BAB 36. IBLIS NERAKA

605 35 16
                                    


HALOO SEMUANYA, SAFII DATANG

Maaf ya baru update, hp Safii baru selesai diperbaiki huhu

----------------

Hargai penulis, hanya dengan memberikan vote serta comment. Cerita ini nanti juga mengandung beberapa unsur kekerasan yang tidak patut untuk ditiru.

Follow Wattpad Safii ya karena beberapa bab bakal Safii private

So, happy reading

***

DI MOHON JANGAN SIDERS YA GENGS.

RAMEIN KOLOM KOMENTAR SETIAP PARAGRAFNYA BIAR ALBIRU UPDATENYA SERING DAN SAFII JUGA SEMANGAT BUAT UPDATE: ()

BTW, DUKUNG TERUS CERITA INI YA SAMPE TAMAT HUHU

BANTU RAMEIN, BANTU PROMOSI HIHI

TINGGALIN JEJAK KALIAN DISINI SBLM BACA. BACA KOMEN KALIAN ITU PALING MOOD!

WARNING!

50 KOMEN & 50 VOTE

KALO BELUM TEMBUS TARGET, SAFII GAK AKAN NEXT DULU

****

Tiga pria yang berotot besar di beberapa bagian tubuh kekarnya dengan setelan jas hitam yang dipadukan dengan dasi, menghentikan langkahnya yang tergopoh-gopoh tepat di sebuah batu-batuan yang memanjang ke atas.

Di sana terlihat seorang cowok muda tampan yang tampak begitu santai membakar ujung rokok kemudian mengisap rokok itu dengan sangat menikmati. Asap rokok mengudara disekitarnya.

Lalu cowok itu menutup kepalanya dengan tudung jaket membuat rambut gondrongnya terlampir ke depan sehingga matanya tertutupi oleh poni. Sangat menikmati tiap-tiap isapan pada rokoknya tanpa memperdulikan tiga ajudan yang sudah mengeluarkan mimik wajah sangarnya itu.

Buliran keringat telah membasahi wajah dan leher tiga orang pria berumur tiga puluh tahunan itu, tak berhenti menatap kearah anak dari tuannya dengan cukup tajam dan jengah.

Napas mereka juga terengah-engah lantaran begitu kelelahan mencari keberadaan Albiru yang melarikan diri hingga ditemukan di belakang sekolah yang cukup angker untuk didatangi.

"Tuan Mu-da." Tejo, yang berambut gondrong dan di kuncir itu mengeluarkan suara tegasnya seraya mengatur napasnya yang masih tersengal cepat.

Wajah Tejo yang memang menyeramkan semakin terlihat menyeramkan lantaran kesabarannya yang setipis tisu itu sudah tidak mentoleransi lagi kelakuan anak dari majikannya itu.

"Jangan mempersulit pekerjaan kami. Kami bekerja sesuai arahan Bapak, jadi Tuan Muda harus menaati kemauan Bapak." Tersemat gemuruh emosi dari nada suara yang meluncur dari bibir Tejo.

"Tuan Muda?" panggil Jayblay saat Albiru tak mengindahkan ucapan mereka alias tak menganggap mereka ada di sekitar Albiru.

Cowok gondrong itu tetap asik dengan dunianya sendiri. Merokok sembari mendengarkan music dari headset yang menutupi dua lubang telinganya, juga menikmati semilir angin yang sepoi-sepoi sehingga membuat rambut hitamnya semakin berantakan.

"Tuan Muda dilarang merokok," tegas Jazi tanpa bantahan.

"Saya ingin Tuan Muda mematikan rokoknya, sekarang!" titah Tejo seraya berteriak keras agar didengarkan oleh Albiru yang masih tak menganggap mereka.

ALBIRU | MY HUSBAND IS CLASS PRESIDENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang