34 | Peluang Arizona

1.6K 288 16
                                    

Aku jadi semakin yakin jika Tuhan memang ingin aku mendapatkanmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku jadi semakin yakin jika Tuhan memang ingin aku mendapatkanmu. Bahkan semesta memberiku jalan.

_____________

Tekad Arizona untuk mendapatkan Sembagi mungkin semakin nekat. Menaklukan gadis keras kepala dan galak seperti Sembagi butuh sesuatu yang ekstrem. Dan Arizona masih memikirkan caranya.

Rencana Gelora untuk membuat Sansekerta menjauh dari Sembagi sudah gagal dari percobaan pertama. Bukan Arizona menyerah dan tidak ingin menggunakan cara itu lagi, hanya saja ia tidak ingin membuang waktu untuk hal yang sia-sia.

Selama sekolah berlangsung, ada saja drama diantara mereka. Arizona yang tidak berhenti menganggu Sembagi dan gadis itu yang selalu menghindar pergi. Sayangnya Arizona bukan orang yang mudah menyerah, apalagi untuk sesuatu yang sangat diinginkannya.

Sepulang sekolah Arizona memisahkan diri dari Abdul dan Sabrang, sedangkan Gelora memaksa ikut ketika ia bilang akan pergi menemui Sembagi. Di parkiran, Arizona menemukan Sembagi yang masuk ke dalam mobil bersama Sansekerta. Arizona tahu jika mereka berangkat bersama tadi pagi.

"Kita mau kemana, Ar?" tanya Gelora saat mobil Arizona keluar dari gerbang sekolah.

"Ikutin mereka."

Gelora mendengkus dan bergumam pelan. "Segitunya banget perjuangan lo?"

Arizona terus fokus pada jalan, tak ingin kehilangan keberadaan Sembagi. Untung saja siang ini lalu lintas tidak padat, tak sampai setengah jam, mobil Civic putih milik Sembagi berhenti di depan rumah Sansekerta. Sementara Arizona memberhentikan mobilnya agak sedikit lebih jauh. Cukup sulit juga karena jalanannya sempit.

"Itu rumah si bisu?" Gelora memicingkan mata melihat bangunan sederhana yang menurutnya tidak layak huni. "Gue jadi si Agi sih males banget ke tempat kaya gini. Udah kumuh, bau banget lagi."

Alis Arizona tertaut. "Emang lo nyium baunya? Kan gue daritadi gak buka kaca mobil, Ra."

"Ck. Gak perlu dibuka juga udah keliatan kali. Lo gak liat sepanjang jalan tadi banyak banget sampah numpuk sampe busuk begitu? Ih, gak banget."

Arizona hanya geleng-geleng kepala mendengarkan celotehan sahabatnya yang mengomentari rumah Sansekerta dan lingkungan kumuh yang menurutnya menjijikan. Telinganya memang setia mendengarkan celetukan Gelora, tapi kedua mata Arizona masih terus terpatri pada Sembagi yang nampak tersenyum manis pada Sansekerta.

Diam-diam tangan Arizona mengepal kala melihat Sembagi mencubit hidung Sansekerta dengan gemas. Mereka berdua nampak terlibat obrolan seru. Seolah disana hanya ada mereka berdua.

Selesai dengan adegan roman picisan itu, Sembagi pamit pulang dan bergegas masuk ke dalam mobil. Arizona kembali melajukan mobilnya begitu mobil Sembagi mulai meninggalkan halaman rumah Sansekerta.

Bahasa Sansekerta (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang