Bab [14] Aditya's Jealousy

2.7K 150 1
                                    

Mata Aditya terpana melihat penampilan Masayu malam ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mata Aditya terpana melihat penampilan Masayu malam ini. Sejak pertama melihat Masayu, Aditya tidak bisa memalingkan pandangannya dari sang istri. Masayu itu pada dasarnya sudah cantik. Ditambah lagi dandanan natural plus mengenakan gaun keemasan. Masayu terlihat sangat cantik.

“Kau beruntung bisa menikah dengan perempuan seperti Masayu.”

Aditya langsung menatap Leon, putra kedua Hassandani Nasution. Ada sorot mata tidak suka dalam tatapan Aditya. Dia tidak ingin kecantikan istrinya dinikmati oleh orang lain. Masayu hanya miliknya. Masayu hanya milik seorang Aditya Nugraha Pradipta.

“Woah, kau tipikal suami posesif, ya,” celetuk Leon, “tenang, aku tidak akan merebut milik orang.”

“Ditambah lagi, sepertinya kalian saling mencintai. Aku tidak akan pernah bisa masuk ke dalam hubungan kalian,” imbuh Leon.

Sorot mata Aditya perlahan melunak. Pria dengan ego setinggi Burj Khalifa itu diam-diam menghela napas lega.

Malam ini, selepas makan malam dengan keluarga besar Hassandani, Aditya diajak berbincang-bincang seputar bisnis dengan Arkan, si sulung keluarga Hassandani Nasution. Sementara istrinya, Masayu, sudah ‘diculik’ oleh bumil cantik istri Min Yoongi. Tampaknya keduanya tengah mengobrol asyik di taman. Memang, ya, wanita kalau sudah satu frekuensi, mereka akan saling bicara dengan berbagai topik yang berbeda.

Di sinilah kemampuan multitasking seorang Aditya diuji. Dia mendengarkan Arkan dan Hassandani sembari mengawasi istri cantiknya. Entah mengapa, malam ini Aditya sangat takut kehilangan Masayu. Dia tidak akan mengalihkan pandangannya dari sang istri, mengingat ada dua singa jantan di sini. Mana keduanya—Arkan dan Leon, sama-sama single. Takutnya Masayu kepincut salah satu di antara mereka.

Tidak, tidak. Aditya baru mau memperbaiki hubungannya dengan Masayu. Jangan sampai dia kalah saing dengan orang luar macam Leon dan Arkan.

“Sudah, jangan ditatap seperti itu, Aditya. Istrimu tidak akan hilang kok,” goda Hassandani.

Aditya tersenyum kikuk sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

“Ngomong-ngomong, kapan kalian menikah?” tanya Hassandani.

“Tahun ini masuk tahun ketiga, Tuan—”

“Hei, sudah kubilang, kan? Panggil aku dengan sebutan Papi,” tukas Hassandani.

Hehe, iya, Pi,” kata Aditya.

“Apa kalian memang sengaja menunda punya momongan?” tanya Leon, “adikku saja sudah akan punya buntut.”

Ya! Kau pikir adik kita sapi, hah!?” sungut Arkan setelah menggeplak bahu Leon dengan sedikit suntikan kekuatan tenaga dalam. “Mereka pasti menunda karena ingin menghabiskan waktu berdua dulu, sebelum punya anak nantinya. Ya, kurang lebih seperti adikmu dan suami posesifnya itu.”

END || Reckless [18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang