Part 31

231 23 12
                                    


Cuaca yang cerah pada pagi hari ini menyambut bertepatan dengan hari minggu dan membebaskan Bomi untuk tidur sepuasnya. Karna setiap hari minggu libur kerja jadi ia bermalas-malasan sedikit. Suara pekikan Wonho tiba-tiba masuk menembus lorong telinganya sehingga tepat ke gendang telinga. Bomi segera menutup telinga cepat.

"Bangunlah pemalas, ini sudah siang. Lihatlah jam berapa sekarang hah. Bangunlah" pekik Wonho dari luar. Bomi mendengus sebal.

"Ini baru jam 07.00 pagi dan hari ini libur. Jadi, biarkan aku bersama kasur, bantal dan selimutku ini sejenak. Ok" teriak Bomi tidak mau kalah, terdengar helaan napas dari Wonho.

"Apakah kau lupa jika kau ingin menemui seseorang ?" tanya Wonho membuat Bomi yang tadi menutup matanya, segera membuka matanya sedikit dan mengerut keningnya.

"Menemui seseorang, Siapa ?" tanya Bomi balik.

"Astaga. Dasar pelupa. Pikirkanlah sendiri. Aku ingin keluar sebentar, jika kau pergi ingat untuk mengunci pintu dan jendela rumah ya. Aku tidak ingin sampai ada pencuri yang masuk. Ingat itu" tegas Wonho.

"Baik-baik tuan tampan. Pergilah" dengus Bomi. Wonho dari sebalik pintu hanya bisa menggelengkan kepalanya dan pergi.

"Memangnya siapa yang ingin aku temui. Sepertinya tidak ada. Huh, sebaiknya aku mandi dan mungkin saja setelah mandi aku ingat kembali" gumam Bomi dan beranjak dari kasur, mengambil handuk dan pergi mandi. Setelah selesai semuanya. "Astaga, kenapa aku tidak ingat sama sekali. Bahkan habis mandi saja aku tidak bisa mengingatnya. Menyebalkan" gerutu Bomi pada dirinya sendiri. Ia pun memeriksa semua jendela dan pintu, mana tau ada yang lupa ia kunci. Kemudian ia pun pergi entah kemana.

"Cuaca hari ini begitu cerah,dan menyejukkan juga. Jadi aku tidak usah repot-repot harus membawa payung. Hhem.., sebenarnya aku ingin kemana. Bahkan tidak ada tempat yang ingin aku tuju" gumam Bomi sendiri, ia pun melangkahkan kakinya menuju halte.

Tik, tik, tik.. Tiba-tiba hujan turun perlahan-lahan membasahi jalanan dan juga dirinya. Bomi sedikit mengerutu kesal karena hujan begitu tiba-tiba turun, padahal tadi langit tampak begitu cerah. Sesampainya Bomi di halte.

"Huh, beruntung aku tidak jauh. Bagaimana jika aku masih jauh dari halte. Bisa-bisa pakaian dan diriku basah karna hujan" omelnya mengacak rambutnya yang basah sedikit.

Xi Luhan yang kebetulan melewati jalan itu pun meminta sang supir untuk menghentikan mobil yang di kendarai. Tepat di depan Bomi, mobil itu berhenti. Xi Luhan keluar menenteng payung, memayungi dirinya agar ia tidak basah. Bomi yang sibuk dengan dunianya sendiri pun tidak sadar akan kehadiran Xi Luhan.

"Beautiful girl" sapa Xi Luhan ramah, membuat Bomi mendongakkan kepalanya dengan kening mengerut bingung seraya melirik kiri kanan. "Beautiful girl" ucap Luhan lagi menatapnya lekat.

"Apa kau berbicara denganku" canggung Bomi bertanya yang di tatap oleh Luhan itu. Luhan mengangguk mengiyakan.

"Beauty, kau sedang menunggu bis kah. Kau ingin kemana ?. Aku bisa mengantarmu ke tempat tujuan. Kau ingin kemana, katakanlah. Beauty"

"Sebelum itu maaf, bukan aku ingin menolakmu. Tetapi kita ini bukan dua orang saling dekat dan di tambah lagi aku tidak mengenalmu. Itu mobilmu bukan. Maaf kau pergilah. Terimakasih atas tawaran itu" ucap Bomi menolak halus ajakan Luhan dan berjalan ke samping beberapa langkah. Luhan tampak kecewa.

"Tetapi aku mengenalmu, kau bekerja di perusahan keluarga Chae kan. Aku pernah melihatmu di sana, ketika kau di seret pergi oleh security. Apa kau tidak melihatku sama sekali, aku juga berada di ruangan itu bersama direktur Chae Hyungwon. Tepatnya di depan tempat duduk yang tempati. Apa kau tidak melihatku"

Only OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang