Part 9

304 26 2
                                    


"Kau. Kau ada di sini. Kapan kau ada di sini dan kenapa aku tidak melihatmu ?. Apa jangan-jangan aku salah lihat sekarang atau kau bukan manusia. Astaga, astaga, apa yang terjadi padaku , kepalaku pusing. Apa yang terjadi pada pak direktur. Apa yang terjadi" tanya Bomi memukul-mukul kepalanya sendiri yang kebingungan itu.

"Apa kau sudah tidak waras. Kenapa kau berteriak mengatakan 'tidak, jangan melakukannya' sebenarnya apa yang terjadi padamu. Apa kau bermimpi. Tapi sepertinya tidak, bahkan kau tidak tidur sejak aku melihatmu yang berteriak seperti orang gila tadi" heran Hyungwon. Bomi pun menatapnya kaget.


"Apa. Aku berteriak seperti orang gila. Benarkah seperti itu. Oh ya ampun, dimana aku akan meletakkan wajahku ini. Pasti orang beranggap aku sudah tidak waras. Aduh, apa yang terjadi padaku. Apa tadi aku benar-benar berhalusinasi. Oh astaga" ujar Bomi bertanya-tanya pada dirinya sendiri.

"Letakkan saja wajahmu di selokan dan tidak mungkin ada yang ingin melihatnya"  jawabnya mengejek, Bomi pun berdecak kesal.

"Jangan berkata seperti padaku" ucap Bomi cemberut tidak terima. Hyungwon memutar kedua bola matanya malas.

"Ngomong-ngomong, aku penasaran padamu. Apa yang kau lakukan di sini, bukankah seharusnya kau masih berada di kantor. Bahkan kau mengatakan jika kau sedang sakit tiba-tiba dan apa ya.., jika kau sembuh juga secara tiba-tiba seperti itu atau jangan-jangan kau bolos ?" tanya Hyungwon melipat tangan di dada dan menatap Bomi dengan intens, Bomi yang di tatap pun menjadi gelisah.


"Aku tidak bolos. Aku, aku tadi pergi sebentar lalu aku melewati jalan ini dan ya, aku melihat seorang wanita ingin terjun ke danau itu" jelas Bomi menunjuk arah danau. Hyungwon pun langsung tertawa mendengar ucapan dari Bomi. Bomi pun mengerenyit heran pada Hyungwon.

"Wanita ingin terjun ke danau. Hahaha, apa kau benar-benar sudah tidak waras alias gila. Oh ya ampun nona Yoon Bomi, sejak tadi kau berdiri di sini sendirian dan tidak ada siapapun selain aku dan kau di sini. Sebenarnya apa yang kau pikirkan sehingga kau tidak sadar seperti itu. Apa yang kau pikirkan hah ?" tanyanya penasaran. Bomi pun semakin mengerenyit heran mendengar ucapannya barusan.

Tadi aku melihat wanita itu dengan mataku sendiri dan ia berkata tidak ada siapapun di sini, apa ia membohongiku. Tapi, kenapa harus ia berbohong jika itu benar. Astaga, sepertinya sebentar lagi aku akan mulai gila. Oh, ini tidak boleh terjadi padaku...batin Bomi cemas.

"Hello, apa kau sedang mencerna kata-kataku tadi ?" tanyanya heran, melambaikan tangannya di depan wajah Bomi.
Apa yang di pikirkan oleh gadis konyol ini, aneh. Ah , ya sepertinya aku harus menyadarkannya kembali ke dunia nyatanya ini... batin Hyungwon sembari menatap Bomi dengan senyum penuh arti.



PLETAK.....
Hyungwon segera menjitak Bomi dengan keras. Sehingga Bomi pun meringis kesakitan.



"Kenapa menjitakku ?" tanya Bomi mengelus kepalanya dengan kesal.

"Kenapa menjitakmu, sepertinya aku tidak menjitakmu" elak Hyungwon.

"Aku tidak percaya. Jelas-jelas pak direktur telah menjitakku tadi. Jika bukan pak direktur yang menjitakku , memangnya siapa yang telah menjitakku ?. Di sini kan tidak ada orang lain, selain direktur dan aku" ucap Bomi tidak terima, Hyungwon pun mendengus kesal.

"Baiklah-baiklah, memang aku yang menjitakmu puas" tanya Hyungwon geram,  Bomi pun menganggukkan kepalanya tanda puas. Hyungwon pun mengertakkan giginya kesal.



"Kau tau kenapa aku menjitakmu ?" tanya Hyungwon lagi. Bomi pun melihatnya ingin tau.

"Itu karna kau termenung setelah aku bertanya padamu tadi, karna dari itu aku menjitakmu. Tindakkanku benar bukan ?, dari pada kau kerasukan setan nantinya. Ya sudahlah lupakan apa yang kita bicarakan, kembalilah ke kantor atau aku akan memecat karyawan malas sepertimu" ancam Hyungwon melangkah pergi meninggalkan Bomi yang menatapnya kaget.



Only OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang