Part 21

218 22 2
                                    


"Waktulah yang akan menjelaskan kesalahpahaman ini. Tetapi, mau sampai kapan aku harus merasa bersalah dan kecewa atas sikap Namjoo itu. Apa ia sama sekali tidak merasa bersalah padaku" ucap Naeun nanar.

"Naeun, aku akan berusaha menjelaskan ini semua pada Namjoo. Kau bertenanglah, aku akan membantumu mengatakan itu padanya" ujar Chorong menepuk pundak Naeun pelan.

"Bagaimana jika itu tidak berhasil dan bagaimana jika ia juga ikut menyalahkanmu nantinya. Aku tidak mau itu sampai terjadi" ucap Naeun. Chorong tersenyum.

"Ia tidak mungkin akan menyalahkan aku jika aku berkata dengan lembut dan tenang. Aku rasa ini akan berhasil. Jika tidak maka aku akan melakukan sesuatu untuk menyadarkannya" jawab Chorong mengyakinkan Naeun.

"Memangnya, apa yang akan kau lakukan ?" tanya Naeun menautkan keningnya.

"Jangan panggil aku Chorong jika aku tidak bisa melakukannnya. Kau tunggu dan lihat saja nanti" ucap Chorong tegas terdengar misterius. Naeun bergeridik ngeri mendengarnya.

.....




"Bibi, apa hari ini aku tidak akan mengiris bawang lagi ?" tanyanya heran, siapa lagi kalau bukan Bomi. Yang mengerut keningnya heran menatap kosong ke bawah, tidak melihat adanya tanda-tanda dari bawang merah.

"Stok bawang merah yang kau goreng kemarin masih ada banyak lagi. Entah kenapa itu bisa terjadi tidak seperti biasanya" jawab bibi keheranan.

Apa bibi menyalahkanku.. batin Bomi yang sedikit tersinggung dengan ucapan bibi.

"Hari ini kau bantu bibi di luar sana. Keluarlah dari dapur, biasanya banyak pelanggan yang akan datang pada hari sabtu ini" ujar bibi itu pergi.

"Baiklah" jawab Bomi pasrah. Memakai celemek dan keluar dari dapur menyusul bibi.

.....




"Mengapa Cinta itu harus berakhir tragis dan bukan dengan kebahagian. Apa itu berarti tidak boleh memiliki cinta dalam kehidupan. Kenapa itu harus terjadi" ucapnya nanar, tangan menopang pipi kirinya lemah seraya menatap sayu ke depan.

"Apa maksudmu, siapa yang sedang kau bicarakan hah. Kenapa kau menjadi sangat dramatis" heran temannya meneguk minuman kaleng dan habis.


"Jiho, aku bukan sepertimu yang bisa mengabaikan Cinta itu begitu saja. Aku sangat membutuhkan Cinta dalam hidupku. Aku baru saja di putuskan oleh Hyerim secara sepihak karna ia tidak mau mengenang masa lalu yang menyulitkannya itu. Aku tidak tau apa yang harus aku lakukan agar ia kembali bersamaku lagi" ujar Chanyeol pasrah meneguk minuman keras (bir) yang baru saja ia beli dan membawa ke rumah Jiho yang sederhana itu.

"Itu tidak juga berarti kau harus memandingkan aku denganmu. Cintamu itu tidak sulit jika kau berusaha dan membuatnya mengerti. Sedangkan aku, aku telah berusaha untuk mengyakinkan ayahnya jika aku sangat mencintai putrinya. Dan apa yang aku dapatkan, aku malah selalu mendapatkan hasil yang sama saja. Ayahnya tidak mau menerima orang yang miskin sepertiku" balas Jiho membuka minuman bir dan meneguk sehingga setengah kaleng. Chanyeol menoleh ke arahnya dengan malas.


"Huh, ia pergi begitu saja ketika aku bertanya padanya. Apa ia masih mencintaiku atau tidak. Ia pergi, dan kakiku kaku tidak bergerak pada saat itu juga" ujar Chanyeol lagi.

"Jika begitu, kau segera ke rumahnya saja. Tidak sulitkan" saran Jiho lagi.

"Bahkan aku tidak tau di mana letak rumahnya sekarang. Aku tidak tau ia tinggal di kawasan mana dan sama sekali tidak tau alamatnya sedikit pun. Kau juga tau jika aku baru saja datang ke sini dan aku baru saja berteman denganmu. Memangnya apa yang bisa aku lakukan sekarang" jawab Chanyeol menopang dagunya di atas meja.

Only OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang