Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku terlalu jauh dari jangkauanmu, sementara ada dia yang bisa menangkapmu.
_______________
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Gue bener-bener benci sama lo, Ari."
Mata Sembagi nyalang menatap Arizona, sedangkan lelaki itu hanya menyeringai lantas berbisik di telinga Sembagi. "Jangan sampai bisnis keluarga lo hancur, Agi. Lo pasti gak mau itu terjadi, kan?"
Sembagi mengumpat di dalam hati. Kalimat itu benar-benar menjadi kelemahannya dan Arizona memanfaatkannya dengan baik. Tangannya yang sedikit memerah akibat memukul Arizona tadi, diraih oleh Sansekerta. Mereka berpegangan tangan, seakan menyalurkan perasaan masing-masing sekaligus menunjukan pada Arizona bahwa perkataanya tidak akan mampu memisahkan mereka.
"Gue tahu lo gak bodoh buat memilih, Agi," ucap Arizona membuat Sembagi menghela nafas berat.
Arizona mengecek jam yang melingkar di tangannya. "Ayo pulang. Nanti sore gue mau ajak lo nonton."
Pening di kepala Sembagi semakin menjadi. Dirinya harus segera membuat keputusan. Dan akhirnya gadis itu melepas genggaman tangan Sanskereta dan kemudian mengajak Arizona menyingkir dari sana. Tentu saja Sansekerta bingung dan tak menyangka, bahkan gadis itu tidak berkata apapun, hanya menatapnya sekilas sebelum akhirnya menghilang bersama Arizona di balik dinding.
Agi sama Ari tunangan? Kenapa? Kenapa Agi selama ini bohong?
Kemelut batin Sansekerta belum mendapat jawaban, membuat pikiran-pikiran negatif muncul di benaknya. Dada Sansekerta sakit, tahu bahwa Sembagi lebih memilih pergi bersama Arizona.
Benar kata orang, manusia sepertinya memang tidak boleh banyak berharap dan sadar diri. Namun mengingat semua kebaikan Sembagi, cukup menyakitkan hatinya. Apa selama ini gadis itu hanya mempermainkannya?
Sambil menahan perih hatinya, Sansekerta memutuskan untuk pulang. Sejujurnya ia ingin berlari mengejar Sembagi, menahannya dan meminta gadis itu agar pergi bersamanya. Tetapi lagi-lagi logika akan realitas menahan keinginan tersebut. Perasaan Sansekerta memang sudah terjatuh cukup dalam pada Sembagi, tetapi bukan berarti ia bersikap egois. Lagipula Sembagi belum menjelaskan padanya, jadi sampai saat itu tiba, Sansekerta akan menahan rasa kecewanya.