BAB 29. MEMOHON UNTUK HIDUP

498 47 123
                                    

HALOO SEMUANYA, SAFII DATANG

----------------

Selalu hargai penulis, hanya dengan memberikan vote serta comment. Cerita ini nanti juga mengandung beberapa unsur kekerasan yang tidak patut untuk ditiru.

Follow Wattpad Safii ya karena beberapa bab bakal Safii private

So, happy reading

***

DI MOHON JANGAN SIDERS YA GENGS.

RAMEIN KOLOM KOMENTAR SETIAP PARAGRAFNYA BIAR ALBIRU UPDATENYA SERING DAN SAFII JUGA SEMANGAT BUAT UPDATE: ()

BTW, DUKUNG TERUS CERITA INI YA SAMPE TAMAT HUHU

BANTU RAMEIN, BANTU PROMOSI HIHI

TINGGALIN JEJAK KALIAN DISINI SBLM BACA. BACA KOMEN KALIAN ITU PALING MOOD!

WARNING!

50 KOMEN & 50 VOTE

KALO BELUM TEMBUS TARGET, SAFII GAK AKAN NEXT DULU 🙏🏻

***

Bella melangkah pelan menuju area lapangan untuk bergabung bersama teman-temannya yang sudah berkumpul sehabis guru olahraga memanggil.

Sepanjang jalan, Bella teringat dengan pekerjaannya yang belum sempat kesana karena tugas sekolah yang menggunung. Tentu, Bella harus ketempat kerja untuk menjelaskan pada bosnya kenapa ia tak masuk tiga hari. Semoga saja tidak dipecat.

Menarik napas panjang, Bella mendongakkan kepala menatap terik matahari yang begitu menyilau di kornea mata coklatnya. Sekali lagi, Bella menarik napas cukup panjang. Lelah.

"KAMU?! KENAPA KELUAR DARI BARISAN. SEKARANG LARI KE LAPANGAN SEBANYAK 10 KALI PUTARAN!"

Bella tersentak kaget ketika mendengar teguran itu. Spontan, gadis itu memundurkan langkah ketika jaraknya dengan guru olahraga terasa begitu dekat. Ia gagap ketika ditatap tajam oleh guru tersebut. Hendak membela diri pun tidak bisa karena Bella tahu ia salah, makanya Bella pun memilih mengalah dan mulai mendekati lapangan seluas studion itu.

Bella menatap seluruh murid sekelasnya yang baru saja menghadiahinya dengan sorakan. Bella memperhatikan itu, mereka menatapnya dengan tatapan tak suka. Gadis itu hanya bisa menunduk lalu kembali melanjutkan langkahnya untuk berlari menjauhi mereka. Ia berusaha menganggap bahwa sekitarnya tak ada orang supaya agar dirinya menjadi lebih tenang.

Tak lama dari itu, Pak Yanto selaku guru PPL olahraga juga menghadang empat cowok ganteng yang baru juga memasuki area lapangan. Pak Yanto sudah menatap nyalang kearah mereka, beda lagi dengan siswi-siswi yang berbaris itu menatap terpesona kearah cogan tersebut.

Sementara Jendra, Alsaki, Tulus dan Albiru membalas tatapan Pak Yanto dengan datar.

"Jendra, Alsaki, Tulus dan Albiru kenapa di jam olahraga kalian malah ke kantin? Kalian mau saya hukum hah? Capet, balik ke barisan sekarang juga. Satu ... dua ... tig—"

Ucapan Pak Yanto terpotong ketika tiba-tiba saja Albiru meninggalkannya begitu saja padahal ia belum selesai mengomel, membuat Pak Yanto hanya bisa menghela napas berat.

ALBIRU | MY HUSBAND IS CLASS PRESIDENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang