HALOO SEMUANYA, SAFII DATANG
----------------
Hargai penulis, hanya dengan memberikan vote serta comment. Cerita ini nanti juga mengandung beberapa unsur kekerasan yang tidak patut untuk ditiru.
Follow Wattpad Safii ya karena beberapa bab bakal Safii private
So, happy reading
***
DI MOHON JANGAN SIDERS YA GENGS.
RAMEIN KOLOM KOMENTAR SETIAP PARAGRAFNYA BIAR ALBIRU UPDATENYA SERING DAN SAFII JUGA SEMANGAT BUAT UPDATE: ()
BTW, DUKUNG TERUS CERITA INI YA SAMPE TAMAT HUHU
BANTU RAMEIN, BANTU PROMOSI HIHI
TINGGALIN JEJAK KALIAN DISINI SBLM BACA. BACA KOMEN KALIAN ITU PALING MOOD!
WARNING!
50 KOMEN & 50 VOTE
KALO BELUM TEMBUS TARGET, SAFII GAK AKAN NEXT DULU 🙏🏻
****
Sudah memakan waktu sehari. Pagi ini, Bella memilih untuk pulang. Gadis dengan rambut yang dibiarkan tergerai indah sebatas punggung itu menatap hamparan bunga yang begitu luas dari luar jendela sana sembari melihat indahnya cahaya matahari yang bersinar di atas langit.
Kemudian, memalingkan wajahnya kearah ransel yang sudah dipenuhi dengan pakaiannya. Bella tampak tak bersemangat, lesu sekali saat menyadari bahwa Albiru tak kunjung juga mengunjunginya disini. Sebenarnya kenapa Albiru tak ingin melihatnya? Segitu tak pedulinya kah?
Bella meraih lukisannya yang berada di sampingnya. Sembari menggeserkan posisi agak lebih ke tepi kasur, gadis itu merapikan lebih dulu kemeja yang dilapisi gaun bertali tipis di bagian pundaknya itu agar nyaman.
Bella memanyunkan bibirnya kedepan saat memandangi wajah tampan Albiru di lukisan itu. "Buaya suami ... kangen suamiii." Bella mencubit-cubit geram lukisan itu, serasa tak puas cubitan Bella beralih pada boneka buaya yang dibelikan Albiru.
"Ihhh kangen banget, Ayang Al di mana sih? Kenapa selalu ninggalin gue sendirian lagi? Gua nggak suka kesepian, tapi nggak apa-apa ada buaya suami disini." Bella memeluk gemas boneka buaya itu kemudian diangkatnya lagi tinggi-tinggi. "Buaya suami harus selalu temenin gue, ya. Harus setia jangan kayak papah kamu selalu pergi gitu aja ninggalin gue, yang istrinya."
"Awas aja kalau udah ketemu bakal gue uwel-uwel telinganya sampe merah." Ujar Bella menggebu-gebu. Saking kesalnya dengan Albiru.
Sedetik kemudian, Bella termenung lesu tak tentu arah. "Kalau memang Ayang Al sama bokapnya kenapa Ayang Al nggak jegukin gue. Sesibuk itukah Ayang Al sampai lupain gue? Ihh kesel banget sama Ayang Al. Kenapa sih Ayang Al nyebelin mulu, tapi bikin gue makin cinta. Kalah gue." Bella tak henti-hentinya meremas-remas bulu boneka buaya di genggamannya itu. Bella rindu dengan sikap menyebalkan Albiru sekaligus khawatir dengan kondisi Albiru saat ini.
Bodoh banget. Di telepon pun percuma, nomor ponsel Albiru masih acak-acakan padahal Bella ingin minta sama sahabatnya tapi Bella ragu. Kalau memang Albiru di rumah bokapnya, apa memang tidak bisa Albiru menjeguknya sekali aja kesini.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALBIRU | MY HUSBAND IS CLASS PRESIDENT
Teen Fiction⚠️PART TERBARU AKAN MUNCUL KALAU KALIAN SUDAH FOLLOW⚠️ "𝓢𝓮𝓹𝓪𝓼𝓪𝓷𝓰 𝓵𝓾𝓴𝓪 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓹𝓪𝓷𝓭𝓪𝓲 𝓶𝓮𝓷𝓾𝓽𝓾𝓹𝓲 𝓭𝓾𝓴𝓪." - 𝓢𝓪𝓯𝓲𝓻𝓪 𝓡𝓜, 𝓐𝓵𝓫𝓲𝓻𝓾 "Ah ya gue punya istri buat diajak mati bareng." "Ayang Al kenapa ngomong gitu? Kok...