BAB 05. MATEMATIKA

455 187 27
                                    

Yeay akhirnya bisa update :)
Vote komennya dungs supaya aku semangat ^.^

Siap untuk mengisi semua paragraf dengan komentar?🙂

*****

Saat ini Bella tengah sendirian di belakang sekolah yang jarang sekali di datangi oleh siswa-siswi SMA Hartahta. Memang area belakang sekolah tersebut dikenal angker oleh banyak orang.

Banyak yang menceritakan hal mistis yang menurut Bella itu tak masuk akal. Justru Bella merasa aman dan tenang berada di sini karena Bella menyukai keheningan namun tak suka kesepian.

Dengan begitu berani Bella duduk menyamping dengan sebuah buku yang berada di atas pangkuan, di atas kepala Bella terdapat pohon gugur yang begitu besar berbentuk payung. Berhubung juga habis hujan, rintik-rintik sisa air hujan yang berada di daun jatuh mengenai Bella. Sama sekali tak dihiraukan Bella, Bella hanya menikmati similar angin yang membelai wajahnya.

"Arrrgh, kepala Bella sakit!"

Kedua tangan Bella bergerak meremas rambutnya yang sudah lepas dari topi pink, topi kesayangan Bella itu berada di samping tubuh Bella.

Kepala Bella nyaris ingin pecah ketika melihat soal PR yang diberikan oleh Ibu Nani kemaren, yang tak bisa sama sekali dikerjakan oleh Bella. Rasanya Bella ingin menyerah saja. Soal itu begitu banyak, lima belas soal. Belum satu pun terselesaikan oleh Bella.

"Kenapa Bella harus jumpa lagi sama X, parah lagi ini limit. Ya Tuhan Bella nyerah!" keluh Bella menyedihkan. Bahunya merosot lemah, tak tahu harus bagaimana. Ini begitu sulit, kenapa sih dia begitu tolol di pelajaran Matematika?

"TIDAK, nggak boleh nyerah nanti nilai rapor jadi nol. Untung Bella dikasih kesempatan satu hari lagi buat nyelesain PR. Ibu Nani baik juga sama Bella walaupun sering hukum Bella karena bodoh!" gumam Bella dengan semangat yang kembali penuh memenuhi raga.

Bella kembali mengambil pensilnya yang sempat Bella jatuhkan ke tanah. Bella mulai mencari lagi, meskipun kertas buku itu sudah tersobek sedikit karena Bella sering sekali menggunakan alat penghapus.

Bella tampak berpikir keras, menatapi soal pertama. "Lim X sama dengan 2 dalam kurung 3X-1, apa ya hasilnya?" Bella memanyunkan bibirnya kedepan.

Sekilas Bella menatap jam tangan yang bertengger manis di pergelangan tangannya. "Udah 2 jam nyari tapi nggak dapet hasil hiks. Bella harus gimana? Tinggal sisa 3 menit lagi harus kumpul!" ujar Bella pelan.

Sejenak Bella menatap ke depan, tak ada satupun manusia yang lewat disini. Apakah memang bener mitos itu? Makanya tak ada yang berani menginjakkan kakinya disini.

Bella selalu berusaha menjauh dari keramaian agar tidak ada yang jahat atau mengerjainya. Bella sudah parno, dulu pernah meminta bantuan dengan teman kelasnya, Bella justru mendapatkan makian dari orang tersebut, mungkin saja teman kelasnya membenci orang bodoh seperti dirinya.

Hingga membuat Bella berpikir, lebih baik berusaha sendiri meskipun tak ada hasil.

Tanpa bisa ditahan, sudut mata Bella mulai berair. Isakan kecil terdengar dari mulutnya, Bella sesegukan dalam tangisannya yang seperti anak kecil.

"Mama, Bella bodoh banget ya soal gini aja Bella nggak bisa. Mama pasti malu banget punya Bella, apa yang bakal Bella kasih ke Mama pas kita jumpa nanti? Bella marah pada diri Bella sendiri karena Bella tak bisa apa-apa. Cita-cita Bella cuma mau pinter dan nggak dimarahi lagi sama Ibu Nani. Bella cuma mau banggain kalian."

Dengan mata yang penuh dengan gumpalan bulir bening yang mengenang di kelopak mata, Bella menatap nanar kearah kertas soalnya. Sebagian soal sudah terkena air mata Bella, hingga menjadi basah, soal yang tertulis sedikit mengerut. "Hiks hiks, Bella harus gimana lagi waktu berjalan terus. Sisa waktu Bella bentar lagi bakal habis."

ALBIRU | MY HUSBAND IS CLASS PRESIDENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang