Bab [10] Slowly Starting

2.5K 158 2
                                    

“Siapa yang sedang bersama dengan Masayu?” Aditya menyipitkan matanya, berharap bisa melihat lebih jelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Siapa yang sedang bersama dengan Masayu?” Aditya menyipitkan matanya, berharap bisa melihat lebih jelas. “Bukankah dia itu Nathan?”

Aditya menghentikan mobilnya tepat di depan Masayu dan Nathan. Sejak beberapa meter sebelum berhenti, mata setajam elang milik Aditya menangkap pemandangan yang membuatnya risi.

Dapat Aditya tangkap jika Masayu terkejut dengan kedatangannya. Karena, ya, selama menikah, baru kali ini Aditya mendatangi Masayu di sekolah. Entah kena angin apa Aditya hari ini. Mungkin dia merasa bersalah atas kebodohannya sendiri. Dia sudah berburuk sangka kepada Masayu. Padahal kenyataannya adalah Aditya memblokir nomor Masayu yang entah sejak kapan. Terlihat dari terakhir chat sekitar tiga bulan lalu. Bodoh memang.

Aditya menepikan mobilnya kemudian keluar menghampiri sang istri.

“Mobil siapa—oh, hai, Kak Aditya!” pekik Nathan melihat presensi Aditya.

“Apa kabar, Than?” Aditya beradu tos dengan Nathan, “lama juga Lo gak main ke rumah.”

“Dih! Gue mah sering main ke rumah,” ujar Nathan, “lagian Kakak lupa, ya, kalau Kakak udah gak serumah sama Radeva.”

Aditya tertawa. “Benar juga. Kadang gue suka lupa kalau udah gak serumah sama Deva dan udah menikah,” kata Aditya.

“Gue juga baru tahu kalau Kak Ayu ini istri Lo, Kak,” ucap Nathan, “tadinya gue kira kakak sepupunya Deva. Eh, ternyata istrinya Kak Adit. Padahal awalnya gue mau tepe-tepe dikit.”

“Dih, Bocah! Bini gue lu embat, siap-siap sunat ulang,” ancam Aditya.

Nathan tertawa lepas. “Maaf, maaf. Namanya juga gak tahu. Iya, kan, Kak?” Nathan menatap Masayu, meminta pembelaan.

Masayu melempar senyum lima jari termanisnya kepada Nathan. Aditya sempat tertegun sejenak. Dia belum pernah mendapatkan senyuman itu. Dia juga ingin mendapatkan senyuman itu. Baru kali ini, Aditya menginginkan hal remeh. Tetapi, sungguh. Aditya sangat ingin melihat Masayu memberikan senyuman paling indah untuknya.

Aditya berdeham, menghentikan Masayu dan Nathan yang kembali bercengkerama. “Ay, ayo ikut,” ujar Aditya kikuk.

Jujur, Aditya bisa dengan lantang serta percaya diri saat bicara di muka umum. Berbeda halnya ketika hendak mengajak bicara Masayu, kepercayaan diri seorang yang selalu dilihat oleh semua orang tiba-tiba lenyap tak bersisa.

“Kak, aku izin menyusul Radeva dan yang lain ke lapangan basket,” pamit Nathan.

“Oh, baiklah.” Masayu kembali tersenyum. “Jangan lupa apa yang kuminta tadi!”

“Siap, Kak!” sahut Nathan sembari berlari memasuki area sekolah.

Ngomong-ngomong, tadi Masayu dan Nathan sedang duduk berdua di depan gerbang sekolah. Keduanya menggantikan Pak Jajang (satpam kampus) yang sedang melaksanakan salat duha. Awalnya hanya Masayu, karena kebetulan dia tidak memiliki jadwal mengajar. Beberapa saat kemudian Nathan bergabung sembari membawakan air mineral untuk Masayu.

END || Reckless [18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang