Bab [30] About Arini

3.3K 153 1
                                    

Plak!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Plak!

“Sialan kau, Royan!”

Pria bernama Royan Mahendra Atmajaya itu tersenyum miring. Walau wajahnya panas karena mendapat tamparan keras dari sang mantan istri, dia tetap tersenyum puas karena menang atas segalanya mengenai Arini.

“Kau brengsek! Kau menjebakku, Sialan!” maki Arini sembari terus memukuli Royan.

Masih segar dalam ingatan Arini tentang kejadian seminggu lalu. Dia sadar kalau malam itu Royan membawanya dan Aditya ke apartemen. Dia sengaja membuat seolah-olah Arini mengkhianatinya, agar hak asuh anak mereka jatuh ke tangannya. Dan, ya, kelicikan Royan berbuah manis.

Hari ini sidang putusan perceraian Royan dan Arini. Mereka resmi bercerai dengan hak asuh dimenangkan oleh Royan. Dan Royan cukup puas.

“Kenapa dari sekian lelaki, kau memilih Aditya?! Kau tahu sendiri, ‘kan, dia suami sahabatku! Aku menyayangi Masayu seperti adikku sendiri. Dan kau—sialan kau, Royan! Bajingan!”

Arini terus meraung, mengumpati Royan. Mantan suami sialannya itu benar-benar sudah keterlaluan. Kalau sudah begini, bagaimana cara Arini memberitahu kepada Masayu? Ah, tidak perlu sampai sana. Arini saja bingung harus bagaimana bersikap seperti biasa di depan Masayu.

Arini tahu bagaimana perjuangan Masayu selama ini untuk memenangkan hati Aditya. Dia tahu hampir semuanya, bahkan lebih tahu dibandingkan dengan Salman dan Arjuna. Arini tidak bisa membayangkan bagaimana hancurnya Masayu, saat dia tahu kenyataan bahwa suami dan sahabatnya bermain gila.

Harusnya Arini waktu itu melawan lebih kuat hingga hal menjijikkan itu tidak akan pernah terjadi. Tetapi, Royan sudah bergerak lebih cepat dengan menjejalkan sesuatu ke dalam mulutnya.

Andai saja malam itu Arini tidak datang ke klub tanpa Salman atau Arjuna, mungkin semua ini tidak akan pernah terjadi. Entah obat macam apa yang Royan paksa masuk malam itu, setelahnya tubuh Arini bereaksi aneh.

Satu minggu yang lalu, malam kejadian.

Entah sudah gelas ke berapa Arini menikmati martini favoritnya. Kepalanya sudah cukup berat hanya untuk sekedar mendongak. Tetapi, hasrat ingin menenggak minuman haram itu belum juga surut. Tenggorokannya terus menuntut lagi dan lagi. Sementara kepalanya sudah berdenyut, seolah berkata berhenti.

Kebiasaan buruk ini kembali muncul setelah ketahuannya perselingkuhan Royan. Jadi, sudah terhitung enam bulan ini, Arini melampiaskan emosinya dengan minum hingga mabuk berat. Biasanya, dia minum ditemani Salman dan Arjuna. Dua lelaki itu mendesak untuk ikut dengan alasan untuk menjaga Arini dari pria hidung belang.

“Kenapa dia harus selingkuh? Dan apa? Dengan Dewinta sialan itu? Ouh, dia tidak tahu kalau dia sedang memilih untuk mati dengan cara menyakitkan,” racau Arini.

Royan selingkuh dengan Dewinta, atasan sekaligus mantan kekasihnya. Arini yang merasa dikhianati pun langsung melabrak dan yang dia dapatkan hanya hinaan dari suaminya. Oh, haruskah Arini menyebut Royan sebagai mantan suami? Ah, sepertinya harus. Karena minggu depan adalah sidang putusan.

END || Reckless [18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang