Part 36

187 24 11
                                    


Sepulang dari rumahnya Bomi, Hyungwon langsung pergi menuju kantor. Sesampainya ia di sana, Hyungwon di kejutkan dengan kedatangan presdir Xi yang berada di kantor bersama dengan Jooheon. Keduanya tampak sibuk berbincang.

"Selamat pagi presdir Xi ?" sapa Hyungwon, Luhan dan Jooheon pun menoleh. Seraya menjawab sapaan Hyungwon, Luhan menepuk pundaknya pelan.

"Apa kau terkejut dengan kedatanganku yang mendadak ini. Hahaha..., tenanglah. Aku kemari hanya ingin berlibur saja" jelas Luhan tertawa kecil. Hyungwon mengangguk canggung.

Berlibur, kenapa tiba-tiba seperti ini. Lantas jika berlibur kenapa harus kemari. Bukankah setiap kali orang berlibur akan pergi ke pantai atau segala yang berbau kesenangan. Aneh...

"Dan juga, aku kemari ingin menjenguk seseorang. Baiklah, aku permisi dulu jika begitu. Selamat bekerja" pamit Luhan pergi, Hyungwon melempar senyuman heran padanya.

"Seseorang ?!" gumam Hyungwon. Jooheon menepuk pundaknya.

"Ya seseorang, ia berlibur ke sini karna seseorang. Barusan ia bertanya tentang nona kanan itu padaku. Dan karna tidak bertemu dengannya, presdir menanyakan keberadaanmu. Kau baru habis darimana saja hah. Tadi aku mampir ke rumahmu dan bibi Sena bilang kau tidak pulang semalam. Tidak ada masalah yang terjadi kan ?" cemas Jooheon.

"Tidak ada"

Jawab Hyungwon singkat berlalu pergi, Jooheon berbalik badan menatap kepergian Hyungwon. Keningnya mulai mengerut penuh tanda tanya.

"Aneh, darimana saja dia sampai tidak pulang ke rumah semalam" bingung Jooheon mengerdik bahunya tidak mengerti.

.....



"Bibi, ada sedikit masalah dan itu membuatku bingung. Apa yang harus aku lakukan sekarang. Aku tidak tau ia kemana perginya dan hanya meninggalkan selembar kertas untuk tidak mencemaskannya. Huh, ia kemana saja..,," celutuk Hayoung tiba-tiba, bibi Sena nya pun heran mendengar ucapannya sehingga menghentikan aktivitas memotong sayur dan duduk di sebelah Hayoung.

"Apa yang kau katakan. Apa pacarmu ada masalah sehingga kau bingung mencari jalan keluarnya. Memangnya apa yang terjadi padanya, kau tampak lesu tidak bersemangat. Katakan pada bibi, mungkin bibi bisa membantumu mencari jalan keluarnya nanti" tanya Sena, Hayoung memanyunkan bibirnya.

"Bibi Sena, kapan aku memiliki pacar. Bahkan tidak ada seseorang yang menyukaiku"

"Lalu siapa yang kau bicarakan ?"

"Bomi eonie"

"Apa, Bomi eonie ?. Bomi. Me me memangnya apa yang terjadi padanya hah ?. Katakan apakah ia dalam keadaan sulit. Apa yang terjadi. Katakan ce.."

"Shuut, diamlah bibi dan tidak usah cemas. Tidak ada yang terjadi. Hanya saja..."

"Hanya saja apanya hah ?. Katakan cepat ?!!" tanya bibinya cemas dan saling memotong pembicaraan satu sama lain. Hayoung berdecak kesal dengan sikap bibi Sena nya itu.

"Bibi Chae Oh Sena, bertenanglah. Aku akan mengatakannya pada bibi jika, bibi bisa diam dan mendengarkan kata-kataku sampai selesai" ucap Hayoung, bibi Sena segera menutupi mulutnya dan mengangguk mengerti. Hayoung menarik napas dalam-dalam sebelum berbicara.

.....



"Hari ini aku akan pindah ke rumah lamaku dan terima Kasih atas bantuanmu selama ini. Jika tidak ada kau waktu itu mungkin aku sudah menjadi pengemis di jalanan. Bantuanmu tidak akan pernah terlupakan olehku" ujar Bomi mengemas barang-barangnya ke kardus. Wonho terdiam memandangi Bomi yang sangat bersemangat merapikan barangnya. Bomi yang merasa tidak di perdulikan itu pun melihat ke arah Wonho. "Ada apa hah. Apakah kepergianku membuatmu bahagia sehingga kau tidak bisa berkata. Ya aku juga tau selama ini aku banyak menyusahkanmu aku sadar tentang itu"

Only OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang