[3] Bayangan hitam

1.2K 137 3
                                    

HAPPY READING ( ◜‿◝ )♡

°°°

"Kamu gak suka sama Savana, Ra?"Tanya Luna di sela-sela mengerjakan Pr nya.

"Biasa aja"Jawab Bira bingung dengan setiap angka yang memusingkan.

"Lagian si Savana gak cukup ganteng kalo di bandingkan sama aku."Imbuh Aril yang sedang asyik bermain ps bersama Altar.

"Iya sih Aril sama Savana sama-sama ganteng, tapi bedanya aura Savana kuat banget perihal memikat hati Luna."

Aril terseyum tipis. ternyata Luna tertarik pada Savana, padahal mereka baru pertama kali bertemu.

"Savana siapa sih yang kalian bahas?"Altar ikut bertanya.

"Itu, murid baru di kelas Bira."

Altar manggut-manggut."Ganteng?"

"Banget!"Seru Luna cepat.

"Matanya indah, hidungnya mancung, dan lagi, senyumnya begitu menawan dan memabukkan bikin Luna mabuk kepayang."Luna membayangkan wajah tampan Savana sambil senyum-senyum sendiri seperti
orang yang tengah jatuh cinta.

"Apaan si Alay banget."Cetus Aril.

"Kak Al lanjut main, aku mau ngambil cemilan dulu."Remaja itu pergi menuju dapur dengan perasaan
kesal. Bisa-bisanya Luna membahas cowok lain di depannya.

"Mabuk kepayang, mabuk kepayang, emangnya dia Stella jeruk?!"Oceh Aril kemudian meleguk segelas air dingin.

"Aril udah bunda bilangin jangan keseringan minum air dingin."Seru seorang wanita dengan suara lembutnya menepuk bahu.

"Eh, bunda?"

"Anak bunda kok kelihatan kesel gitu, kenapa?"Tanya Salbia mengusap rambut putranya sayang. Rasanya baru kemarin ia melahirkannya sekarang sudah remaja lagi.

"Gak kenapa-napa kok, Bun. Aril cuma lagi pusing aja mikirin banyak tugas sekolah."

"Kamu kerjakan satu persatu biar gak numpuk."

"Iya, Bun."

"Bunda mau kemana?"Aril memperhatikan penampilan bundanya dari atas sampai bawah.

"Mau nganterin makan siang ayah
ke kantor. Ikut nggak?"

Aril menggeleng cepat." Gak, Aril di rumah aja, kan mau ngerjain tugas."

"Okelah, bunda pergi dulu."

"Iya, hati-hati Bun."

Bukan tanpa alasan Aril tidak mau ikut pergi ke tempat kerja ayahnya.

"Bunda mau kemana?"Giliran Bira yang bertanya saat melihat bundanya sudah berpakaian rapi dengan
membawa rantang makanan.

"Mau nganter makan siang ayah. Bira mau ikut?"

"Gak dulu Bun, Bira lagi ngerjain pr."

"Tapi pulangnya Bira titip jajanan ya? hehe"

Salbia terseyum sambil menggeleng-geleng kepala."Iya nanti pulangnya bunda bawakan jajanan. Bunda pergi dulu, asalamualaikum."

"Walaikumsalam."

"Dari dulu di pikiran kamu itu jajanan mulu, Ra."Ujar Altar
menepuk pelan kening Bira.

"Nyemil sambil ngerjain tugas kan enak kak."Sahutnya di akhiri kekehan.

"Kak Al ini no tiga maksudnya gimana si? Ns, Np, apa?"Tanya Bira mulai kesulitan mengerjakan pr IPA.

"Coba kakak lihat."

SALBIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang