BAB 08. ALSAKI GRAHAM

441 159 16
                                    

Yeay akhirnya bisa update :)
Vote komennya dungs supaya aku semangat ^.^

Siap untuk mengisi semua paragraf dengan komentar?

***

Maaf ya guys author telat banget update-nya. Semoga aja masih ada yang nunggu cerita ALBIRU.
Terima kasih buat kalian yang udah mampir ke cerita ini.
Betah terus ya

ALBIRU

Cowok itu membuka pintu ruangan Bella dirawat dan menutupnya pelan setelah sampai di dalam ruangan. Ruang UKS SMA Hartahta begitu luas, hingga mampu menampung lebih kurang sepuluh siswa-siswi yang perlu perawatan.

Tenaga medisnya pun didatangkan langsung dari beberapa rumah sakit ternama di Ibu Kota.

Cowok itu berjalan ke arah kamar pertama di ruangan itu. Ia menghampiri Bella yang bersandar di sandaran brankar. Cowok itu menenteng sebuah Hoodie coklat tua di lengan dan satu set lengkap bubur yang masih panas.

"Lucu banget muka lo planga plongo gitu. Lo lagi di UKS, gimana keadaan lo sekarang? Lo nggak apa-apa? Masih ada yang sakit?"

Cowok itu Alsaki. Mengajak Bella bicara usai meletakkan plastik yang berisi makanan yang ada di tangannya ke atas nakas di dalam ruangan.

Bella mengerjab pelan, dia belum bisa menghalau rasa sakit di dalam dada tepatnya di jantung. Sejak tadi Bella selalu berusaha mengontrol rasa sakit yang amat menyiksa itu. Bella tak boleh menampakkan dirinya tengah sakit di depan Alsaki.

Bella menatap Alsaki dengan seulas senyum di wajahnya yang pucat seolah tak terjadi apa-apa.

"Emang Bella kenapa? Tunggu ya, Bella coba ingat-ingat dulu. Oh ya Bella udah dua kali nolongi Al. Bella senang, jadi Bella nggak kenapa-kenapa kok. Tenang aja, santuy hehe." Bella berkata dengan lembut. Senyum manis di bibir Bella tak luntur.

Alsaki mengernyitkan dahinya. "Lo baik? Senyum lo justru nggak mencerminkan yang lo bilang." Alsaki menjeda ucapannya sejenak. Memang saat ini Alsaki merasakan hal beda pada teman kelasnya ini. Alsaki mengangkat bahunya samar, tak terlalu memikirkan.

"Gue sih sebenarnya abis lo sadar gue mau marahin lo. Lo sok-sokan jadi pahlawan buat nolongin orang lain tanpa perduliin diri lo sendiri. Gue sih cuma mau bilang, bahagiain diri lo baru orang lain. Gue selaku teman kelas lo maaf banget cuma bisa ngeliat lo dari jauh pas di tindas sama Ibu Nani." Alsaki berucap dengan menyesal.

Melihat Bella kini membuat Alsaki merasa kasian dengan kondisi Bella yang selalu dihakimi oleh Ibu Nani. Alsaki tahu Bella hanya menampakkan dirinya tegar padahal sebaliknya. Alsaki berpikir seperti itu karena melihat senyum Bella yang berbeda saat ini.

Bella tertawa kecil. "Ih apaan sih, lebay amat. Bella nggak kenapa-kenapa kali, Bella baik-baik aja buktinya mata Bella terbuka nggak nutup selama-lamanya kan? Bella harus happy kiyowo dong hehe." Usai menyelesaikan ucapannya. Bella memamerkan lesung pipi Bella yang manis di sudut bawah bibir. Siapa saja yang melihat itu pasti akan terpesona.

Alsaki mengerjab pelan kemudian pandangan cowok itu beralih kearah pergelangan tangan Bella tepatnya jam yang bertengger manis di tangan itu, cukup menyita perhatiannya. Alsaki tak bodoh untuk tahu apa itu. Alsaki kembali menatap Bella.

"Hmm iyadeh. Btw, jam lo bunyi terus. Jam pendeteksi detak jantung. Buat apa?" tanya Alsaki penasaran.

Spontan Bella langsung menutup jam itu dengan satu tangannya satu lagi sehingga tak dapat dilihat lagi oleh Alsaki. Bella menatap Alsaki dengan senyum tipis di bibir. Ia menyengir kecil, "Gak buat apa-apa, kok. Aki ..." cicit Bella pelan.

ALBIRU | MY HUSBAND IS CLASS PRESIDENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang