Bab [89] Fathers and Regrets

470 29 0
                                    

Bukan ini yang aku harapkan, Berengsek!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bukan ini yang aku harapkan, Berengsek!

“Kakak! Tunggu!”

Kabar buruk yang dibawa oleh Liam berhasil menggugah kesadaran Masayu. Tanpa memperhatikan kondisinya yang baru saja sadar, ia berlari dengan sekuat tenaga menuju UGD tempat Adnan dirawat. Persetan dengan tangannya yang terus meneteskan darah, karena ia melepas dengan paksa infus yang terpasang.

Tepat setelah pintu ruang rawatnya dibuka dengan keras, Masayu terbangun dari masa komanya. Dengan kondisi lemas dan setengah sadar, Masayu berusaha mencerna apa yang sedang terjadi. Terakhir yang ia ingat adalah kecelakaan di sekitar makam. Setelah itu, hanya ada kegelapan dan rasa kantuk yang membawanya tidur dengan sangat nyaman.

Kau harus bertahan dan hidup dalam penyesalan, Jauza sialan!

Masayu mengabaikan teriakan Juan, Janu, Zen serta Andre yang secara bergantian dan kadang bersamaan memanggil namanya. Dia terus berlari dengan langkah yang sedikit tertatih dan napas tersengal-sengal. Lemas serta degup jantung yang iramanya begitu cepat, membuat Masayu sesekali berhenti. Namun, ketakutan dalam dirinya lebih besar. Masayu mempercepat larinya menuju UGD.

“Di mana bajingan itu?!” Masayu membuka pintu tempat sang ayah dirawat dengan kasar, hingga menimbulkan suara gebrakan yang cukup keras.

Semua orang yang berada dalam ruang UGD itu menatap Masayu. Kondisi Masayu terlihat begitu memprihatinkan. Sungguh wanita yang malang. Meskipun tampak murka yang sangat membara, sesungguhnya semua orang di sana pun tahu ada rasa sedih sekaligus kehilangan yang sangat mendalam.

“Ay?” Aditya bergegas menghampiri Masayu, tetapi sang pujaan hati berjalan melewati dirinya.

Masayu menghampiri brankar yang ditempati oleh jasad sang ayah. Dengan tangan gemetar, Masayu membuka kain putih yang menutupi tubuh sang ayah.

“Ini tidak mungkin, kan?” lirih Masayu.

Masayu mengguncang tubuh sang ayah dengan kencang. Dia bahkan beberapa kali menampar wajah Adnan. Masayu berharap tindakannya barusan dapat membangunkan bajingan sialan itu dari tidur panjangnya.

“Kau harus ikhlas, Sayang.” Aditya merengkuh tubuh Masayu, menjauhkannya dari brankar tempat Adnan dibaringkan.

Tadi, belum sempat berangkat, Aditya dan Jonas dikejutkan dengan kabar bahwa Adnan memanggil Aditya untuk datang menemui dirinya. Tentu saja Aditya bergegas menemui sang ayah mertua. Sementara Jonas mengekor di belakangnya.

“Tolong jaga putriku.”

Tiga kata sebelum akhirnya Adnan benar-benar menghembuskan napas terakhir. Keterkejutan Aditya tidak sampai di sana saja. Kedatangan Masayu dengan kondisi yang sangat berantakan dan tangan yang berdarah-darah, membuat Aditya hampir gila menerima semuanya secara bersamaan.

“Lepaskan aku! Aku ingin memukulinya agar lekas bangun! Lepaskan aku!” Bukannya tenang, Masayu malah semakin menggila dalam pelukan Aditya.

Aditya terus memeluk sang pujaan hati sembari membisikkan kata-kata penenang. Mendengar teriakan Masayu yang sangat memilukan membuat Aditya turus merasakan kesakitannya.

END || Reckless [18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang