HALOO SEMUANYA, SAFII DATANG
----------------
Hargai penulis, hanya dengan memberikan vote serta comment. Cerita ini nanti juga mengandung beberapa unsur kekerasan yang tidak patut untuk ditiru.
So, happy reading💃
*
*JANGAN SIDERS YA GENGS. RAMEIN KOLOM KOMENTAR SETIAP PARAGRAFNYA JANGAN LUPA
HUHU SENANG BANGET TERGETNYA BISA TERPENUHI HIKS :0🤒
Target ^^ bismillah 21 VOTE & 30 KOMEN (TARGETNYA MUDAH BANGET 😭, UDAH PALING GAMPANG MASAK GAK BISA TEMBUS🤒 MOGA BISA TEMBUS DAN SAFII BISA UPDATE LAGI. DIMOHON JANGAN SIDERS YA BESTI, BIAR ALBIRU UPDATENYA SERING DAN SAFII JUGA SEMANGAT BUAT UPDATE: 👻
BTW, DUKUNG TERUS CERITA INI YA SAMPE TAMAT HUHU🙉
BANTU RAMEIN, BANTU PROMOSI HIHI🙏🏻
OKE, KITA LIAT KEADAAN BELLA GMNA SKRANG🙏🏻
HIHI SELAMAT MEMBACA :}🤝
TINGGALIN JEJAK KALIAN DISINI SBLM BACA👉
****
Albiru memejamkan mata ketika kilasan masa lalu yang begitu menyakitinya kembali tergambar jelas di pikirannya. Masa lalunya terlalu buruk.
Sejak kecil, Albiru jarang sekali mendapatkan kasih sayang dari Papanya. Albiru tak dicintai oleh Papa kandungnya sendiri, bahkan Albiru ketika kecil sering mendapatkan pukulan dari Edric.
Di umurnya yang baru saja menginjak empat tahun, cowok itu harus mendapatkan luka jahit di kepala dan tubuhnya akibat pukulan, tendangan, dan benturan yang Edric berikan pada tubuhnya. Mungkin saja dia akan mati kala itu kalau saja sang Mama tak menolongnya dengan cepat.
Bahkan tak hanya itu, Albiru kecil juga menyaksikan kesakitan Mamanya saat tiap kali di siksa oleh Edric tanpa rasa kasihan di gudang. Masa kecil yang begitu kelam.
Albiru mengusap air mata yang entah kapan sudah mengalir di wajahnya dengan kasar. Cowok itu menyampingkan tubuhnya sedikit agar tidak terlihat oleh siapapun terutama gadis disampingnya yang sejak tadi terus-menerus mengoceh tidak jelas. Tetapi Albiru tetap melihat kedepan untuk menyetir mobil dengan baik.
"Hoax paling bangsat dari mulut janji nggak bakal ninggalin." Hanya sebuah gerakan bibir yang terucapkan dari mulut Albiru.
Albiru hanya menatap jalanan kosong dengan datar tanpa memperdulikan seseorang disampingnya yang cukup gaduh. Sementara Bella masuk kedalam dunianya sendiri. Gadis itu sejak tadi hanya sibuk menscrool foto-foto pernikahannya yang dikirim oleh Pak RT seraya menikmati indahnya alam diluar mobil melalui jendela, dan terus menerus memuji mobil yang dinaikinya.
Seumur hidup gadis itu tak pernah duduk di mobil mahal dan mewah seperti saat ini. Ini baru pertama kalinya.
Cowok itu menukik alis tebalnya, merasa tidak nyaman. "Lo bisa diam? Berisik." tekan Al judes. Sekilas, cowok itu melayangkan tatapan tajam kearah Bella meskipun Bella tak melihat tatapan sanggarnya kemudian meremas kemudi mobilnya dengan kuat-kuat, geram. Telingannya terasa begitu terbakar. Dia benci kebisingan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALBIRU | MY HUSBAND IS CLASS PRESIDENT
Teen Fiction⚠️PART TERBARU AKAN MUNCUL KALAU KALIAN SUDAH FOLLOW⚠️ "𝓢𝓮𝓹𝓪𝓼𝓪𝓷𝓰 𝓵𝓾𝓴𝓪 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓹𝓪𝓷𝓭𝓪𝓲 𝓶𝓮𝓷𝓾𝓽𝓾𝓹𝓲 𝓭𝓾𝓴𝓪." - 𝓢𝓪𝓯𝓲𝓻𝓪 𝓡𝓜, 𝓐𝓵𝓫𝓲𝓻𝓾 "Ah ya gue punya istri buat diajak mati bareng." "Ayang Al kenapa ngomong gitu? Kok...