BAB 33. BUAT BAYI

790 46 156
                                    

HALOO SEMUANYA, SAFII DATANG

----------------

Hargai penulis, hanya dengan memberikan vote serta comment.

Cerita ini nanti juga mengandung beberapa unsur kekerasan yang tidak patut untuk ditiru.

Follow Wattpad Safii ya karena beberapa bab bakal Safii private

So, happy reading

****

​Bella ditempatnya menahan malu sembari menyunggingkan senyum kaku, tak sanggup berkata-kata lagi.

Gadis itu menatap lekat nasi sepuluh bungkus, botol minum yang masih disegel dan alat pengompres perut yang sudah tertata rapi didepan matanya. Lalu, Bella juga mengedarkan pandangannya dan melihat betapa tertutupnya ruangan kotor ini. Jaringan laba-laba menghiasi setiap daun pintu.

​Sungguh, dia masih tak menyangka akan selamat dari maut. Dan semakin tak percaya bahwa yang menolongnya adalah suaminya sendiri.

Bella tak henti-hentinya memandangi cowok bercelana pendek didepannya, diam-diam pipinya memerah dengan sendirinya kemudian menunduk malu.

​Gadis itu tak tahu kalau sampai halangannya tembus ke tangan suaminya. Ia tahu ketika Albiru mendesis dan mencuci tangan dengan amarah sementara dirinya hanya bisa menciut memperhatikan betapa emosinya Albiru dengan perasaan takut. Untung saja Bella selalu membawa softex cadangan yang Albiru beli banyak kala itu.

"Sakit telinga belum denger suara Ayang Al." Bella menatap lesu kearah sepuluh bungkus nasi yang belum dia sentuh sama sekali.

Tak ada jawaban.

Membuat Bella pun memilih mengambil boneka buaya dalam tas untuk menemaninya makan dan juga teman bicaranya kemudian mendekap boneka itu dengan erat, tak semangat.

Suaminya tega, dia merasa sendiri ditempat duduknya saat ini karena suaminya itu sangat menjaga jarak darinya. Lima meter, bayangkan seberapa jauh itu.

"Jaga mata lo sebelum gue tusuk pake pistol gue." desisnya geram sembari mengarahkan senter ponsel sebagai penerang ruangan kearah bola mata Bella yang tak kunjung lepas memandanginya. Alhasil mata Bella menyipit lantaran begitu pekat cahaya yang menusuk ke retina.

"Makan!" titahnya dingin. Raut wajahnya begitu datar. Tak berekspresi sama sekali.

"Yeayy akhirnya disuruh makan sama Ayang Al." soratnya begitu gembira membuat Bella langsung membuka bungkusan makanan itu, dan melahap nasi tersebut dengan semangat.

Semakin bahagia memeluk boneka buaya dan juga sesekali menatap gelang pemberian suaminya yang berada dipergelangan tangannya. Tampak sekali seperti anak kecil.

"Suapin Bella dong Ayang Al biar keliatan romantis gituh, kan kita masih ada hawa-hawa pengantin baru nich."

Cowok itu tak merespon, hanya diam saja membuat Bella cemberut bukan main. Berakhir, gadis itu pun pasrah dan melanjutkan kembali aktivitas makannya dengan mendumel tak habis-habisnya tertuju kearah Albiru.

"Harus caper setiap hari biar diperhatiin terus sama Ayang Al. makasih ya Ayang Al udah khawatirin Bella. Cintah banget dech." Bella memamerkan senyum termanisnya kemudian meraih alat pengompres itu.

Tanpa malu-malu, Bella dengan begitu sengaja menyingkap baju sekolahnya sehingga menampakkan perutnya yang super putih itu, hampir memperlihatkan bagian atas sensitifnya.

ALBIRU | MY HUSBAND IS CLASS PRESIDENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang