"Apa yang harus aku lakukan ?. Memikirkan semua itu membuatku pusing. Perkataan direktur baru itu sukses membuatku gila dengan mudah. Apa yang harus aku lakukan" gumam Bomi mengacak rambutnya menjadi berantakan. Wonho yang baru saja keluar dari kamarnya pun menatap Bomi dengan iba.
"Apa yang harus aku lakukan" gumam Bomi pada dirinya sendiri."Apa yang harus kau lakukan adalah terimalah itu semua dengan ikhlas" jawab Wonho memainkan ponselnya, menghampiri Bomi yang menatapnya tidak percaya.
"Apa" kaget Bomi.
"Lagi pula itu adalah permintaan seorang direktur yang tidak terlalu berlebihan. Aku pikir, kau harus menerima ucapannya itu" jelas Wonho lagi.
"Aku masih tidak mengerti dengan semua ini, bagaimana aku bisa menerima ucapannya itu dengan mudah. Apa tanggapan orang lain nantinya padaku. Bisa-bisa aku di hakimi oleh orang-orang setiba aku di kantor nantinya. Terlebih lagi rekan kerjaku yang menyebalkan itu. Huh, tidak terpikirkan olehku apa yang akan terjadi nantinya. Pasti ia akan meledekku habis-habisan" ujar Bomi bergeridik ngeri, Wonho pun mengangkat bahunya dan kembali fokus pada ponselnya. Bomi melirik Wonho sekilas.
"Maaf" ucap Bomi singkat, Wonho pun langsung menatapnya heran.
"Karna terlalu fokus pada diriku sendiri, aku sampai lupa menanyakan ini padamu. Bagaimana dengan pernyataan cintamu lemarin, apa ia menerimamu ?" tanya Bomi. Wonho pun menatapnya sedih dan menghela napasnya berat. Bomi pun mengerutkan keningnya heran.
FLASHBACK.....
"Noona, aku mencintaimu" ucap Wonho singkat memberi sebuket bunga Mawar dan membuatnya mendapatkan tatapan kaget dari wanita yang ia panggil Noona itu.
"Aku sudah lama menyukaimu sejak aku melihatmu di rumah itu. Ketika melihat tatapan matamu yang bening itu, aku merasakan jantungku ini terpompa sangat kencang, debaran jantungku berdegup dengan sangat cepat bahkan sangat cepat lagi dari kereta api. Sehingga membuatku tersadar jika aku mulai menyukaimu. Noona, percayalah pada perkataanku ini. Maukah noona menerimaku menjadi kekasihmu ?" tanya Wonho dengan sangat berharap menatap Noona itu.
Noona itu terdiam menatap Wonho, tepatnya menatap ke arah mata Wonho yang terlihat bersungguh-sungguh mengatakan cinta itu padanya. Sedikit kata perasaan bahagia menyelimuti dirinya, ia sangat sangat bahagia ketika mendengar pernyataan Cinta Wonho itu. Ini baru pertama kalinya ia merasakan seorang pria menyatakan Cinta dengan tulus. Ia pun tersenyum dan membuat Wonho ikut tersenyum padanya.
Namun, senyuman itu seketika hilang dari wajah cantiknya. Ia menundukan kepalanya dan berbalik pergi meninggalkan Wonho yang menatap kepergiannya dengan heran."Noona cantik. Noona. Hei.. Noona, kenapa kau pergi seperti itu. Noona" panggil Wonho yang diabaikan olehnya. Ia terus melangkahkan kakinya pergi dengan cepat. Wonho pun mengacak rambutnya bingung.
"Apa ia tidak menerimaku ?" tanya Wonho pada dirinya sendiri.
FLASHBACK N......
"Ia menolakku" ucap Wonho di akhir ceritanya.
"Hahaha.. Apa, ia menolakmu. Hahaha.. Bagaimana bisa ia menolak seorang pria tampan di dunia ini sepertimu. Haha.. Apa ia bercanda atau ia ingin mengungkapkan dalam diam jika kau tidak tampan sama sekali. Haha... Aku tidak habis pikir dengan semua ini. Sebenarnya apa maksud dari ia meninggalkanmu. Tapi, apapun itu sangatlah lucu. Pria yang mengaku tampan di tolak begitu saja oleh seorang wanita cantik. Hahaha" ejek Bomi mentertawakannya, Wonho pun mendengus kesal.
"Apa kau mengejek ketampananku" tanya Wonho melipat tangan di dada, menatap Bomi kesal.
"Sudah tentu tidak mungkin jika aku tidak mengejekmu, haha... Kau sendiri yang mengatakannya padaku jika kau sangatlah tampan. Bahkan sangat tampan dari pria pria yang ada di dunia ini. Bagaimana bisa itu terjadi. Orang tampan di tolak mentah-mentah, aneh" ucap Bomi heran di sela tawanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only One
RomanceDi awal kisah... Cerita ini menceritakan seorang gadis bernama Yoon Bomi. Yang hidup sendirian alias sebatang kara di sebuah rumah kontrakan di tambah lagi hidup sederhana dan sangat menyukai makanan bernama Indomie. Dan memiliki seorang teman baik...