BAB 16. PISTOL CINTA

442 141 79
                                    

Yeay akhirnya bisa update :)
Vote komennya dungs supaya aku semangat ^.^

Siap untuk mengisi semua paragraf dengan komentar?

Btw, ada gak ya yang nungguin cerita ini update?😭

ALBIRU
















Sayangnya, Albiru tak membalas ucapan Bella. Lebih tepatnya mengabaikan Bella membuat Bella menarik napas berat menatap Albiru yang kini tengah menarik lengan hoodie hingga sesiku lalu memasangkan bola lampu itu di sana.

Bella memperhatikan setiap gerakan Albiru yang begitu mempesona. "LAKIK bener calon imam Bella, AAKKH damegenya nembus paru-paru." sorak Bella antusias.

Tak lama kemudian, Bella mengembuskan napas kasar menyadari sejak tadi dia hanya berbicara sendiri. Albiru tak membalas ucapannya sama sekali.

Memperhatikan Albiru terus menerus membuat Bella bosan sehingga Bella pun beranjak dari tempat duduknya mendekati Albiru. Bella juga tak ingin menjadi beban untuk Albiru, lebih baik dia membantu daripada duduk sendiri tak jelas.

Tepat di samping Albiru, Bella menoel lengan Albiru.

Detik bersamaan, Albiru terperanjat di tempat ketika menemukan wajah Bella yang cukup menyeramkan menurutnya. Bagaimana tidak, gadis itu menyorotkan cahaya senter ke wajahnya hingga menimbulkan sileut seperti wajah hantu.

Tak hanya itu, gadis itu juga menyengir lebar layaknya kuntilanak. Sedangkan Albiru tetap bersikap cool di depan Bella dan melengos jengah.

"Lagi cosplay kunti ayang cuocok nggak?" Bella menyengir tak berdosa lalu mengarahkan cahaya senter itu ke dalam kantong plastik yang berada dalam genggaman Albiru.

Memang langit sudah lumayan gelap, jadi harus menggunakan senter agar penerangan di mata tampak lebih jelas. Bella melihat-lihat isi yang berada dalam kantong besar itu lantas pun bertanya, "Btw Al kok banyak bener beliin barang beginian? Memang kita tinggal disini sampai kapan? 1 hari, 2 hari, 3 hari atau 4 hari. Gak, gak itu lama banget Bella harus sekolah dan kerja! Gak lucu dong baru diterima langsung di pecat dan Ibu Nani juga bakal marahi Bella. Al mah enak dapet cuti 3 hari lah Bella kagak." Bella menatap Albiru seakan tak percaya.

Tak butuh waktu lama, Bella mendecak ketika melihat Albiru yang untuk kesekian kali mengabaikan dirinya. Bella menghentakkan kakinya kesal di lantai, satu kali.

Bella menggertak marah. "Al masih napas nggak sih? Kenapa nggak jawab Bella ngomong, Al gemesin banget sih cuekin Bella mulu, Bella beneran nabok Al di pipi pakek bibir baru tau rasa. Al nyebelin, Al resek banget jadi cowok Bella ya. Btw, Bella nggak mau tau. Bella suka Al nih, masa Al nggak suka balik? TIDAK menerapkan symbiosis mutualisme banget!" Bella menekan setiap deretan kalimatnya, sementara Albiru langsung menyumpal sepasangan earphone itu di telinga.

"Gue nggak suka diajak ngomong!" balas Albiru tak ada lembut-lembutnya

"Oh berarti langsung ajak kawin dong ya! Kalo gini mah Bella langsung setuju GAK PAKEK NOLAK, 100% Bella nerima Al dalam artiin Al nerima Bella juga, Bella ---,"

Mendadak, Bella mengantungkan ucapannya ketika Albiru tiba-tiba saja menghapus jarak keduanya hingga mata mereka bertabrakan membuat Bella menahan napasnya, tak hanya itu pipinya menjadi merona tak terkendali.

"Beuh gila tatapan Al bikin jantung Bella dag dig dug ... ih Al napas aja bikin Bella salting."

Bella mendaratkan pukulan centil di lengan Albiru sementara Albiru melirik pukulan itu datar dan melepaskan yang menyumpal di telinga. Kenyataannya, memakai earphone tak berguna, suara cempreng gadis itu mampu menembus alat pendengarannya dengan kurang ajar.

ALBIRU | MY HUSBAND IS CLASS PRESIDENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang