Dua : Amnesia?

4.3K 293 25
                                    


[SELAMAT MEMBACA]


Di sebuah ruangan dengan tembok bernuansa putih, bau obat obatan yang menyengat. Seorang gadis terbaring di hospital bed. Jari jemari nya mulai bergerak bersamaan dengan kedua mata nya terbuka secara perlahan.

"Gue dimana?" Gadis itu melihat sekeliling nya.

Cekklek

"Loh non, non udah sadar?" Wanita itu mendekati bed hospital yang di tiduri gadis itu dengan senyuman bahagia di bibir nya.

"Anda siapa?" Tanya gadis itu.

Wanita itu melunturkan senyuman nya. "Non Elle tidak mengingat saya? Saya Bi Idah asisten di rumah anda nona," Ucap wanita itu sebut saja Bi Idah

"Elle? Nama saya Adrea bibi, bukan Elle. Dan dirumah saya gak ada yang namanya seperti Bi Idah," benar gadis yang terbaring lemah itu Rea.

"Apa anda lupa ingatan nona? Kalau begitu Saya panggil kan dokter dulu." Tanpa menunggu persetujuan nona nya Bi Idah segera memencet tombol merah di samping bed hospital.

Tak lama setelahnya, ada seorang dokter memasuki ruangan Rea. "Selamat siang,Nona,"

"Siang dokter" balas Bi Idah dan Rea

"Dok kenapa nona saya tiba tiba tidak ingat dengan saya dok? Lalu ia juga menyebut dirinya sebagai orang lain bukan namanya sendiri, kenapa bisa seperti itu dok?" Tanya Bi Idah khawatir.

"Sebentar saya periksa dulu Bu" jawab dokter tersebut, dokter itu memeriksa Rea.

"Jadi begini Bu, Nona Elle mengalami benturan cukup keras di bagian kepalanya yang menyebabkan amnesia Bu,"ucap dokter itu setelah memeriksa Rea

Amnesia? Perasaan gue ingat semua anggota keluarga gue deh, gue juga inget temen gue siapa aja jadi bagian mana yang disebut amnesia? ' batin Rea

Auah pusing Gue ' batin Rea lagi

"Apa ingatan nya tidak bisa kembali dok?" Tanya Bi Idah lagi

"Bisa kok Bu, karena ini bukan amnesia permanen. Jadi Ibu cukup kasih tau ingatan nya perlahan lahan, jangan terlalu terburu-buru Bu, biar Nona Elle tidak mengalami sakit kepala." jelas dokter itu

"Kalau begitu saya pamit dulu Bu, saya masih ada pasien yang mau di periksa," pamit Dokter itu lalu meninggalkan ruangan Rea.

"Nona apakah Nona perlu sesuatu?" Tanya Bi Idah

"Boleh antar aku kekamar mandi gak bi?"

"Boleh kok non," Bi Idah kemudian mendekati ranjang untuk membantu Rea turun dari ranjang. Rea berjalan ke kamar mandi dengan di bantu Bi Idah.

"Bibi tunggu disini aja" kata Rea lalu masuk ke dalam kamar mandi.

"Iya non,"

Di dalam kamar mandi

Rea memasuki kamar mandi Ia buang air kecil setelah nya Ia mencuci tangan. Saat menoleh ke cermin ia di kejutkan dengan wajah nya yang berbeda.

"Kok muka Gue beda ya?" Gumam Rea pelan.

"eh bentar-- LAH ANJING MUKA GUE BANGSAT KOK BULUK BANGET!" Teriak Rea terkejut.

Tok tok tok

"Ada apa non? Kenapa anda berteriak?" Tanya bi Idah suaranya terdengar seperti khawatir.

"Ah aku gapapa kok bi!" Jawab Rea sedikit berteriak agar di dengar Bi Idah.

Masa iya si gue transaksi? Eh trans- trans apa si namanya? Transmigrasi ga si? Ya apalah itu gue ga peduli. Tapi emang iya itu bisa terjadi? Gak masuk akal banget

Ga elit banget Gue pindah ke raga gadis cupu mana muka nya kusam lagi. ' batin Rea menghina.

"Gapapa dah syukuri aja yang penting gak pergi ke alam baka, urusan muka belakangan aja," Ia kemudian melanjutkan acara cuci tangan nya lalu keluar dari kamar mandi.

Ceklek

"Ayo Bi, Aku udah selesai." Ajak Rea lalu berjalan ke arah ranjang nya.

"Bi! Kok malah bengong? Sini aku mau nanya." Panggil Rea saat Bi Idah masih di tempat nya berdiri.

"Ah i-iya non," Bi Idah kemudian duduk di kursi yang sudah di sediakan di ruangan tersebut.

"Apa ada yang sakit non?" Tanya Bi Idah khawatir.

"Tidak ada Bi," Rea menatap Bi Idah lalu tersenyum.

"Nona apa yang ingin anda tanyakan?" Masih dengan senyuman di wajah Bi Idah. Rea menatap Bi Idah.

Sepertinya gue perlu pura pura amnesia seperti di novel novel pada umumnya. Tapi gue masih rada gak percaya sih ini, gue berharap ini cuma mimpi.

"Nona!" Panggil Bi Idah sedikit berteriak. Itu pun sukses membuat Rea tersadar dari lamunannya. Rea menatap Bi Idah dengan salah satu alis di angkat soalah menanyakan 'ada apa' .

"M-maaf nona saya tidak bermaksud, saya hanya memanggil anda karena anda tak juga mendengar kan saat saya panggil. Apa yang anda pikirkan Nona?" Bi Idah sedikit menunduk merasa bersalah karena ketidak sopanannya.

Rea tersenyum "Tak masalah bi, aku gapapa kok," jawab Rea dengan senyuman nya.

"Oh iya, hampir aku lupa, Aku mau nanya tentang aku Bi. Apa aku punya keluarga atau aku hanya hidup sebatang kara?" Tanya Rea. Bi Idah mendongak lalu tersenyum ke arah Rea.

"Iya Non, Non punya keluarga kok tapi sayangnya mereka tidak peduli dengan Anda nona. Nona memiliki abang kembar yang berumur satu tahun diatas nona, orang tua anda hanya ayah anda nona, kalau ibu anda maaf sudah meninggal dunia 3 tahun yang lalu." jelas Bi Idah

Rea merubah raut nya menjadi sedih "miris banget hidup lo, gue bakal bantu lo merubah pandangan semua orang terhadap lo," Rea tersenyum cerah.

Gue janji Ell, gue bakal balas semua orang orang yang udah ganggu Lo,

[TO BE CONTINUED]

A & E Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang