01 | Kekurangan Sansekerta

5.1K 752 259
                                    

Aku memang berbeda, tapi bukankah dunia ini memang penuh perbedaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku memang berbeda, tapi bukankah dunia ini memang penuh perbedaan. Lantas kenapa aku diasingkan?

________

"Sekian pelajaran hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sekian pelajaran hari ini. Jangan lupa kerjakan tugas kalian. Meski tenggat waktu masih minggu depan, jangan bermalas-malasan. Mengerti?"

"Mengerti, Bu," semua murid menjawab kompak.

"Kalian boleh pulang. Hati-hati di jalan."

Bu Rosa — guru Bahasa Indonesia, membereskan buku-buku di meja setelah mengakhiri kelas. Saat hendak keluar, Bu Rosa berhenti di meja seorang murid yang berada persis di dekat pintu.

"Kamu —," tunjuk Bu Rosa pada Sansekerta yang tengah merapikan buku dan alat tulis. "Pastikan kamu bisa ikutin pelajaran dengan baik. Jangan karena kamu punya kekurangan, saya akan memperlakukan kamu secara khusus. Di sini kamu sendiri yang beda, jadi kamu yang harus mengimbangi teman-teman yang lain."

Sansekerta mengangguk sopan, sedangkan Bu Rosa menatap lawan bicaranya dengan sinis. "Kalau sampai nilai ulangan kamu jelek karena tidak paham materi, jangan salahkan guru yang mengajar. Kamu tahu kan maksud saya?"

Lagi-lagi Sansekerta merespon dengan sebuah  anggukan, kali ini ditambah dengan sebuah senyuman tipis. Mengisyaratkan bahwa dia sangat paham dengan penuturan sang guru.

Sepeninggal Bu Rosa, para murid yang sudah beberes dan bersiap pulang, menatap tidak suka pada Sansekerta.

Sementara Sansekerta memilih untuk mengemasi perlengkapan sekolahnya dan bergegas keluar kelas daripada mendengarkan cemoohan dari teman-teman sekelasnya.

Baru saja Sansekerta keluar dari kukungan meja, Patriot dengan sengaja menabrak bahunya dengan keras.

"Sorry, gak sengaja. Tadi gue udah bilang minggir tapi lo gak denger," ujar Patriot dengan wajah yang tak bersalah sama sekali. "Oh, iya. Lo kan tuli."

Gelak tawa terdengar seiring dengan berlalu nya mereka satu persatu dari kelas. Meninggalkan Sansekerta yang pasrah kala tubuhnya terpental kesana kemari sebab terus ditabraki teman-temannya yang ingin keluar.

Bahasa Sansekerta (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang