Part 26

205 25 5
                                    

BESOKNYA....

"Baguslah jika kau sudah sadar, apakah kau sudah baik-baik saja hah ?" tanya Hayoung datar, bertanya kepada Hyungwon yang baru saja sadar dari tidurnya. Hyungwon mendengus.

"Kasar sekali. Apakah itu cara berbicara dengan orang yang sedang sakit. Sopanlah sedikit" tegur Hyungwon tidak suka.

"Untuk apa aku harus bersikap sopan kepada orang bodoh sepertimu. Bukankah kau yang mencari masalah atas semua ini" jawab Hayoung ketus.

"Apa yang kau katakan. Oh ya, bagaimana bisa aku berada di sini. Aneh" bingung Hyungwon melihat dirinya ada di rumah sakit.


"Bomi. Bomi yang mengantarmu ke sini ketika kau terluka kemarin. Berkatalah dengan jujur padaku, ketika kau mengirim pesan kemarin. Apakah kau benar-benar sudah pergi dari restoran itu bersama Bomi. Apakah kau tidak berbohong ?" tanya Hayoung, Hyungwon tidak berani melihat Hayoung.

"Mengapa, apa alasannya kau harus berbohong. Kau tau, aku merasa bodoh dengan tindakan yang kau lakukan. Apakah kau tidak merasakannya hah ?. Aku memintamu untuk menerima Eonie Bomi untuk bekerja kembali di kantormu itu. Lalu kenapa bisa kau memutar semua inti masalah itu menjadi rumit. Katakan padaku, kenapa hah ?" tanya Hayoung menaikan nada suaranya emosi menatap Hyungwon. Hyungwon bergeridik ngeri. Ia tidak pernah melihat Hayoung semarah itu padanya.


"Hei.. Kenapa kau emosian seperti itu" ucap Hyungwon. Hayoung berdecak kesal.

"Apa yang kau lakukan terhadap Bomi sehingga ia sangat marah padaku. Kenapa kau membuat masalah baru padaku. Kenapa ?" tanya Hayoung bergetar, Hyungwon menatapnya cemas.

"Hayoung"

"Jelaskan padaku, apa kau mempunyai dendam kepada Eonie sehingga kau begitu tega melakukannya. Apa alasannya. Katakan, apa alasannya ?" emosi Hayoung semakin menjadi-jadi.

"Apa yang kau katakan" tanya Hyungwon lagi, Hayoung menatapnya tajam. Lalu berlalu pergi meninggalkan Hyungwon yang kebingungan itu. Perkataan Hayoung berputar-putar di kepalanya yang sukses membuatnya keheranan.

"Memangnya apa yang telah aku lakukan" gumam Hyungwon berpikir keras. "Oh tidak. Kenapa aku bisa lupa. Astaga Hyungwon, mau kau taruh di mana wajahmu ini jika bertemu dengannya nanti. Astaga. Kenapa aku bisa berbuat seperti itu" ucapnya mengacak rambutnya frustasi setelah mengingat ciuman yang ia berikan kepada Bomi.




CEKLEK...
Pintu ruangannya terbuka, Hyungwon segera menoleh. Seorang suster masuk ke dalam.


"Permisi, maaf jika menganggu istirahat tuan" ujar suster itu ramah, Hyungwon diam tidak menjawabnya disebabkan ia heran melihat suster itu membawa sesuatu.

"Itu. Apa itu, kenapa ada bercak darah ?" tanya Hyungwon bingung.

"Oh ini. Ini adalah pakaian tuan yang tuan pakai kemarin" jawab suster itu.

"Bawa kesini. Aku ingin melihatnya" pinta Hyungwon.

"Tapi, ini kotor tuan dan juga.."

"Itu adalah pakaianku. Jadi berikan saja" potong Hyungwon kesal. Suster itu hanya bisa mengangguk dan memberikan lipatan baju itu kepadanya. Kemudian suster itu pun pergi.


Ternyata lukaku cukup parah juga... batin Hyungwon dan tersenyum melihat bercak darah yang ada di pakaiannya kemarin. Ia pun membuka lipatan baju itu dan sesuatu terjatuh dari dalam sana.

"Apa itu" ujar Hyungwon heran dan segera turun dari ranjang. Sena tiba-tiba datang dan terkejut melihat Hyungwon.


"Hyungwon, apa yang kau lakukan ?" tanya Sena cemas menghampirinya. Hyungwon menoleh sejenak, lalu berjongkok mengambil yang terjatuh tadi.

Only OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang