Part 12

276 27 6
                                    


"Tidak terasa waktu telah menunjukan pukul 7 malam. Sepertinya kita terbuai oleh cerita masing-masing. Sampai ketemu lagi dan jangan terlalu memikirkan masalahmu itu. Semangat" ucap Bomi dan melambaikan tangannya kepada Hayoung setelah Hayoung turun dari bis.

"Eonie, terima Kasih dan hati-hati di jalan, selamat malam" balas Hayoung tersenyum senang. Bomi pun membalas senyuman dari Hayoung. Bis pun berjalan dan sosok Hayoung semakin kecil di mata Bomi, Bomi yang tadinya tersenyum itu pun berubah menjadi sedih.



Aku tidak tau apa yang harus aku lakukan sekarang. Di satu sisi aku ingin membantu Wonho dalam masalah orang yang di sukai itu. Tapi.., di sisi lain, ia tidak percaya padaku dengan apa yang aku katakan tadi. Huh, sepertinya aku memang harus pergi dari rumahnya hari ini. Tapi kemana aku harus pergi dengan keadaan sudah malam seperti ini.. batin Bomi, bis pun berhenti di halte dan Bomi segera turun dari bis itu.

Bomi pun melangkahkan kakinya lemah tidak bersemangat, dengan kebingungan menyelimuti wajah cantiknya itu. Sesekali ia menghela napasnya dengan sangat berat dan terdengar sangat lelah.
Ia pun menghentikan langkahnya dan menatapi rumah yang tidak terlalu besar namun memiliki dua kamar di dalam rumah itu. Bomi pun menghela napasnya kembali sebelum memasuki rumah itu. Setelah ia merasa lebih baik, ia pun membuka pintu utama itu perlahan.



"Kau sudah pulang ?" tanya Wonho seketika melihat Bomi sudah masuk ke dalam rumah. Bomi meliriknya sekilas dan berjalan ingin masuk ke kamar.

"Tunggu" ucap Wonho kembali, membuat Bomi menghentikan langkahnya dan berbalik.


"Aku tau apa yang ingin kau katakan. Baiklah, aku akan pergi dari rumahmu sekarang juga. Kau tidak usah susah-payah mengatakan maupun menjelaskan padaku tentang itu" ujar Bomi dan meraih dompetnya dari tas yang ia bawa. Wonho melihatnya bingung.

"Ini. Ini adalah uang sewa yang harus aku bayar padamu. Jika kurang, kau bisa mengatakannya langsung padaku jika aku sudah selesai membereskan barangku. Kau hitunglah berapa jumlah uang itu" ucap Bomi melangkahkan kakinya pergi ke kamarnya. Wonho pun menatapnya bersalah.



......

"Maafkan aku" ucap Hayoung setibanya di kamar Hyungwon. Hyungwon yang sedang mengecek beberapa berkas pun melihatnya heran.

"Untuk apa, apa kau melakukan kesalahan sehingga kau harus meminta maaf padaku. Memangnya apa yang telah kau lakukan ?" tanya Hyungwon heran. Hayoung pun segera duduk di sampingnya.

"Masalah kencanmu itu" jawab Hayoung. Hyungwon pun tersentak kaget.


Apa Hayoung sudah tau tentang itu. Tapi, kenapa ia meminta maaf padaku. Bukankah seharusnya ia menjambak rambutku atau memarahiku habis-habisan sampai ia puas seperti biasanya. Kenapa ia tidak melakukan itu padaku sekarang, apa ada maksud tersembunyi di sebalik kata maafnya itu... batin Hyungwon bertanya-tanya dan menatap Hayoung curiga. Hayoung yang menyadari tatapan dari Hyungwon pun tersenyum tipis.


"Aku tau kau pasti akan bertanya-tanya kenapa aku tidak marah dan kesal padamu. Sebenarnya aku sudah tau apa yang terjadi padamu dengan Gyuri. Ternyata aku salah mengenalkan wanita itu untukmu, maafkan aku ya. Aku tidak tau jika sikap ramah Gyuri itu membuatku tertipu. Aku pikir ia orang yang mudah menahan emosinya itu dengan baik. Tapi ternyata dugaanku salah, maafkan aku ya" ucap Hayoung bersalah.

"Aneh. Sejak kapan kau bicara lembut dan sopan padaku seperti sekarang ini. Apa yang terjadi sehingga kau bisa berubah seperti itu. Apa kau salah makan sesuatu tadi" tanya Hyungwon mengerenyit heran.

"Sesekali berlaku sopan padamu itu tidak apa-apa kan. Lagi pula, sekarang aku sedang dalam mood yang baik. Aku bahagia telah bertemu dengan seseorang hari ini, orang yang sangat mengerti dengan keadaanku. Orang yang tidak melihatku dengan tatapan hina. Huh.. Setelah aku menceritakan semua masalahku, aku menjadi jauh lebih baik lagi rasanya" ujar Hayoung membuat Hyungwon menatapnya semakin heran.



Only OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang