Part 2

564 39 6
                                    

"Apa wanita yang duduk di sebelah kanan itu belum datang. Tidak seperti biasanya ia terlambat" ucap Jooheon heran.
"Hei.. Kau kenapa ?. Hyungwon, apa kau mendengarkanku" panggil Jooheon.

"Sepertinya aku telah membuat suatu kesalahan" ucap Hyungwon pelan menghela nafasnya berat.


"Memangnya apa yang telah kau lakukan. Tidak biasanya kau menghela napas seperti itu. Kesalahan apa yang telah kau buat, haah ?" ucap Jooheon keheranan.

"Jooheon. Sepertinya aku telah membuat kesalahan yang besar" ucap Hyungwon kembali.




.....FLASHBACK.....




"Kemana mereka, apa mereka ke kiri atau mereka ke arah kanan ?" heran Hyungwon melihat dua jalur jalan yang sama. Ia pun membelokkan mobilnya ke arah kanan dan menghentikan mobilnya tepat pada bahu jalan. Ia pun turun dari mobilnya dan melihat seseorang yang ia kenal.

"Kau bisa menginap di rumahku. Kau tidak usah khawatir, aku akan mencarikan rumah baru untukmu nanti" ucap Wonho tersenyum, Bomi pun menganggukan kepalanya dan membalas senyuman Wonho.

"Terima Kasih. Kalau tidak ada kau tadi, mungkin aku sudah.."


"Berhentilah untuk mengucapkan kata-kata itu. Bukankah kita ini adalah teman. Masuklah ke dalam, udara hari ini sangat dingin. Bisa-bisa kau sakit nantinya. Ayo" ajak Wonho merangkul Bomi. Ia pun masuk ke dalam rumahnya bersama dengan Bomi.


Dari jauh, Hyungwon melihat keduanya dengan geram. Ia pun mengepalkan tangannya dengan kesal. Ia pun pergi dengan sangat marah.




FLASHBACK END.....





"Jadi, kau mengusirnya dari rumahnya itu. Astaga Hyungwon, apa yang telah kau lakukan. Bagaimana bisa kau... Ya ampun, aku tidak tau harus mengatakan apa lagi padamu. Astaga, kenapa kau tega sekali membuatnya seperti itu" ujar Jooheon tak percaya.

"Mau bagaimana lagi, ia yang telah berani-beraninya berteriak dan mengusirku begitu saja dari rumahnya. Lalu aku pun pergi dan membeli rumah itu dengan segera. Lalu aku pun mengusirnya seperti yang pernah ia lakukan padaku" ujar Hyungwon sedikit tidak terima dengan ucapan Jooheon.


"Sepertinya kau harus meminta maaf padanya. Aku sebagai temanmu, aku tidak mau ia sampai menolakmu nanti" ujar Jooheon. Hyungwon mengerenyit heran.

"Apa maksudmu dari kata menolak itu. Kau pikir aku mau dengannya. Orang yang tidak tau sopan santun sama sekali itu" ujar Hyungwon tidak terima.



"Setidaknya ia telah membantumu ketika kau pingsan kemarin malam" ujar Jooheon lagi. Hyungwon pun mendengus kesal.

"Hei.. Kau harus tau faktanya. Aku berpura-pura pingsan dan itu juga aku melakukannya karna terpaksa. Jika ia sampai tau aku pergi mengikutinya, mau letak di mana wajahku ini dan faktanya lagi, aku tidak sengaja melakukan itu. Aku ini seorang direktur, dan aku tidak mungkin akan meminta maaf padanya. Itu tidak mungkin akan terjadi karna itu bukan salahku" tegas Hyungwon menaikan nada suaranya.




"Kau harus meminta maaf padanya, memangnya kau harus bersembunyi terus. Itu kan kesalahaanmu. Jika tidak letakkan saja wajahmu itu di dengkul agar ia tidak melihatmu tepat di depannya. Jadi kau tidak perlu malu untuk mengatakan maaf. Hehehe.., Hyungwon, bisakah kecil kan matamu dan jangan menatap ku seperti itu. Aku hanya bercanda saja" ucap Jooheon ketika Hyungwon menatapnya tajam.


"Aku bicara serius, kau selalu membalasnya dengan bercanda dan mengejekku. Apa kau benar-benar sudah 100% gilanya. Pergi dari ruanganku, aku tidak mau gilamu itu menular padaku" ujar Hyungwon ketus.

Only OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang