Part 20

211 22 6
                                    


"Setiap hari ia selalu menyediakan sarapan untukku dan seperti biasanya juga. Ia pasti akan menulis sesuatu pada kertas ini" gumam Wonho ketika mendapati sarapan sudah tersedia di atas meja begitu juga dengan kertas kecil di bawah piring.

Wonho, aku harus berangkat pagi-pagi sekali untuk pergi bekerja. Di atas meja sudah aku sediakan sarapan untukmu. Makanlah selagi hangat. Oh ya, semalam aku sedikit telat pulangnya. Maaf ya. Selamat menikmati makananmu, temanku yang tampan sedunia.. tulis isi kertas itu.

"Ya aku tau jika aku sangat tampan" gumam Wonho terkikih kecil.

Wonho pun meletakan kertas itu pada meja dan memakan sarapan yang telah Bomi buat untuknya.

...


"Bagaimana harimu hari ini, apa baik-baik saja ?"

"Tidak. Aku tidak baik-baik saja Eunji eonie" jawab Hayoung tidak bersemangat. Eunji menatapnya heran.

"Kenapa memangnya. Apa kau ada masalah ?"

"Ya eonie. Masalahku adalah, kemarin aku tidak bertemu dengan Bomi eonie. Sudah berhari hari hari, aku tidak bertemu dengannya. Oh ya Eunji eonie, apa kau ada bertemu dengannya ?" tanya Hayoung balik.

"Aku tidak pernah bertemu dengannya lagi sejak waktu itu. Ia sudah jarang terlihat di Taman biasa ia pergi dan juga aku tidak tau kemana ia perginya. Apa mungkin ia sedang ada masalah sekarang ini ?. Apa kau tau sesuatu ?. Mungkin kau mengenal temannya saudaranya atau apapun itu yang bisa menjawab pertanyaan itu" tanya Eunji.

"Ya, aku sudah bertanya kepada temannya. Kata temannya, mungkin Bomi eonie sedang mencari pekerjaan baru. Jadi ia sangat sibuk mencari pekerjaan sehingga kita pun tidak dapat bertemu dengannya. Eunji eonie, ayo kita pergi ke sesuatu tempat untuk menganjal perut dan menjernihkan pikiran yang kusut ini. Aku sedikit pusing jika terus memikirkannya" ajak Hayoung.

"Ya sudah. Ayo" jawab Eunji.

...



"Tidak bisakah oppa berusaha untuk menghadapi ayahku. Tidak bisakah oppa berusaha membuat ayahku menyetujui hubungan kita berdua. Kenapa oppa menyerah begitu saja. Apa oppa tidak memikirkan perasaanku saat ini"

"Apa lagi yang harus aku lakukan jika ayahmu tidak menyukai orang miskin sepertiku. Apa yang bisa aku lakukan, bukankah kau tau sendiri apa yang telah aku lakukan selama ini untuk meluluhkan hati ayahmu itu. Kau masih mengatakan aku tidak berusaha. Justru kau lah yang tidak berusaha untuk menjelaskan semuanya pada ayahmu. Andai saja kau menentang perintah ayahmu itu. Mungkin kita tidak akan sulit seperti ini"

"Apa. Oppa, kenapa kau malah menyalahkan aku sekarang. Oppa tau sendiri, jika aku sangat menyayangi ayah lebih dari apapun. Bagaimana bisa aku akan menentang ayahku. Aku tidak ingin ayah sedih atas sikapku. Oppa aku.."

"Cukup. Sudah cukup kau mengatakannya. Aku lelah dengan hubungan kita berdua yang sulit dipahami oleh ayahmu itu. Aku lelah dengan hubungan kita berdua untuk saat ini. Aku sudah tidak bisa menahan hubungan kita. Maafkan aku Sejeong" ucapnya berbalik ingin pergi.

"Jiho yang pecundang, kau adalah seorang pria pecundang yang tidak mau berusaha sama sekali. Aku membencimu. Sangat membencimu" ucap Sejeong bergetar menahan nafas memburunya dan berbalik pergi dengan cepat. Pria yang di panggil Jiho oleh Sejeong pun berbalik dan menatap kepergiannya bersalah.

"Apa yang bisa aku lakukan. Jika aku selalu mendapatkan hinaan dari ayahmu itu. Sebagaimana telah aku berusaha, ayahmu tidak mau tau" gumamnya nanar.



"Jiho" panggil seseorang dengan lembut.

"Apa yang bisa aku lakukan, jika selalu mendapatkan hasil yang sama" ucap Jiho pasrah dan melangkahkan kakinya pergi.

Only OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang