Tiga puluh lima : Re, Lo nangis?

917 44 5
                                    

****

Elle dan Aksa serta inti Agosfer sedang makan disertai canda dan tawa di kantin sekolah. Tak lama tiga gadis datang ke bangku mereka.

"Hai, kita boleh gabung disini gak?" tanya salah satu gadis.

"Silahkan." Singkat Elle

Mereka bertiga duduk setelah mendapat izin. "Kenalin, gue Adara," Adara menjulurkan tangannya.

"Elle," Elle menjabat tangan Adara sebentar, lalu melepaskan lagi.

"Oh ya, ini temen gue, nama nya Dita dan yang disebelah kiri Dita namanya Agatha." ujar Adara memperkenalkan nama temannya.

"Iya." Elle kembali memainkan ponselnya tanpa ada niatan berbicara lagi.

"Re, ayo pergi." bisik Aksa, yang hanya bisa didengar oleh Elle.

"Kenapa?"

"Aku gak nyaman, ceweknya genit banget sama aku." bisik Aksa

"Yaudah ayo." Aksa dan Elle bangkit dari duduknya.

"Lo berdua mau kemana?" tanya Satya

"Biasa."

"Kita ikut! Tunggu." Inti Agosfer segera bangkit dari duduknya.

"Loh, kalian mau kemana?" tanya Adara

"Makan aja makanan Lo, gausah kepo!" Ujar Askar dingin.

Inti Agosfer kemudian berjalan beriringan dengan Elle dan Aksa yang berada ditengah tengah mereka. Mereka hanya menunjukkan tampang datar dan dingin mereka.

Setelah agak lama berjalan, mereka sampai di rooftop, mereka duduk di beberapa bangku yang bisa dibilang sedikit reyot.

"Kesel banget gue anjing!" umpat Aksa

"Kenapa Sa?" heran Lano.

"Tuh cewek nendang nendang kaki gue anjing, genit banget gila."

"Dia suka sama Lo Sa." kata Lano

"Mulut Lo mau gue tampol?" Elle menunjukkan muka garangnya pada Lano membuat cowok itu yang tadi nya tertawa langsung kicep.

"Enggak, lupa gue ada pawangnya disini." gumam Lano yang masih bisa di dengar oleh Elle.

"Kalo gak ada gue, Lo bakal suruh Aksa buat deketin tuh cewek gitu?"

"Enggak kok hehe," Lano menunjukkan senyum cengengesan. Elle hanya mendengus.

"Lo lagi pms Re? Gak biasanya Lo kayak gini." heran Derry.

Elle mengedikkan bahunya acuh, memang Elle paling sensitif jika ditanya hal seperti itu. Elle berjalan ke pembatas. Ia memejamkan matanya menikmati semilir angin yang menerpa wajah cantiknya.

Kilasan ingatan dimana Elle bunuh diri tiba-tiba melintas begitu saja dibenaknya. Elle merasakan hatinya teramat sangat sakit ketika ingatan ingatan sebelum Elle memilih mengakhiri hidupnya terus bermunculan. Mata Elle terbuka sempurna, tangannya mengepal erat.

A & E Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang