Bab [20] Anniversary Preparation Riot

2.8K 159 1
                                    

“Woi, Juan! Balikin tepung gue!”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Woi, Juan! Balikin tepung gue!”

“Kok gue!?”

“Dari tadi yang di sini itu elu, ya, Anjing!”

“AAAAAAAAA! KAKAKKK!”

“Jangan lari-larian di dapur!”

“Jauhkan itu dari gue!!!”

“Woi! Ini kenapa tepungnya ada di sini?”

“Noh, tepung yang Lo cari di sana, Bang! Makanya melek, Anjing!”

“Juan, bahasa!”

Sorry, Abang!”

Masayu menatap malas para bocah yang sedang menginvasi dapurnya. Dia berdiri dengan sorot malas sembari melipat kedua tangan di depan dada. Penyesalan menghampiri dirinya karena sudah memberi tahu manusia-manusia perusuh itu soal rencananya nanti malam.

Mari kita cek presensi, siapa saja yang ada di rumah Masayu dan Aditya siang ini. Ya, kira-kira ada 3 geng yang berisi bocah-bocah absurd. Ada Radeva, Nathan, Abi, Zayyan dan Dyo. Lalu geng kedua, ada Juan, Zen, Jean, dan Andreas. Dan di geng bocil ada Ajun, Tito, Rivan, Rizvan dan Rio.

Bayangkan saja, betapa rusuhnya para manusia itu di dapur Masayu sekarang ini. Apalagi Radeva and the genk yang tidak berhenti menggoda para bocil.

“Kalau begini kapan kuenya akan jadi, Guys?” keluh Masayu lelah melihat keributan para manusia kelebihan energi di depannya.

“Ada yang bisa Jean bantu, Kak?” tawar Jean. Nama lengkapnya Jeandra Alfarizi Hanggara. Putra tunggal Tuan Hanggara ini memiliki kepribadian yang cukup tenang. Kepribadiannya seketika berubah saat bersama grup gilanya, yaitu, Juan dan kawan-kawan.

“Ini tepungnya, Kak.” Andre memberikan tepung yang ia temukan di ruang tamu. Entah kenapa tepung itu berada di ruang tamu. Dia sendiri juga heran. Nama lengkap Andre adalah Andreas Chandrawinata, pemuda tampan anak kesayangan Bapak Gustiawan Eka Chandrawinata. Dia satu kelas dengan Juan.

“Woi, woi, woi! Udah, Anjing! Kapan kuenya jadi coba kalau kalian malah polah kek bekantan, hah!?” omel Zen sembari menahan Juan yang hendak membalas Nathan. Nama lengkapnya adalah Zen Arsenio Fattah, pemuda yang tahun ini menjadi duta kampus. Dia adalah cogannya kampus. Jurusannya sama dengan Jean, yaitu, manajemen murni.

Akhirnya Juan dan Nathan berhenti bertengkar. Tidak di sini, tidak di kampus, dua manusia ini sering bertengkar. Salahkan pemuda yang kalau tertawa matanya tenggelam alias Nathan, karena dia yang memantik pertikaian dengan Juan. Katanya, tidak afdal jika tidak gelut dengan Juan. Gelut dengan Ravindra Juana Rahmani adalah jalan ninja Nathan.

Aneh, ‘kan? Suka-suka anaknya Bapak Yudha saja.

“Apa kebun binatangnya pindah kemari?” ketus Masayu, “perasaan sejak tadi anjingnya muncul terus.”

END || Reckless [18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang