Part 11

273 22 0
                                    


"Uh.. Menyebalkan, memikirkan semua itu membuatku kesal. Bagaimana bisa ia melakukan temanku seperti itu. Bahkan aku tidak habis pikir, kenapa orang sepertinya bisa berbuat seperti itu padahal ia orang yang sangat sopan. Huh, bahkan aku bisa bersumpah jika aku tidak akan pernah mau kembali berbaikan dengannya walau apapun yang terjadi" ocehnya di sepanjang jalan Taman itu dengan kesal. Ia pun menendang Batu kecil itu dengan kesal. Siapa lagi kalau bukan Hayoung yang begitu sangat kesal dengan Gyuri temannya itu, tidak-tidak bahkan pantas di sebut sebagai mantan temannya sekarang.

"Jika aku bertemu dengannya kembali, aku pastikan akan menjambak rambutnya itu menjadi berantakan agar ia terlihat seperti orang gila. Uh" ucap Hayoung sekali lagi menendang Batu krikil kecil.

"Au.., siapa yang telah melemparku dengan Batu ini. Aduh sakit. Apa ia tidak tau jika terkena Batu itu sakit. Dasar gila, siapa yang telah melemparku" gumamnya memegang Batu kecil itu dengan kesal.

"Huh, tenangkan dirimu Hayoung. Kau sedang berada di tempat umum sekarang. Jangan sampai orang berpikir kau sudah gila karna kau berbicara sendiri. Tenangkan dirimu. Fiuh~" ujar Hayoung pada dirinya sendiri dan mengatur napasnya turun naik.

"Hari ini aku memiliki nasib yang sial. Mungkin ketika aku melempar Batu sial yang mengenaiku ini, aku bisa menjadi lebih baik lagi" gumamnya melempar Batu kecil itu dengan sembarangan.

"Au.., sakit" ucap Hayoung yang terkena lemparan Batu itu.
"Yak.., siapa yang telah melempar Batu ini padaku. Apa kau ingin cari mati denganku. Keluarlah dari tempat persembunyianmu itu" teriak Hayoung meringis kesakitan pada keningnya.

"Astaga, aku rasa. Aku harus pergi dari sini sebelum ia melihatku" ujarnya pelan. Ia pun segera pergi dari Taman itu dengan tergesa-gesa.



Bruk..
Ia menabrak Hayoung yang ada di depannya itu. Ia pun segera beranjak dari jatuhnya dan Hayoung pun berteriak kesakitan.



"Yak.. Kau tidak punya mata. Dimata letak matamu itu hah ?. Dasar menyebalkan. Sudah tau aku kesal karna Gyuri dan sekarang kau malah menambah rasa kesalku. Menyebalkan" marah Hayoung emosi tanpa melihat orang itu.

"Maaf, aku tidak sengaja. Sini, biar aku bantu kau berdiri" ucapnya pada Hayoung memberikan tangannya sebagai bantuan. Hayoung segera menepis tangan itu dengan geram dan ia pun beranjak dari jatuhnya itu sendiri.


"Maaf maaf, lihatlah kau telah mengotorkan rok ku ini. Apa yang harus aku katakan jika bibi bertanya padaku nantinya. Huh" marah Hayoung berdecak kesal yang melihat roknya sudah kotor akibat terjatuh tadi. Ia pun membersihkan roknya itu menggunakan tangannya.

"Maaf" ucapnya lagi penuh rasa bersalah dan mengeluarkan sebuah sapu tangan untuk Hayoung. Hayoung segera menolaknya dan melihat orang yang telah menabraknya itu. Hayoung pun tersentak kaget melihat orang itu.

"Maafkan aku, sungguh aku tidak sengaja telah menabrakmu. Tadi aku sedang kesal karna ada seseorang telah melemparku dengan Batu. Jadi, aku pun melempar kembali Batu itu untuk membuang nasib sialku. Eh, tidak taunya aku malah menabrakmu karna ketakutan mendengar teriakan dari seseorang itu. Maaf" ucapnya lagi.


"Jadi kau yang telah melemparku tadi" ucap Hayoung membuatnya tersentak kaget.

"Apa, jadi kau yang terkena lemparan batuku itu. A.., Maaf maaf, aku tidak sengaja melakukannya tadi. Sungguh" ucapnya ketakutan menunjukkan dua jarinya. Hayoung pun menutup mulut menahan tawa dan membuatnya mengerut keningnya heran.

"Hehe.. Jangan seperti itu. Tadi yang telah melemparmu dengan Batu, itu adalah aku. Aku sangat kesal yang temanku, sehingga aku pun melampiaskan kekesalanmu itu pada Batu. Aku pun menendang Batu kecil itu dengan kesal dan berakibatkan malah terkena kau. Kau tidak usah meminta maaf padaku, aku juga bersalah dalam hal ini. Kau maafkan aku juga ya" ucap Hayoung yang ikut bersalah.

Only OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang