak percaya. "Itu fakta" jawab Wonho singkat, lalu pergi masuk ke dalam kamarnya. Bomi pun menghentakkan kakinya kesal.




.......

"Kau Hyungwon, Chae Hyungwon anak dari konglomerat Chae Taehyun dan Oh Sena kan. Perkenalkan namaku, Park Gyuri. Kau bisa memanggilku Gyuri. Senang bertemu denganmu" ucap Gyuri mengangkat tangan kanannya ingin bersalaman dengan Hyungwon. Hyungwon menatap tangan Gyuri malas.

Only OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang