Imagination or dream?

178 16 4
                                    

Mafumafu x Readers

___

Perjodohan. Pasti sebagian besar orang tidak akan setuju jika mereka di jodohkan, apalagi dengan orang yang benar benar mereka tidak tau. Namun, beberapa orang tua masih saja melakukan sistem perjodohan.

Mungkin ada beberapa yang mau dan tidak masalah dengan hal itu. Tapi bagaimana dengan yang tidak setuju?

"Aku tidak mau!".

"Kenapa? Ibu sudah mengenal orang tuanya. Mereka keluarga yang baik. Ibu dan Ayah yakin jika kau bersamanya, kau akan bahagia".

"Aku tetap tidak mau!".

Seorang gadis berlari menuju kamarnya dan membanting pintu kamar. Merebahkan tubuhnya dengan kasar ke atas kasur. Menangis dalam diam agar tak terdengar oleh siapapun.

"Kenapa mereka tidak mau mengerti? Aku tidak ingin jika hidupku di atur seperti ini! Ku mohon.. aku hanya ingin ada seseorang yang mengerti tentang diriku..".

Masih saja menangis.

"Kau baik baik saja?".

"Tidak!", ujarnya kesal.

Tapi beberapa detik kemudian ia sadar jika saat ini ia berada di kamarnya sendirian. Lantas suara siapa itu tadi?

Dengan hati hati, ia memberanikan diri untuk melihat siapa orang yang berada di dalam kamarnya. Saat perlahan melirikkan matanya, terpampang jelas sosok seorang pria berambut putih berada di sampingnya yang sedang duduk dan wajahnya begitu dekat dengan nya.

Manik mata gadis itu melebar dan seketika melonjak kaget hingga reflek memundurkan dirinya sambil berteriak.

"Kyaaaaaー aduh..", karena saking terkejutnya, kepalanya terbentur tembok.

"Eh, kau tidak apa apa?", pria albino itu semakin mendekat dan hendak menyentuh kepala sang gadis.

"KYAAAAAAAA!!".

*BRAK!!*

"Ada apa (y/n)?!", Ayah dan ibu sang gadis menerobos masuk.

Gadis itu semakin terkejut dan melirik ke arah pria albino. Ia takut jika orang tuanya memarahinya karena ada seorang pria di dalam kamarnya.

"Kenapa teriak?".

"E-eh? I-ibu dan ayah tidak melihatnya?".

"Melihat apa?".

"Eh.. A-tidak, bukan apa apa. Tadi ada kecoa, makanya (y/n) teriak. Hehe".

"Dasar, ibu dan ayah khawatir! Yasudah, istirahatlah ini sudah malam".

"I-iya".

Pintu kamar tertutup kembali. (y/n) terdiam memandangi si pria itu.

"K-kenapa?".

"Tidak, hanya saja aku heran. Aku bukanlah seseorang yang bisa melihat sesuatu tak kasat mata, tapi kenapa orang tuaku tidak bisa melihatmu sedangkan aku bisa?".

Pria albino itu sedikit terkejut ketika pipinya kirinya tersentuh oleh tangan si gadis.

"Eh? Aku bisa menyentuhmu!", wajah si gadis nampak terkejut namun sedikit senang.

"Bagaimana dengan benda? Apa kau bisa menyentuhnya?".

Lalu (y/n) mengambil sebuah gelas yang berada di atas meja kemudian memberikan kepadanya. Dan, Yup! Gelas itu dapat ia pegang.

"Woah! Apa kau bisa menembus dinding?".

"Eh.. Tidak bisa.. Aku tidak bisa menembus dinding", ucapnya dengan polos nan imut.

Utaite x Readers Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang