Part 39

474 44 52
                                    


Sinar terang menyambut perhatian dari seseorang pria tampan. Hyungwon.
Hyungwon terbangun dari tidurnya dan membuka matanya perlahan. Dalam keadaan masih terasa pusing ringan. Ia mengerjapkan matanya menatap sekeliling ruangan yang ia kenal. Kamar bernuansa pink blossom mewarnai setiap celah. Hyungwon memijat-mijat kepalanya sakit.
Ia tidak mengerti kenapa ia bisa berada di kamar seorang wanita. Terlebih lagi wanita itu adalah orang yang ia bentak kemarin. Hyungwon mencoba mengingat semua itu, tetapi ia tidak bisa mengingatnya sama sekali.
Hyungwon pun keluar dari kamar dan tanpa sengaja matanya melihat sosok yang ia kenal sedang tidur nyenyak. Ia berjalan perlahan mendekati sosok itu agar tidak terjaga akan kehadirannya dan ia duduk di depan seraya memandangi wajah polos dari seorang Yoon Bomi.

Aku tidak tau kenapa aku bisa berada di sini dan kenapa bisa aku tidur di kamarmu. Kepalaku pusing untuk mengingat itu semua. Apa aku terlalu mabuk sehingga tidak bisa mengingatnya. Huh.., Hyungwon kau payah... batin Hyungwon mengutuk dirinya yang bingung itu. Hyungwon beranjak ke dapur mencari sesuatu.

Bomi bangun dari tidurnya dan langsung duduk seraya mengelus lehernya sakit. Ia merasakan ngilu pada lehernya sekarang. Posisi tidurnya kurang pas semalam. Matanya masih menyipit dan ia sedikit menguap pelan.


PRAAANG...
Sesuatu terjatuh dari arah dapur dan suara itu sukses membuat Bomi membuka matanya normal. Bomi terperanjat kaget bukan main. Segera saja ia berlari ke arah dapur dan ia terkejut mendapati Hyungwon menjatuhkan gelas ke lantai. Yang menunjukkan wajah polos tanpa dosa.


"Kau.. Apa yang kau lakukan pada dapurku hah ?" tanya Bomi terdengar aneh dan kesal. Hyungwon menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu.

"Aku tidak sengaja menjatuhkannya. Maaf" ucap Hyungwon santai dan asal. Bomi mendengus dingin. "Aku akan membersihkannya. Jadi kau tidak usah marah seperti itu" tambah Hyungwon lagi dan membersihkan pecahan gelas itu. Tanpa sengaja Hyungwon malah melukai tangannya sendiri, ia pun meringis pelan. Bomi berdecak pelan dan pergi mengambil sesuatu. Beberapa saat kemudian, Bomi datang membawa kotak persegi empat dan memberikan kotak itu pada Hyungwon. Hyungwon mengerut bingung.


"Obati lukamu. Aku akan membersihkannya" perintah Bomi datar. Hyungwon yang mulai mengerti itu pun menuruti ucapan Bomi. Lalu Bomi pergi membersihkan serpihan kaca itu dan membuangnya ke tong sampah. Hyungwon yang sedang mengobati lukanya itu pun terhenti dan melihat ke arah Bomi. Bomi telihat dingin dan tidak peduli dengan dirinya di sini. Hyungwon tidak suka itu.
Bomi membuat segelas teh dan ia berikan untuk Hyungwon.

"Aku tau jika habis minum itu akan terasa pusing, terlebih lagi jika itu jarang di lakukan. Selagi masih hangat direktur minumlah. Direktur pasti akan merasa lebih baik lagi" ujar Bomi datar dan pergi. Hyungwon menatapnya yang dingin itu.

Apa yang terjadi. Kenapa aku merasa ia sedikit berubah. Sebenarnya apa yang telah terjadi sehingga ia acuh tak acuh padaku. Apakah aku berbuat salah padanya... batin Hyungwon bertanya-tanya.


Kemeja kotak-kotak berwarna merah di padukan dengan rok hitam selutut memancarkan kecantikan yang di miliki oleh Bomi. Ia terlihat sangat cantik lebih dari biasanya. Bomi menatapi dirinya sendiri dan bergumam kecil.

"Apa kurangnya aku dengan perempuan yang lainnya. Apakah aku kurang cantik dan menarik. Huh~" Bomi mengeluh. Ia pun beranjak pergi dan sebelum itu ia menoleh ke arah dapur. Ia tidak mejumpai keberadaan Hyungwon di sana. Ia menghela napasnya berat. "Mungkin saja ia telah pergi. Apakah aku terlalu dingin padanya tadi ?. Tetapi peduli apa dia. Aku kan bukan siapa-siapanya direktur" gumam Bomi pelan.


Bomi pun berangkat kerja menuju halte. Ia akan menunggu bis dan hanya bis lah kendaraannya untuk saat ini. Jika ada Wonho, mungkin Wonho sudah memboncengnya pergi bekerja bersama-sama.

Only OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang