Dulu ketika Sembagi masih berumur 3 tahun, Anjani dan Ganda masih memperlakukan Sembagi layaknya seorang anak. Mereka memberi kasih sayang dan perhatian sebagai orang tua. Namun kala memasuki umur 5 tahun, Anjani mulai merasa bahwa Sembagi berbeda dengan anak kebanyakan.
Tumbuh kembang Sembagi lebih lambat. Anak perempuan itu tidak memiliki kepintaran yang seharusnya sudah ada di usianya. Berbeda dengan Gemintang yang hanya selisih 1 tahun lebih tua, tetapi sudah bisa melakukan banyak hal.
Jika Gemintang sudah pintar berhitung sampai 50, maka Sembagi berhenti di angka 5. Begitupun saat menyusun puzzle ataupun permainan edukasi lainnya, Gemintang selalu unggul dari sang adik.
Sejak saat itu, Ganda mulai keras pada anak perempuannya. Mulai dari menyuruhnya belajar non-stop sampai memasukannya pada berbagai tempat les. Namunya hasilnya sama saja, kemajuan pada diri Sembagi tidak sebanding dengan usaha yang Ganda kerahkan.
Sampai suatu hari Ganda berani main tangan atas kesalahan yang Sembagi buat. Tidak jauh berbeda, Anjani yang malu karena memiliki anak bodoh, turut memperlakukan Sembagi seenaknya. Anjani tidak suka dirinya menjadi bahan omongan di kelompok ibu-ibu sosialita.
"Kamu bisa gak anggun sedikit?" Anjani menatap tajam anak perempuannya yang duduk dengan kaki di angkat ke kursi, padahal mereka tengah makan malam bersama keluarga besar.
Sembagi yang saat itu berumur 10 tahun langsung menurunkan kakinya ketika semua orang memperhatikannya. Gadis itu menundukan kepala, takut terkena amukan orang tua maupun kakek neneknya.
"Kamu ini perempuan. Jaga manner kamu di meja makan," tegur Ganda tegas.
"Maaf, Pa...," lirih Sembagi merasa bersalah. Kejadian tadi benar-benar diluar kendalinya sebab sudah terbiasa duduk bersila saat makan . Selama ini ia selalu makan sendirian sehingga sebelumnya tidak pernah ada yang menegur.
Selanjutnya, Sembagi pernah dipukul karena mengajak Gemintang bermain seharian tanpa izin, ditambah lagi kehujanan. Akibatnya Gemintang jatuh sakit dan tidak bisa masuk sekolah. Ganda jadi geram karena anak laki-lakinya yang pintar harus izin dari sekolah hara-gara ulah Sembagi.
Tak hanya itu, semakin banyak kesalahan yang Sembagi lakukan, hukumannya semakin berat. Dari dipukul, dikurung di kamar mandi hingga tak diberi makan. Dan yang paling parah dan masih Sembagi ingat sampai sekarang adalah ketika pertama kalinya gadis itu pulang hingga larut malam.
Sembagi umur 14 tahun baru saja merayakan ulang tahun teman sekelasnya, yang diadakan di rumah si pemilik acara. Pesta baru selesai jam 10 malam karena para remaja yang sudah memasuki masa puber itu ingin merasakan pengalaman party ala orang dewasa. Jadilah Sembagi pulang terlambat.
Sampai di rumah, Sembagi masuk dengan mengendap-endap. Berusaha melangkah sepelan mungkin agar tidak mengeluarkan suara yang bisa membangunkan siapapun di rumah ini. Celakanya, usaha Sembagi berakhir sia-sia kala mendadak lampu ruang tengah menyala, dan sosok Ganda berdiri di dekat tangga - tepat saklar lampu berada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bahasa Sansekerta (Selesai)
Подростковая литература"𝙰𝚔𝚞 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚗𝚐 𝚋𝚎𝚛𝚋𝚎𝚍𝚊. 𝚃𝚊𝚙𝚒 𝚋𝚞𝚔𝚊𝚗𝚔𝚊𝚑 𝚍𝚞𝚗𝚒𝚊 𝚒𝚗𝚒 𝚙𝚎𝚗𝚞𝚑 𝚙𝚎𝚛𝚋𝚎𝚍𝚊𝚊𝚗. 𝙻𝚊𝚗𝚝𝚊𝚜 𝚔𝚎𝚗𝚊𝚙𝚊 𝚊𝚔𝚞 𝚍𝚒𝚊𝚜𝚒𝚗𝚐𝚔𝚊𝚗?" Sansekerta harusnya punya banyak teman dan digandrungi banyak perempuan. Parasnya...