Empat puluh lima : Penyiksaan

862 40 1
                                    

Jangan lupa vote & komen biar gak lupa thank u

[SELAMAT MEMBACA]

Elle turun dari mobil Aksa. Mereka berdua pergi ke samping mansion, tepat nya di taman mansion itu. Aksa hanya mengikuti Elle dari belakang tanpa banyak bicara, jujur saja, dirinya cukup bingung. Ini adalah kali pertamanya Aksa masuk ke pekarangan mansion ini, Elle tak pernah menceritakan tentang ia punya mansion pribadi di kota ini.

Mereka berdua masih mengenakan seragam sekolah, karena sehabis dari taman Elle langsung meminta Aksa untuk pergi menuju tempat ini. Aksa pun hanya menurut.

Elle menuruni tangga yang ada di depannya, sepertinya tangga itu membawa mereka menuju ruang bawah tanah. Lorong bawah tanah itu cahayanya remang remang, lorong itu hanya diterangi oleh obor. Masing masing obor berjarak tiga meter.

Aksa melihat sekelilingnya, lorong itu kosong. Didepan Elle ada sebuah pintu yang terbuat dari baja. Ada dua orang pria yang berjaga didepan pintu itu. Elle menatap para penjaga itu datar.

"Selamat malam Nona, tuan muda!" sapa dua pria berbadan besar itu, dengan nada tegas.

"Buka pintunya!" pinta Elle.

Dua pria itu menarik pintu itu, terlihat dalam ruangan itu ada banyak sel sel besi. Di dalam sel itu juga banyak terdapat tahanan. Elle berjalan ke dalam ruangan itu, Aksa masih setia mengikuti Elle dari belakang.

Di setiap pintu sel ada satu orang pria yang berjaga bak patung bernapas. Terhitung ada lima sel kanan kiri, jika dijumlahkan akan ada sepuluh sel di dalam ruangan itu. Pria pria penjaga sel itu, menunduk pada Elle sebagai tanda hormat.

"Ini ruang apa Re?" tanya Aksa, melihat ke setiap sudut dan sisi ruangan itu.

"Seperti yang kamu lihat Sa. Ruang pengurungan."

"Siapa pria pria di dalam sel itu?" tanya Aksa lagi, kali ini menatap Elle sepenuhnya.

Elle melipat kedua tangannya didepan dada, sepertinya ia melupakan bahwa tangannya sedang sakit sekarang.

"Mereka semua orang suruhan nyonya Monika. Mereka yang udah nyerang aku kemarin malam." Elle tersenyum miring.

Aksa melihat sel sel itu, terdapat masing masing dua orang dalam sel itu. Ada dua puluh tahanan disana. Aksa yang awalnya tenang tenang saja matanya kini berkilat marah.

"Siksa mereka!" pinta Elle dengan tajam.

Elle duduk disebuah kursi yang ada di tengah tengah ruangan itu. "Sini duduk di sampingku Sa!" Elle menepuk kursi yang masih kosong disampingnya.

"Tapi.."

"Duduk Sa, kamu gak perlu mengotori tangan mu hanya untuk pria pria sialan seperti mereka." Elle menyela sebelum Aksa menyelesaikan ucapannya.

"Kamu cukup duduk manis, dan menikmati tontonan ini." sambungnya lagi.

Aksa menghembuskan napas berat, lalu mengangguk, "Baiklah,"

Aksa kemudian duduk disamping Elle sesuai permintaan Elle. Dua puluh pria itu sudah dikeluarkan dari sel sel besi itu, dengan keadaan tangan diikat.

"Apa yang harus kami lakukan nona?" tanya salah satu anak buah Elle.

"Perkosa mereka!" pinta Elle lagi.

"Kamu ingin menyiksa kami dengan diperkosa? Tenang saja Nona, kami akan dengan senang hati menikmatinya." ujar salah satu pria.

"Benar, apalagi jika kamu yang memperkosa kami, lihat lah bentuk tubuh mu sangat indah." Aksa mengeraskan rahangnya ketika mendengar perkataan pria itu.

A & E Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang