Sembilan belas : Keluarga Geovael

2.7K 186 3
                                    

Setelah membaca jangan lupa untuk vote, komen, follow thanks.

.
.
.
.
Happy Reading

Pesawat yang Elle tumpangi menempuh perjalanan selama 4 jam 30 menit untuk sampai di bandara Bandung. Semua penumpang turun dari pesawat begitu juga dengan Elle. Dengan Bi Idah yang membawakan koper Elle.

Elle menelepon salah satu bodyguard Arsha yang bertugas di bandung sambil menyusuri jalanan menuju tempat tunggu. Bi Idah pun hanya diam mengikuti nona nya kemana pun.

Elle duduk di salah satu bangku.

"Halo pak, saya Elle cucunya Opa
Arsha. Apa Bapak bisa jemput
Saya di bandara? Saya
Baru sampai di Bandung."

....

"Oh iya pak."

.....

"Iya pak, saya tunggu di depan bandara."

.....

"Baik pak, terimakasih."

Elle mematikan panggilannya sepihak. Elle mengalihkan pandangan nya ke Bi Idah. "Ayo Bi, kita tunggu di depan bandara sekalian aku mau beli minuman, haus." Ucap Elle sambil Memegang tenggorokan nya.

Bi idah mengangguk, "Nona mau saya belikan minum?" Tawar bi Idah.

"Enggak Bi Aku beli sendiri aja deket kok kantin nya." Tolak Elle halus. Elle berdiri begitu juga dengan Bi Idah.

Mereka berdua berjalan dimana letak kantin, tak butuh waktu lama Elle dan Bi Idah sudah menemukan kantin yang di cari. Bi idah menunggu di depan, dan Elle yang masuk untuk membeli minuman. Terkesan Elle yang menjadi asisten Bi Idah, padahal kebalikan nya. Tapi itu mau Elle sendiri kok.

Elle dan asisten nya sedang menunggu di depan bandara sambil meminum minuman yang baru Elle beli tadi. Kedua orang itu mengalihkan pandangan nya ketika mendengar suara klakson mobil.

Seseorang berkemeja putih dengan jam hitam diluarnya turun dari mobil lalu menghampiri Elle. Orang itu berdiri dengan tegak didepan Elle. "Permisi nona, izinkan saya memperkenalkan diri. Saya adalah bodyguard anda selama anda berada di Bandung."

Elle mengangguk, "Nama Om siapa?"

"Saya Endra nona."

"Oke, apa Om Endra datang sendiri?" Tanya Elle.

"Benar Nona."

Elle berdiri dari duduk begitu juga dengan Bi Idah, "Om Endra udah di beritahu kan sama Opa, apa tujuan aku kesini?"

Endra mengangguk mantap "sudah nona."

"Baiklah, kalau begitu antar aku ke rumah Geovael sekarang." Tanpa menunggu jawaban dari Endra, Elle beserta Bi Idah masuk kedalam mobil, seperti biasa Bi Idah akan duduk di kursi samping kemudi.

Tak lama setelah nya Endra datang memasukkan koper Elle ke dalam bagasi lalu ia masuk kedalam mobil bagian kemudi. Selama perjalanan tidak ada satu pun yang membuka suara semua sibuk dengan urusan masing masing. Elle yang bermain ponsel, Bi Idah yang menatap jalanan, Endra yang fokus menyetir.

Elle cukup takjub dengan cara kerja Endra yang sangat profesional. Mobil berhenti di depan sebuah mansion besar dan mewah dengan lapisan ke emasan. Rumah ini terletak di dekat hutan, tidak ada satu pun rumah penduduk yang dekat dengan hutan itu.

"Sudah sampai nona." Ucap Endra setelah turun dari mobil.

Ellw tidak menghiraukan ucapan Endra, Ia langsung turun. Elle menatap sekeliling rumah itu, Ia tersenyum terlihat di matanya kerinduan yang sangat dalam. Elle berlari memasuki gerbang tanpa memperdulikan Endra dan Bi Idah yang terkejut dengan pergerakan tiba-tiba dari Elle.

Sampai di depan mansion, Elle mengetuk pintu beberapa kali berharap ada orang yang membukakan pintu itu. Mansion itu tampak suram tidak seperti dulu saat Elle masih berada di rumah ini.

Tak lama ada seorang wanita membuka pintu itu, wanita dengan perawakan yang kurus, rambut ubanan, wajah yang tidak terawat. Elle tidak bisa membendung air matanya lagi melihat keadaan sang bunda yang sangat menyedihkan. Tanpa menunggu persetujuan dari wanita itu Elle langsung berhamburan ke dalam pelukan wanita itu.

"B-bunda kenapa jadi seperti ini? Ean k-kan jadi sedih." Wanita itu terkejut mendengar ucapan yang terlontar dari mulut Elle.

"K-kamu siapa? K-kenapa kamu tau nama itu?"

"A-aku aku Adrea Bun, Bunda harus percaya aku Adrea Sean anak bunda." Ucap Elle dengan tangisan yang makin menjadi.

"Kamu jangan mengada ngada, anak saya sudah meninggal saya sendiri ikut dalam pemakaman nya!" Bentak Wanita itu marah. Lalu mendorong Elle.

"Bunda jangan teriakin Ean, Ean enggak suka." Elle menunduk dengan tangisan semakin pecah. Benar, Elle sangat anti dengan bentakan sang Bunda, dari kecil Elle tidak pernah sekali pun di bentak oleh keluarga nya.

Wanita itu menatap Elle meneliti dari ujung kepala sampai ujung kaki. Elle hanya diam dengan air mata yang tidak berhenti henti turun. "Kamu beneran Adrea putri saya?"

"I-iya bunda, apa bunda masih tidak percaya?"

"Apa bukti nya kamu anak saya?"

"Bunda sering julidin ayah di belakang nya, terus bunda suka ngomelin abang Alister padahal dia enggak ada salah sama sekali, terus bunda juga sering mengompori abang Alashaka dan bang Alaskar jika sedang berantem, terus--"

"Stopp!"

Ucapan Elle terhenti karena wanita itu menyuruh nya berhenti,Elle kembali menunduk. Wanita itu menatap Elle kesal karena ucapan Elle terdengar sangat polos. "Udah stop, Bunda percaya." Ucap wanita itu dengan nada kesal.

Elle mendongak dengan mata berbinar, Elle kembali memeluk wanita itu dengan sangat erat dan di balas tak kalah erat oleh wanita itu. "Bisa kamu ceritakan apa yang terjadi dengan kamu? Terus ini, wajah kamu beda jadi lebih cantik kamu operasi plastik ya?" Tanya bertubi-tubi dari sang Ibunda, Elina.

"Ihh enggak Bun, Bunda gak nyuruh aku masuk? Capek aku berdiri dari tadi Bun." Rengek Elle manja.

"Aduh hahaha Bunda sampe lupa. Ayo masuk." Elina melepaskan pelukan nya, lalu mengajak Elle masuk kedalam mansion.

"Ayah!!" Elina berteriak memanggil suaminya yang berada di ruang keluarga.

Seorang pria kurus datang menghampiri Elle dan Elina, di ikuti dengan empat pria kurus namun tampan di belakang pria itu. "Apa sih bun, teriak teriak?" Ucap Pria paruh baya itu kesal.

---TBC---

Aloo paredrs pareds ku aku udah up nih selamat membaca ya.

Maaf aku baru up sekarang hehe, aku ada kesibukan soalnya maaf yaa

Kita ketemu di part selanjutnya nya ya

See you..



A & E Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang