18 | Sebuah bahasa

2.2K 447 59
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada banyak cara untuk menyampaikan kata dan perasaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada banyak cara untuk menyampaikan kata dan perasaan. Tidak selalu lewat suara ataupun bibir yang terbuka. Karena dengan aksara, kita bisa mengutarakan berjuta makna.

_________

Perang batin yang terjadi pada Sansekerta, menghasilkan sebuah keputusan. Sansekearta ingin tetap berteman baik dengan Sembagi. Hanya berteman.

Lagipula seharusnya kedekatannya dan Sembagi tidak mempengaruhi hubungan gadis itu dengan Arizona. Dan seharusnya Arizona tidak perlu takut jika Sansekerta merebut Sembagi, sebab hal itu tidak akan terjadi.

Sansekerta cukup tahu diri. Sansekerta sadar siapa dirinya. Lelaki cacat yang tidak pantas bersanding dengan gadis sesempurna Sembagi.

Pagi itu, baru saja Sansekerta mendudukan diri ketika Sembagi datang dengan senyum manis dan sapaan terhangat yang ia punya.

"Morning, Ata. Jangan lupa senyum hari ini."

Melihat betapa cerianya gadis itu membuat Sansekerta tak bisa menahan kedutan di bibirnya. Tidak ingin kalah dari Sembagi, Sansekerta pun turut mengeluarkan senyuman paling manis miliknya.

"Manis banget sih senyumnya," gumam Sembagi pelan tanpa mengalihkan tatapan dari lelaki di sebelahnya. "Hari ini kita belajar lagi, kan?"

Sansekerta menganggukan kepala, kemudian mulai mengeluarkan alat tulis dan buku-buku. Masih ada sekitar 10 menit lagi sebelum bel berbunyi dan Sansekerta akan memakai waktu tersebut untuk mengajari Sembagi beberapa materi.

Pendidikan kewarnanegaraan menjadi pelajaran pertama hari ini. Sembagi mengikuti Sansekerta yang membuka halaman bukunya di bab tentang sistem hukum dan peradilan di Indonesia.

Dalam keheningan di antara keduanya, Sembagi sesekali melirik Sansekerta yang sibuk dengan dunianya — membaca buku pelajaran. Sembagi menelisik wajah tampan Sansekerta yang menawan, cukup membuat Sembai terpesona.

Di mata Sembagi, Sansekerta benar-benar rupawan. Pahatan wajahnya yang sempurna tidak bisa Sembagi deskripsikan. Sembagi tahu jika banyak gadis di sekolah yang mengatakan Sansekerta tampan, hanya saja kekurangan lelaki itu lebih dibesar-besarkan.

Bahasa Sansekerta (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang