Part 34

179 18 7
                                    


"Jagalah ia sebentar. Aku pergi dahulu" ucapnya berlalu pergi.

"Chanyeol, kau ingin kemana lagi hah. Hei" pekik Jiho di abaikan oleh Chanyeol. Chanyeol pergi meninggalkan tanda tanya di wajah Jiho dan juga Sejeong. Keduanya pun saling memandang heran. Ada apa dengan Chanyeol, pikir keduanya. Setelah mengantarkan Bomi ke rumahnya, Chanyeol pun pergi begitu saja.

Sejeong mendorong kursi roda Jiho masuk ke dalam rumah. Keduanya bingung terhadap Chanyeol dan juga Bomi. Kenapa keduanya bisa bersama, padahal mereka tau jika Bomi bersama dengan Hayoung tadi. Sejeong dan Jiho memasuki kamar Chanyeol yang sekarang di tempati oleh Bomi. Di lihatnya Bomi tertidur lelap dan itu sangat jelas terlihat di wajah Bomi. Sejeong mengompres tuala dan di letakkannya ke atas kening Bomi.


"Apa yang terjadi. Kenapa wanita ini bersama dengannya. Terlebih lagi, wanita ini dalam keadaan tidak baik dan tidak sadarkan diri. Suhu badannya juga begitu sangat panas. Aku khawatir jika wanita ini akan sakit parah. Jiho Oppa, apa kita harus membawanya ke rumah sakit ?"

"Tunggulah sebentar. Mungkin Chanyeol memanggil dokter untuk datang kemari. Kau kompres saja keningnya. Setidaknya itu bisa mengurangi suhu badannya yang panas" saran Jiho, Sejeong mengangguk pelan.

"Aku tidak mengerti beberapa hal. Tadi wanita ini datang bersama dengan Hayoung. Lalu ia kembali lagi bersama dengan Chanyeol dan Chanyeol membawanya kemari dalam tidak sadarkan diri. Sungguh, aku tidak mengerti. Sebenarnya apa yang terjadi. Apakah ada hal besar terjadi menimpa keduanya. Maksudku Chanyeol, ia terlihat murung dan wanita ini matanya terlihat sembab seperti habis menangis" heran Sejeong.

"Entahlah. Walaupun nantinya kita bertanya kepada Chanyeol. Aku tidak yakin ia akan menjawabnya. Mungkin saja ia tidak bisa mencegah Eunji pergi dari sini oleh sebab itu Chanyeol menjadi murung. Dan wanita ini, aku tidak bisa menebaknya. Kenapa ia menangis, kenapa ia pingsan. Tetapi aku bisa menduga-duga jika ia baru saja mengalami masalah besar"

"Mungkin dugaan Oppa ada benarnya juga" setuju Sejeong.

"Oh ya Sejeong, kau temani dia. Aku akan menelpon dokter untuk datang kemari. Aku sedikit tidak yakin kemana perginya Chanyeol dan aku tidak yakin jika ia akan memanggil dokter. Kau jaga dia. Aku akan kembali"

"Baiklah" balas Sejeong dan melihat ke arah Bomi. "Sepertinya aku pernah melihatmu dan aku sepertinya pernah mendengar namamu. Tapi aku tidak ingat semua itu. Kau sangat familiar sekali" gumam Sejeong pelan.

.....

"Beberapa kali aku melihat Bomi bersama dengan Chanyeol. Sewaktu di kafe tempat Chanyeol bekerja. Sewaktu di halte bis beberapa hari yang lalu. Sewaktu Chanyeol mengejarnya dan berlutut padanya. Sewaktu ketika bersama dengannya berdua. Bahkan aku melihat keduanya selalu bersama walaupun ada orang lain di sana. Chanyeol selalu tertawa, tersenyum, bercanda ketika bersama dengannya. Chanyeol sudah tidak menyukaiku lagi Hayoung. Ia menyukai Bomi dan tidak menyukaiku. Kau mengerti. Chanyeol tidak menyukaiku lagi Hayoung. Tidak"

"Itu tidak benar. Chanyeol masih mencintaimu Eunji. Ia tidak menyukaiku sedikit pun. Jangan berpikir sesuatu hal yang akan merusak hubungan kalian. Chanyeol masih..."

"Diamlah. Selama ini aku mempercayai kata-katamu yang manis itu. Ia tidak akan sebahagia itu jika ia masih berada dalam kesedihan"

"Bomi eonie, apakah yang di katakan Eunji eonie itu benar"

"Eunji percayalah padaku. Chanyeol begitu mencintaimu. Apa yang kau lihat itu memang benar. Tetapi aku akan menjelaskannya padamu sebelum kau menyudutkanku yang tidak aku lakukan. Kafe, aku pergi bersama dengan temanku Wonho saat itu. Aku mengunjunginya karna aku ingin menepati janjiku padanya namun aku tidak tau harus mengatakannya dari mana. Halte bis, tanpa sengaja aku bertemu dengan Chanyeol ketika ia melewati jalan yang sama. Dan ketika ia berlutut padaku, apa kau tau. Di saat itu untuk beberapa kalinya aku bertemu denganmu dan aku masih belum mengenalmu. Ia, Chanyeol meminta bantuanku untuk mengatakan di mana keberadaanmu sebenarnya. Aku berada di posisi yang sangat membingungkan. Apakah kau tau bagaimana rasanya menjadi diriku. Apa kau tau itu hah. Aku bukan seseorang yang akan merusak kebahagian orang lain. Walaupun aku hidup dalam kekurangan, aku tidak mungkin berani merebut kebahagian orang lain. Mengerti. Jangan berpikir bahwa aku ini seperti orang yang terlihat murahan. Kau tidak akan mengerti aku jika kau tidak percaya padaku"

Only OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang