Bab [21] Aditya's Regret

3.1K 159 1
                                    

“Argh! Sialan!”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Argh! Sialan!”

Aditya kembali tenggelam dalam tangisnya. Dia terus meneguk minuman haram berjenis wiski itu hingga di ambang batasnya. Pening di kepalanya tidak sebanding dengan rasa sakit yang menusuk hatinya.

Aditya terus menyalahkan dirinya sendiri. Apalagi saat mengingat Masayu yang tidak pernah mengungkit kejadian malam itu, membuatnya semakin hancur termakan penyesalan.

Bartender bar tempat Aditya mabuk, sampai tidak tega melihat sahabatnya itu menangis tersedu-sedu. Sebagai sesama pria, dia bisa merasakan penyesalan mendalam Aditya. Dari sekian purnama, baru kali ini dia melihat seorang Aditya menangis. Bahkan saat dia ditinggalkan oleh mantan kekasihnya dulu, Aditya tidak pernah menangis sampai seperti ini.

Aditya kembali mengisi selokinya dengan wiski lalu meneguknya dengan sekali tegukan.

Pantas saja Tiana selalu menanyakan apa dia memiliki riwayat penyakit jantung atau tidak. Ternyata ini yang dimaksud oleh perempuan arogan itu. Dia tidak mengira kalau bekerja sama dengan Tiana akan membuka fakta yang berhasil membuat Aditya terkejut setengah mati.

Rekaman CCTV yang diretas oleh Tiana menunjukkan bahwa dia hampir saja menghabisi nyawa Masayu. Namun, Janu berhasil menggagalkannya dan Aditya bersyukur untuk itu.

Sekarang Aditya paham, berasal dari mana teriakan-teriakan yang muncul dalam otaknya belakangan ini. Rupanya, semua itu adalah memorinya yang hilang begitu saja, namun, kini sudah kembali dengan sepenuhnya.

“Jangan berharap terlalu tinggi, dasar wanita murahan!”

Masayu terkejut melihat Aditya yang membuka matanya tiba-tiba.

“M—Mas, kau mau apa?” Masayu bangkit lantas perlahan mundur menjauhi Aditya.

Aditya bangkit dengan tubuh yang masih sempoyongan, meraih vas bunga kecil di atas nakas samping tempat tidurnya.

“Karena kehadiranmu, hidupku menjadi porak-poranda!”

Argh! Mas!”

Masayu menghindari vas bunga yang dilemparkan Aditya kepadanya. Namun, dia salah perhitungan. Harusnya dia menghindar ke sebelah kiri dan bukan kanan. Akibatnya, tulang kering kaki kanannya mengantuk sudut meja dengan cukup keras.

Masayu meringis menahan sakit. Namun, tampaknya Aditya masih belum berniat untuk menghentikan aksinya. Dia masih berusaha menyakiti Masayu.

Aditya menghampiri Masayu lalu menjambaknya dengan kasar.

“Apa kau pikir seorang Aditya Nugraha Pradipta mencintai perempuan seperti dirimu?” Aditya menghempaskan tubuh Masayu tepat di atas pecahan vas bunga yang ia lemparkan tadi. “Jangan pernah bermimpi, Nona!”

Argh!” Masayu memekik keras saat kedua telapak tangannya mendarat di atas pecahan vas bunga. Tentu pecahan vas itu melukai tangan Masayu, bahkan beberapa ada yang berhasil menancap dengan cukup dalam.

“Kau hanya perempuan kumuh yang dipungut mendiang ibuku!” sentak Aditya.

Tangan Masayu gemetar merasakan sakit luar biasa di kedua telapaknya. Darah segar menetes dari luka-luka di telapak dan pergelangan tangannya.

“Mas, sadar. Ini bukan Mas Aditya yang aku kenal.” Masayu menatap Aditya memelas. “Mas Aditya dalam pengaruh alkohol! Sadar, Mas!”

Aditya menginjak kaki kanan Masayu yang tadi mengantuk meja. “Aku cukup sadar untuk mengenali wanita gila harta seperti dirimu, Brengsek!” umpat Aditya lantas hendak menendang wajah Masayu.

“Aku hampir membunuh istriku sendiri, Jonas,” racau Aditya, “aku ... hampir membunuh wanita yang kucintai.”

“Demi Allah aku mencintai—ah, tidak, tidak. Aku sangat mencintai istriku.” Aditya terus meracau dengan tangis menghiasi.

Jonas tersenyum miring. “Saat mabuk begini kau mengingat Tuhanmu?” ledek Jonas.

“Aku termakan egoku sendiri. Aku ingin mengakui bahwa dia berhasil membuatku jatuh cinta kepadanya. Namun, egoku terus menolaknya, Jonas,” rengek Aditya yang sudah tidak kuat mengangkat kepalanya.

“Ya itu salahmu sendiri, Sialan! Bukankah aku dan Janu sudah bilang untuk menurunkan egomu, hah!?” omel Jonas.

“Aku menyesal!” pekik Aditya lantas menangis macam anak kecil kehilangan barang kesayangannya.

Jonas memutar bola matanya malas. “Berhenti merengek seperti anak kecil. Lebih baik aku menghubungi Janu agar lekas membawamu pergi dari sini. Jangan ke mana-mana! Paham?!” oceh Jonas lagi yang dijawab racauan oleh Aditya.

Jonas meninggalkan Aditya sendirian di pantri bar. Dia hendak menghubungi Janu untuk membawa pulang manusia itu dengan selamat. Jonas hanya takut kalau Aditya ‘diangkut’ oleh ani-ani berkedok mbak-mbak sosialita. Memang ini adalah klub elite di Surabaya, namun, ani-ani berkedok mbak-mbak sosialita tetap saja ada. Kalau sampai Aditya benar-benar ‘diangkut’ oleh mereka, bisa-bisa Masayu memutilasinya hingga menjadi bagian kecil.

“Mas.”

“Ay?” gumam Aditya.

Dalam pandangan Aditya, ia melihat Masayu duduk manis di depannya dengan senyum yang mereka indah.

Aditya berusaha menegakkan tubuhnya meskipun cukup sulit. “Apa ini benar-benar kamu, Ay?” tanya Aditya dengan kedua tangan yang menangkup wajah sang istri.

“Maafkan aku, ya, Sayang. Aku menyesal karena sudah menyia-nyiakan dirimu, ya?” rayu Aditya. “Ayo kita pulang bersama.”

***

Aditya meresapi penyatuannya dengan Masayu. Terasa sangat menggairahkan dan membuatnya terus-menerus ingin mencapai puncak bersama-sama. Seluruh kamar menjadi saksi betapa indahnya penyatuan dua insan itu.

Desahan sampai teriakan menggairahkan terdengar. Sungguh penyatuan yang gila. Andai ada orang yang mendengarnya, mungkin mereka akan memilih pergi karena enggan tertular gelombang gairah Aditya.

Aditya kembali mendapatkan puncaknya, meneriakkan nama Masayu dengan penuh kepuasan. Dua insan itu ambruk bersisian di atas ranjang dengan peluh yang membasahi mereka.

Aditya merengkuh tubuh Masayu, mengecup tengkuk sang istri lantas membisikkan kata cinta dan maaf berulang kali. Akhirnya, mereka sama-sama terlelap tenggelam dalam dunia mimpi.

Aditya tersenyum dalam tidurnya. Walau kesadaran hanya nol koma satu persen, dia masih bisa merasakan ada yang berbeda dari istrinya. Apa pun itu, intinya Aditya sudah berhasil memiliki Masayu sepenuhnya.


.
.
.
.
.
.
.

“Semua orang berhak bahagia. Termasuk kalian.”

***

Bersambung....

END || Reckless [18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang