Senra x Readers
___
Malam ini, seseorang tengah menggelar sebuah pesta di sebuah club. Tak begitu banyak orang, hanya ada beberapa tamu biasa dan seorang tamu spesial. 2 orang tengah duduk santai di depan bar sambil meneguk segelas minuman yang mereka pesan.
"Maaf sebelumnya, karena untuk kali ini aku tidak bisa memberimu kado", ucap seorang gadis dengan lirihnya.
Seringaian kecil terlintas di wajahnya yang tampan sembari membasahi tenggorokannya dengan minuman beralkohol itu.
"Kenapa? Bukankah setiap tahun kau selalu memberiku hadiah ulang tahun?".Gadis itu menggigit bibir bawahnya dengan mata yang tertuju ke gelas birnya.
"K-karena.. kali ini cukup berbeda, bukan?"."Itu hanya pendapatmu saja, menurutku tidak begitu".
"Gomen..", lirihnya sehingga terdengar samar-samar.
Terkekeh sebentar lalu meletakkan gelasnya yang sudah kosong ke atas meja bar.
"Ayo kita berdansa", mengulurkan tangannya kepada gadis yang ada di hadapannya sekarang."Hm?!", matanya terbelalak kaget.
"K-kurasa kaki ku sedikit pegal", pandangannya tak bisa menatap lurus."Tidak usah mengelak, ayo pergi".
Gadis itu tak bisa menolak karena pergelangan tangannya sudah tergenggam erat oleh pria bersurai kuning itu.
Berdiri saling berhadapan di tengah-tengah ruangan dan di sekelilingi oleh semua para tamu undangan. Mereka berdua menjadi pusat perhatian kali ini. Sebelum itu, Senra, sang pria bersurai kuning itu menarik tangan kiri sang gadis bernama (y/n) ke pundak kirinya. Sedangkan tangan kirinya sendiri sedikit memeluk pinggang kanan (y/n). Lalu tangan mereka yang lainnya saling merekat kuat.
Tak lama kemudian suara iringan lagu mulai terdengar namun (y/n) menatap Senra dengan gusar.
"Aku tidak bisa berdansa..", bisiknya.
"Ikuti saja langkahku, kau akan bisa nanti", jawabnya di imbuhi dengan senyuman lembut.
Menelan salivanya dengan susah payah, akhirnya Senra mengawali gerakannya dengan perlahan di susul oleh (y/n) yang mengikutinya meskipun sedikit kewalahan.
"Tatap mataku dan percayalah padaku", ucap Senra di saat (y/n) yang sibuk melihat ke arah bawah kakinya untuk mengimbangi gerakan kaki Senra.
Awalnya ragu, tetapi ia mencoba untuk mengikuti ucapan si pria. Kedua manik mereka saling menatap lekat seakan waktu terhenti untuk mereka berdua.
Mereka terus berdansa, mengayunkan tubuh dan tangannya selaras dengan nada nada yang berbunyi. Hingga di akhir dansa nya, terdengar suara riuh tepuk tangan dari seisi club.
"Lihat, kau bisa kan?", ucapannya terjawab dengan anggukan kecil beserta senyuman manis dari sang gadis.
"Kau tunggulah di sofa sebelah sana, aku akan memesan makanan dan minuman", Senra menunjuk ke arah sofa biru yang berada di ujung.
(y/n) patuh setelah mendengar ucapan Senra kemudian berjalan menuju sofa yang di maksud tadi lalu duduk di sana. 5 menit berlalu, Senra kembali dengan membawa 2 piring makanan dan 2 botol minuman.
Beberapa saat mereka sibuk dengan makanan masing-masing. Hingga pernyataan dari mulut Senra yang sedang mabuk membuat (y/n) menghentikan aktivitasnya.
"Aku merindukanmu".
Tak menyahut, tapi pandangan matanya mulai turun.
"Sejak hari itu, sikap mu jauh berbeda dari sebelumnya", Senra tetap mengoceh tanpa satu kata pun yang terucap dari mulut (y/n).
"Aku tau alasan kenapa kau tidak memberiku hadiah untuk tahun ini. Orang itu melarangmu, bukan?", suaranya terdengar menekan saat ia mengatakan 'orang itu'.
(y/n) meletakkan sendok dan garpunya kembali.
"Dan selama ini dia juga yang telah melarangmu untuk bertemu denganku, kan?".
Manik (y/n) melebar saat mendengar hal tersebut.
"S-senra-kun.. sejauh mana kau tau semua tentang diriku?".Terdengar suara tertawa kecil dari mulut Senra yang kini bersandar di bahu (y/n) yang membeku karena kaget.
"Jangan lupakan aku yang sudah puluhan tahun bersama denganmu.. (y/n)-chan".Detak jantung (y/n) berdenyut lebih cepat.
"Aku mengerti, 2 bulan lalu kau sudah menikah dengannya tapi.. bukan berarti kau bisa melupakanku sebagai teman masa kecilmu".Nafasnya tercekat hingga tak bisa mengatakan apa-apa lagi. Dirinya merasa terpojok dengan semua pernyataan dari sahabatnya itu.
"Kau tidak perlu berpura-pura untuk terlihat seperti membenciku. Aku yakin, kau juga pasti sangat merindukanku, ya kan?".
Tak mampu untuk menjawabnya dengan sebuah kata-kata, air mata lah yang menjadi sebuah jawabannya.
"Karena kau sudah di sini, aku ingin menghabiskan waktuku hanya bersamamu.. meskipun hanya semalam karena besok aku akan merindukanmu lagi untuk waktu yang lama. Terima kasih karena sudah bersusah payah untuk datang kemari".
"Sudah cukup, jangan membebaniku dengan semua ucapanmu.. Jika kau mengatakan sesuatu lagi, aku benar-benar tidak akan bisa jauh darimu..", suaranya bergetar dan tangannya mengepal kuat di atas pahanya.
Senra meraih tangan (y/n) dan menggenggamnya erat seakan berkata 'jangan tinggalkan aku'.
"Biarkan saja itu terjadi, itulah yang aku harapkan", ujarnya dengan senyuman simpul lalu merapatkan kedua matanya.Beberapa detik pikiran (y/n) mengambang begitu saja sampai akhirnya ia pun ikut menyandarkan pipinya ke kepala Senra yang tengah bersandar di bahunya.
"Un, tashikani.. Aku juga merindukanmu, Senra-kun", gumamnya dengan pelan sambil mengeratkan genggaman tangannya dengan Senra.
Mata yang sedari tadi menutup rapat kini sedikit terbuka sesaat beserta senyuman singkat setelah telinganya mendengar kalimat tersebut meskipun terdengar sedikit samar.
.
💛💛💛
Mohon maaf kalau ada typo, cerita kurang menarik dan tidak jelas, OOC banget dan tidak dapat feel nya.
Cerita ini hanya fiksi atau sekedar karangan author gabut.
Terima kasih sudah mau membaca sampai akhir.
See you next chapter ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Utaite x Readers
FanficYoo konnichiwa minna~ Kini ku buat fanfiction tapi ini khusus buat para readers// yeayyy Yuk silahkan di baca,, bayangkan kalau kejadiannya itu nyata di hidup kalian hehew Oh iya, (Y/N) nya kalian isi dengan nama kalian sendiri yaa Mata nee~