Part 4

426 27 0
                                    

Sepertinya masalah kemarin membuatku pusing setengah mati. Apa aku sudah tidak waras dengan semua yang telah terjadi. Aku mengungkapkan perasaan padanya secara tiba-tiba dan tidak sengaja. Dimana aku harus meletakkan wajahku ketika aku harus bertemu dengannya nanti. Ya ampun Chae Hyungwon, kau telah melakukan kesalahan besar. Bagaimana jika ia mengingat itu semua, ia pasti akan mengejekmu. Bagaimana jika ia memberitahu ini ke orang lain. Bagaimana jika kejadianku kemarin tersebar olehnya, bisa-bisa aku dicibir oleh orang nantinya. Bagaimana jika... Fiuh~... Tenang Hyungwon, tenangkan dirimu dan jernihkan pikiranmu sekarang. Tapi, bagaimana jika orang lain yang menyebarnya, misalnya para gadis genit yang ada di luar ruanganku itu. Aku sangat pasti jika mereka bertiga telah mendengar semua ucapanku pada gadis konyol itu. Astaga Hyungwon, bersiaplah untuk menerima tatapan dari karyawanmu itu. Terutama tatapan gadis konyol yang telah kau ungkapkan perasaanmu padanya.. Apa yang harus aku lakukan.. batin Hyungwon mendadak gelisah. Ia pun mengacak rambutnya frustasi dengan wajah cemas.




Ttok.. Ttok.. Ttok..
Suara ketukan pintu terdengar di telinga Hyungwon. Hyungwon pun langsung tercekat kaget mendengar ketukan pintu itu. Mendadak ia menjadi sangat gugup, detakkan jantung terpompa kencang. Ia pun menahan nafasnya yang memburu akibat detakkan jantung yang terpompa hebat itu..

"Apa yang harus aku katakan padanya. Bahkan memikirkan ide saja belum terpikirkan untukku. Apa yang harus aku lakukan" gumam Hyungwon kebingungan.



Ceklek....
Knop pintu itu berbunyi, perlahan-lahan seseorang pun masuk ke dalam ruangannya. Mata Hyungwon pun langsung fokus ke arah pintu ruangannya itu. Di lihatnya seorang wanita cantik nan imut menghampirinya sembari membungkuk hormat. Siapa lagi kalau bukan Bomi, Yoon Bomi. Orang yang telah membuatnya pusing akibat perkataannya sendiri.





"Selamat pagi pak direktur Chae. Ada perlu apa memanggilku kemari, apa pak direktur memerlukan bantuanku ?" tanya Bomi dengan sopan namun raut wajah yang ketakutan. Takut akan perkataan Wonho menjadi kenyataan akibat dari insiden kecil yang telah terjadi padanya. Begitu juga Hyungwon, ia berusaha untuk lebih tenang.

"Silahkan duduk" ucap Hyungwon mempersilahkan Bomi duduk.  "Terima Kasih" ucap Bomi singkat.



Sebenarnya apa yang akan ia katakan padaku, kenapa aku menjadi sangat cemas. Apa ia akan memecatku seperti yang di katakan oleh Wonho. Astaga, jika itu sampai terjadi maka dimana aku harus tinggal. Aku tidak mungkin harus menyusahkan Wonho selama hidupku. Astaga, aku mohon jangan pecat aku.... batin Bomi menundukkan wajahnya yang cemas itu.

Hyungwon ayolah, carilah sebuah ide untuk mencari alasan kenapa kau memanggilnya kemari. Aku lupa apa yang harus aku katakan padanya. Astaga Hyungwon dasar payah, mungkin si konyol itu sudah menunggu ucapanmu sekarang ini.... batin Hyungwon berpikir, apa yang harus ia katakan pada Bomi. Bomi melirik sekilas ke arah Hyungwon. Di lihatnya Hyungwon terdiam tanpa kata dan tampak sedang berpikir dengan keras.


Apa ia benar-benar akan memecatku... batin Bomi semakin gelisah.
.......




"Naeun" panggil Namjoo, Naeun pun segera menghampiri Namjoo. "Ada apa ?" tanya Naeun pelan, Namjoo pun menunjuk ke arah ruangan Hyungwon menggunakan dagunya.

"Apa kau memikirkan hal yang sama seperti yang aku pikirkan sekarang ini ?" tanya Namjoo.


" bisa jadi. Aku takut jika apa yang kita dengar kemarin adalah nyata. Bagaimana jika Bomi benar-benar akan menikah dengan direktur Chae. Aku takut jika ia nanti akan memecatku dari pekerjaanku ini. Kau tau sendiri bukan, jika mencari pekerjaan itu tidaklah mudah" ucap Naeun dengan cemas.

"Sepertinya sebentar lagi, kita akan di pecat dari perusahaan ini olehnya. Kau pasti tau sendirikan jika kita adalah orang yang selalu membuatnya marah dan kesal setiap harinya. Aku sangat takut dengan kenyataan ini" ucap Namjoo yang juga ikut cemas.


Only OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang