Bab [66] Agreement

1K 59 11
                                    

Annyeong, Yeorobun
💜💜💜💜💜💜💜

Selalu jaga kesehatan, ya🥰
Borahae
💜💜💜💜💜💜💜

.
.
.
.
.
.
.

Brak!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Brak!

Masayu dan Juan terkejut setengah mati ketika pintu kamar dibuka dengan kasar. Ada sosok Aditya yang menjadi pelaku atas pendobrakan barusan. Persetan dengan kerusakan daun pintu, toh, bos besar De Familie Van Pradipta ini punya banyak uang. Jangankan daun pintu, Aditya bisa membeli penginapan ini secara tunai.

Aditya terlihat begitu kacau sembari melangkah menghampiri Juan dan Masayu. Juan sempat berpikir bahwa Aditya hendak menghajarnya, karena wajah pria itu terlihat sedang menahan emosi yang menggebu-gebu. Namun, prasangka Juan salah besar.

Bukan untuk menghajar Juan, Aditya malah duduk bersimpuh di sampingnya.

“Abang mohon jangan lakukan itu, Juan,” pinta Aditya.

Juan terperanjat melihat tindakan Aditya.

“Jangan pergi ke mana-mana, Abang mohon. Jangan kau, jangan pula Masayu.” Aditya tidak beringsut sedikit pun dari posisinya. Dia duduk bersimpuh dengan kepala tertunduk. “Abang mengakui segala kesalahan Abang. Hukum Abang dengan apa pun itu, asal jangan pergi bersama Masayu.”

“Kenapa? Setelah kakakku hampir mati, Abang baru sadar dengan kesalahan yang Abang perbuat?” ketus Juan.

Otak Aditya langsung terkoneksi pada pertengkarannya dengan Masayu waktu itu. Sungguh, kakak-beradik ini memiliki sifat dan sikap yang hampir sama.

“Bukankah aku sudah bilang kepadamu, Bang? Kalau kau tidak bisa mencintai Kakak, atau kau sudah bosan dengan Kakak, tolong kembalikan dia kepadaku!” Juan semakin sinis, menatap Aditya dengan tatapan penuh kebencian.

“Juan.” Masayu berusaha menenangkan sang adik. “Dengarkan penjelasan dari abangmu dulu, ya?”

“Kakak juga kenapa?” Juan ganti menatap Masayu dengan sorot kesal. “Dia sudah memperlakukan Kakak dengan sangat buruk. Kenapa Kakak membela dia?”

“Juan, Kakak tidak membela kakak iparmu. Kakak hanya ingin kau mendengarkan apa yang akan disampaikan olehnya. Setelah itu terserah kepadamu,” ucap Masayu.

Masayu tidak menyalahkan Juan atas sikapnya ini. Sama seperti ada asap, maka, ada api. Macam itulah ketika ada sebab, pasti ada akibat. Semua hal yang ada di dunia pasti ada sebab, pun disertai akibat. Ketika Juan membenci Aditya, pasti ada penyebabnya. Masayu sangat tahu apa pemicunya.

END || Reckless [18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang