BAB 26. PISTOL DI KEPALA

504 43 105
                                    

HALOO SEMUANYA, SAFII DATANG

----------------

Selalu hargai penulis, hanya dengan memberikan vote serta comment. Cerita ini nanti juga mengandung beberapa unsur kekerasan yang tidak patut untuk ditiru.

Follow Wattpad Safii ya karena beberapa bab bakal Safii private

So, happy reading

***

DI MOHON JANGAN SIDERS YA GENGS.

RAMEIN KOLOM KOMENTAR SETIAP PARAGRAFNYA BIAR ALBIRU UPDATENYA SERING DAN SAFII JUGA SEMANGAT BUAT UPDATE: ()

BTW, DUKUNG TERUS CERITA INI YA SAMPE TAMAT HUHU

BANTU RAMEIN, BANTU PROMOSI HIHI

TINGGALIN JEJAK KALIAN DISINI SBLM BACA. BACA KOMEN KALIAN ITU PALING MOOD!

WARNING!

50 KOMEN & 50 VOTE

KALO BELUM TEMBUS TARGET, SAFII GAK AKAN NEXT DULU 🙏🏻

***

"Gue semakin sadar. Bener kata Jendra, lo semakin hari semakin aneh aja. Pertama, lo suka ngilang nggak jelas. Kedua, lo bersikap aneh sama berbie dan sekarang lo bawa berbie ke markas kita. Markas tersembunyi, yang bahkan orang lain nggak tau termasuk bokap lo sendiri. Kenapa lo bawa berbie ke markas kita? Bukannya lo nggak suka orang lain tau markas kita apalagi masukin orang asing kesini?"

Alsaki dan Albiru kini sedang berada di markas, tempat biasa mereka berkumpul. Albiru menyandarkan punggungnya di sandaran sofa yang berada di dalam ruangan sekaligus mengabaikan pertanyaan Alsaki yang dilontarkan barusan untuknya.

Luka-luka di sekujur tubuh Albiru sudah diobati oleh dokter kepercayaannya dan sudah tertutup kembali dengan pakaian serba hitamnya hingga tak terlihat seperti orang yang baru saja mendapatkan luka hebat.

Dokter tersebut sudah pulang, tak lupa cowok itu juga menyuap dokter tersebut dengan sogokan untuk tutup mulut. Begitu juga dengan Bella yang sudah diobati lebih dulu daripada dirinya yang kemudian terlelap di atas sofa seluas lapangan itu beberapa menit yang lalu.

Alsaki yang mulai jengah dengan terdiam Albiru akhirnya Alsaki menyenggol lengan Albiru dengan kasar lantas dihadiahi rintihan pelan dari Albiru lantaran terkena lukanya yang dilapisi perban disertai dengan mata tajam Albiru yang dilayangkan kearahnya.

Alsaki mengendikan bahu, lalu memalingkan wajahnya kearah lain dengan santai.

"Dia beda." Albiru mendesis tajam.

Alsaki menukik alisnya, tak mengerti. "Beda gimana maksud lo? Ngomong yang jelas deh, jangan setengah-setengah!" ngegas Alsaki tak santai. Sungguh, cowok itu semenjak tadi sudah diselumuti oleh penasaran yang teramat sangat.

Albiru mendecak. "Lo nggak perlu tau. Nggak penting."

Albiru tentu saja tidak akan memberitahu siapapun tentang Bella yang merupakan istrinya. Sebenarnya, ia juga merasa aneh dengan dirinya sendiri. Kenapa ia harus bersikap seperti ini? Kenapa ia justru membawa Bella ke dalam markas yang penuh privasi seperti ini?

ALBIRU | MY HUSBAND IS CLASS PRESIDENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang