BAB 22.(2) EDRIC IBLIS!

601 148 135
                                    

HALOO SEMUANYA, SAFII DATANG

----------------

Hargai penulis, hanya dengan memberikan vote serta comment. Cerita ini nanti juga mengandung beberapa unsur kekerasan yang tidak patut untuk ditiru.

So, happy reading

*

YEAY BISA DOUBLE UPDATE, SIAPA INI YANG SENENG? WKWK

DI MOHON JANGAN SIDERS YA GENGS. RAMEIN KOLOM KOMENTAR SETIAP PARAGRAFNYA BIAR ALBIRU UPDATENYA SERING DAN SAFII JUGA SEMANGAT BUAT UPDATE: ()

BTW, DUKUNG TERUS CERITA INI YA SAMPE TAMAT HUHU

BANTU RAMEIN, BANTU PROMOSI HIHI

TINGGALIN JEJAK KALIAN DISINI SBLM BACA. BACA KOMEN KALIAN ITU PALING MOOD!

WARNING!⚠️

300 KOMEN & 300 VOTE

KALO BELUM TEMBUS TARGET, SAFII GAK AKAN NEXT DULU🙏🏻

***

Kepalanya tertunduk dengan lemah kebawah, darah berjatuhan sana-sini mengotori lantai dikarenakan luka sobek di tubuhnya yang terbuka, beberapa bagian tubuhnya juga sudah lebam akibat pukulan yang ia dapatkan dibalik baju basah yang masih dikenakannya.

Mata cowok itu mengerjab dengan sayu, terbuka sesekali dengan lemas. Hanya ada cahaya gelap yang menusuk di kornea birunya.

Sesekali meringis, kepalanya terasa sangat pusing. Dia meronta lemah, tapi tertahan karena sekarang dia terikat di kursi kayu yang dia duduki. Tangan dan kakinya terikat mati membuat kedua anggota tubuhnya ikut terluka.

Cowok itu sudah tak bertenaga, sejak dia disuntik dengan sebuah cairan pelemas hingga tak sedikit pun menyisahkan perlawanan.

Berantakan, kondisi cowok itu sangat kacau.

Albiru sadar, dia sedang berada di sebuah gudang bawah tanah. Dan rasanya percuma, dia berteriak meminta pertolongan. Karena kini dia terkurung di ruangan kedap suara. Suaranya tidak akan sampai ke luar ruangan.

Lagi, Albiru berusaha melepaskan ikatan di kedua tangannya yang diikat di belakang punggungnya, meski tak berhasil hanya menyisakan luka baru. Sakit. "Shhh."

Beberapa saat kemudian. Telingannya dipenuhi dengan beribu langkah kaki yang hendak mendekat kearahnya. Dan juga, suara hentakkan ujung tongkat beradu dengan lantai.

Dibalik penjaman mata lemahnya, Albiru mengukir seringai tipis di bibirnya yang sobek, masih mengeluarkan banyak darah, menetes hingga ke lantai.

Tak melihat apa yang terjadi pun, cowok itu sudah bisa menebak kini tubuh tak berdayanya sudah dikelilingi oleh ratusan pria besar berotot. Dan didepannya saat ini, sudah berdiri sosok iblis yang tak pernah ingin dia lihat lagi.

Sial.

Tubuh iblis itu semakin ber-isi. Kapan akan dia mati?

Seumur hidupnya dia sudah tak sudi berhadapan langsung dengan iblis itu. Tetapi kenapa semesta mempertemukan mereka?

ALBIRU | MY HUSBAND IS CLASS PRESIDENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang