Aku tahu kau menginginkanku, tapi aku sendiri juga punya keinginan. Dan itu bukan dirimu.
__________
Sembagi keluar dari mobil dengan penampilan yang terkesan kurang rapi. Gadis itu memakai baju olahraga dan seragam putih sebagai luaran dengan semua kancing yang dilepas. Lengan seragamnya digulung, sementara rok nya diganti dengan celana training panjang.
Banyak pasang mata yang menatap Sembagi dengan berbagai ekspresi. Aura yang dipancarkan Sembagi megundang banyak decak kagum, terutama dari kaum lelaki.
Melewati koridor, Sembagi menyisir rambut panjangnya dengan jari-jari, kemudian menyatukannya jadi satu dan mengikatnya tinggi-tinggi. Membuat leher putihnya lebih terekspos.
"Cantik banget pacar gue."
Kepala Sembagi menoleh cepat dan langsung bertemu mata dengan Arizona yang sudah mensejajarkan langkah di sampingnya.
"Calon," koreksi Sembagi membuat Arizona terkekeh.
"Iya. Calon."
Arizona masih memandangi Sembagi yang begitu cantik di matanya. Rambutnya yang dikuncir kuda dengan beberapa helai anak rambut yang jatuh di kening. Sadar dirinya sedang diperhatikan, Sembagi melirik sinis pada Arizona.
"Biasa aja liatinnya."
Sudut bibir Arizona tetarik berlawanan arah. "Soalnya objek yang gue liat gak biasa. So fucking amazing and pretty."
Kalimat yang mengandung gombalan itu membuat Sembagi mendengkus. "Temen-temen lo kemana? Kenapa ngikutin gue?"
"Gatau. Di kelas mungkin."
Kedua remaja itu berjalan beriringan sambil mengobrol, yang tentu saja didominasi oleh Arizona, sedangkan Sembagi hanya menanggapi seadannya dengan nada ketus.
Pemandangan itu tak luput dari perhatian siswa lain. Mereka mulai sibuk mengira-ngira dan berasumsi jika Sembagi dan Arizona mempunyai hubungan.
Sampai di depan kelas IPA, Sembagi menghentikan langkah diikuti Arizona. Ekspresi tidak suka tercetak jelas di wajah ayu Sembagi sebab Arizona terus mengekorinya, bahkan sampai di kelas.
"Mau lo apa?" tanya Sembagi to the point.
Bahu Arizona mengedik. "Cuma mau nganter calon pacar sampai kelas. Salah?"
Sembagi mendengkus kasar. "Salah. Gue masih bisa sendiri, gak perlu dianter segala."
"Mulai besok dibiasain, karena gue akan terus nganter lo kemanapun," Arizona membalas tanpa memperdulikan reaksi Sembagi yang seakan ingin memakannya hidup-hidup.
"Oh iya. Sekalian gue mau ngasih tahu lo sesuatu," lanjut Arizona seraya membuka tas dan mengeluarkan sebuah buku lalu menyerahkannya pada Sembagi.
Walau tak tahu apa maksud Arizona, Sembagi tetap menerima dan membuka buku tersebut. Sebelah alisnya naik sambil terus membuka lembar demi lembar kertas. "Maksud lo apa ngasih ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bahasa Sansekerta (Selesai)
Roman pour Adolescents"𝙰𝚔𝚞 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚗𝚐 𝚋𝚎𝚛𝚋𝚎𝚍𝚊. 𝚃𝚊𝚙𝚒 𝚋𝚞𝚔𝚊𝚗𝚔𝚊𝚑 𝚍𝚞𝚗𝚒𝚊 𝚒𝚗𝚒 𝚙𝚎𝚗𝚞𝚑 𝚙𝚎𝚛𝚋𝚎𝚍𝚊𝚊𝚗. 𝙻𝚊𝚗𝚝𝚊𝚜 𝚔𝚎𝚗𝚊𝚙𝚊 𝚊𝚔𝚞 𝚍𝚒𝚊𝚜𝚒𝚗𝚐𝚔𝚊𝚗?" Sansekerta harusnya punya banyak teman dan digandrungi banyak perempuan. Parasnya...