Part 18

236 21 5
                                    


Bomi yang tadinya kehilangan jejak wanita itu pun segera melangkahkan kakinya pergi menuju rumah wanita itu. Sembari mengoceh apa yang telah terjadi padanya dengan tantrum alias Hyungwon itu.
Hyungwon yang berada di belakangnya pun merasa kesal mendengar gumamannya yang mengejek.

Berani-beraninya ia mengejekku dari belakang, pikir Hyungwon dan mengepal tangannya geram.

Bomi, ia sama sekali tidak menyadari keberadaan Hyungwon dikarenakan ia sedang asyik mengocek sendiri. Ia terus saja mengerutu kesal. Langkah Bomi pun terhenti ketika mendengar suara seseorang.



"Noona jawablah pertanyaan cintaku itu, kenapa kau terus diam tidak menjawabku sama sekali. Maaf jika aku memaksamu untuk menerimaku. Noona terimalah bunga dariku ini. Noona" ucapnya menyodorkan sebuket bunga Mawar kepada orang yang ia panggil Noona itu. Noona itu pun memandang bunga itu lekat lalu beralih kepada pemberi bunga Mawar itu.

Bomi yang sudah dekat dengan keberadaan rumah mewah itu pun menyaksikan secara langsung pernyatan cinta di depannya. Ia segera bersembunyi di sebalik pohon besar nan rindang.
Begitu juga dengan Hyungwon yang melakukan hal yang sama sepertinya.



"Huh.. Hampir saja aku ketahuan. Beruntung aku cepat bersembunyi. Kalau tidak, ia pasti akan mengejekku terus menerus seperti tadi. Menyebalkan" gumam Hyungwon pelan yang bersembunyi di belakang pohon dekat Bomi.

"Sepertinya aku mengenal postur tubuh pria itu. Apa itu adalah.., hah. Tidak mungkin" gumam Bomi mengintip kecil dan tersentak kaget ketika melihat seseorang yang ia kenal.


"Noona. Jangan diam terus menerus. Berbicaralah dan jawablah pertanyaanku. Noona, terimalah bunga ini dan jawablah pertanyaanku agar aku bisa mengetahui. Apa Noona menerimaku atau tidak. Jawablah" ujarnya lagi dan ya, tetap saja di diami oleh noona itu.

Kenapa ia tidak menjawab sama sekali dan hanya menatap bunga itu dengan sangat lekat. Apa wanita itu trauma dengan kisah cintanya itu... batin Bomi heran dengan noona itu.

Apa ini adalah cara terbaik untuk aku melupakannya. Apa pria ini adalah takdirku untuk melanjutkan hidupku yang kasihan ini. Mungkin saja ia adalah orang yang tepat untukku. Apa aku harus menerimannya, apa aku tidak akan menyesal nantinya.. batin wanita itu bingung. Ia pun terus menatap wajah pria itu lekat.


"Noona" panggilnya dan meraih tangan noona itu. Noona itu pun tersentak kaget dan segera menghempaskan tangannya.

"Maaf. Tadi aku melihatmu melamun. Oleh karna itu aku memegang tanganmu agar kau tersadar kembali. Maafkan aku jika aku lancang" jelasnya bersalah.

"Tetapi, kenapa kau melamun menatap bunga ini. Apa kau tidak menyukainya" tanyanya yang tentu saja mendapatkan jawaban diam dari noona itu. Bomi yang menyaksikan itu pun berdecak kesal.

"Maafkan aku jika kau tidak menyukainya" gumam pria itu dan menurunkan bunga itu perlahan-lahan dan meletakkan di samping wanita itu, lalu ia pun pergi dengan wajah kecewanya.


Dasar Wonho bodoh. Hahaha.. Ternyata sama bodohnya dengan temannya itu.. batin Hyungwon mengejek dan tertawa pelan melihat penolakan wanita itu pada Wonho.

Maafkan aku... batin Wanita itu menatap kepergiannya dengan rasa bersalah sebelum memasuki rumah.



"Kenapa hanya diam dan jawablah pertanyaan Wonho itu. Apa kau tidak merasa kasihan melihatnya yang terus saja bicara padamu yang kau abaikan dengan kuncian mulutmu. Jawablah dan katakan padanya apa kau merimanya atau tidak. Jangan membuat orang selalu menunggu jawabanmu. Ok" ucap Bomi geram yang sudah tidak tahan dengan diamnya wanita itu. Wanita itu pun menoleh dan tercekat kaget dengan kedatangan Bomi.


Only OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang