HALOO SEMUANYA, SAFII DATANG
----------------
Hargai penulis, hanya dengan memberikan vote serta comment. Cerita ini nanti juga mengandung beberapa unsur kekerasan yang tidak patut untuk ditiru.
Follow Wattpad Safii ya karena beberapa bab bakal Safii private
So, happy reading
***
DI MOHON JANGAN SIDERS YA GENGS.
RAMEIN KOLOM KOMENTAR SETIAP PARAGRAFNYA BIAR ALBIRU UPDATENYA SERING DAN SAFII JUGA SEMANGAT BUAT UPDATE: ()
BTW, DUKUNG TERUS CERITA INI YA SAMPE TAMAT HUHU
BANTU RAMEIN, BANTU PROMOSI HIHI
TINGGALIN JEJAK KALIAN DISINI SBLM BACA. BACA KOMEN KALIAN ITU PALING MOOD!
WARNING!
50 KOMEN & 50 VOTE
KALO BELUM TEMBUS TARGET, SAFII GAK AKAN NEXT DULU 🙏🏻
****
"Seharusnya lo benci sama Al karena Al udah bikin lo kayak gini."Ucapan Jendra barusan justru mendapatkan tatapan polos dari Bella. Melihat itu, Jendra menggaruk leher belakangnya tak gatal, mendadak bingung juga kenapa dia sampai mengatakan hal tersebut.
Apalagi pancaran kepolosan dari mata Bella membuat Jendra tidak tega mencemari hal buruk pada gadis tak tahu apa-apa ini. Di matanya Bella hanya anak kecil yang harus diajarkan dalam hal-hal baik aja.
"Sorry." Lalu, Jendra berdehem sejenak kemudian melanjutkan ucapannya, "Lo ada hubungan apa sama Al? Lo deket banget sama dia ya?"
Tentu saja, hubungan Albiru dengan Bella begitu membuat Jendra penasaran. Bagaimana tidak, ketika Albiru menolong Bella, baru kali ini dalam seumur hidupnya Jendra melihat kekhawatiran Albiru yang begitu dahsyat, tak pernah Jendra perhatikan mimik wajah Albiru yang seperti itu selama dia bernapas di bumi ini.
Dan setahunya, Albiru tipe lelaki tak peduli sekitar apalagi cemas dengan kondisi orang lain. Mustahil sekali.
Sementara Bella membeku di tempat mendengar pertanyaan yang dilontarkan Jendra untuknya. Tiba-tiba, Bella linglung seperti orang bodoh. Sesekali menggigit bibir bawahnya gelisah, bingung menjawabnya bagaimana.
Bella menciut saat melihat tatapan Jendra yang semakin mengitimidasi. "Sua— eh nggak." Bella langsung membekap mulutnya sendiri seraya menggeleng keras lalu menatap Jendra dengan mengerjab sekali. "Al temen kok, cuma temen aja. Percaya deh, percaya ya?" desak Bella dengan puppy eyes-nya yang begitu imut. Kemudian Bella menyengir lebar.
Tampak mencurigakan sebenarnya tapi Jendra pun hanya mengangguk saja mempercayai apa yang dikatakan Bella. Tidak mungkin juga Bella punya hubungan special dengan Albiru ketika Jendra membayangkan kembali bagaimana kerasnya hati dan sifat biadab Albiru.
"Oke gue percaya."
Mendengar itu, Bella akhirnya bisa bernapas lega. Lalu, Bella lagi-lagi mendongak memandangi Jendra dengan memancarkan kepolosan bak seperti bayi di kornea mata indahnya seraya memilin kedua tangannya yang berada di atas pangkuan dengan gugup.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALBIRU | MY HUSBAND IS CLASS PRESIDENT
Teen Fiction⚠️PART TERBARU AKAN MUNCUL KALAU KALIAN SUDAH FOLLOW⚠️ "𝓢𝓮𝓹𝓪𝓼𝓪𝓷𝓰 𝓵𝓾𝓴𝓪 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓹𝓪𝓷𝓭𝓪𝓲 𝓶𝓮𝓷𝓾𝓽𝓾𝓹𝓲 𝓭𝓾𝓴𝓪." - 𝓢𝓪𝓯𝓲𝓻𝓪 𝓡𝓜, 𝓐𝓵𝓫𝓲𝓻𝓾 "Ah ya gue punya istri buat diajak mati bareng." "Ayang Al kenapa ngomong gitu? Kok...