[9] Papa Savana

709 87 0
                                    

Halo, aku up lagi

Part ini lumayan panjang ya...

Berikan bintang kecil kalian untuk menyemangati aku, supaya bisa
up lebih cepat lagi:)

HAPPY READING~

°°°

Sepulang sekolah Bira ikut pergi bersama ayahnya Alan ke rumah sakit, bermaksud menjenguk tuan Satya yang tengah di rawat di sana.

Sepanjang koridor rumah sakit Bira bisa melihat bebagai jenis mahkluk halus penghuni rumah sakit ini.

"Kalo boleh Bira tau, om sakit apa?"Tanya Bira memandang wajah pucat pria yang kini duduk di atas brankar dengan selang infus
yang terpasang di tangannya.

"Om cuma kelelahan mungkin karena setiap harinya sibuk bekerja."Sahut tuan Satya di Sertai senyuman.

Alan meletakan keranjang buah di atas meja. "Saya harap anda cepat sembuh tuan."

"Terimakasih tuan."

"Anak om mana? Kok dia nggak ngejagain om?"Tanya Bira lagi.

"Tadi Savana ada di sini, tapi dia pulang dulu katanya mau ganti baju."

Kepala gadis itu mengangguk-angguk.

"Sesibuk apapun om kerja tetap harus ada waktu untuk istirahat. pola makan juga harus teratur biar tubuh sehat. Menurut Bira ya, bekerja dengan tubuh sakit hanya akan mempengaruhi konsentrasi aja."

"Ayah juga sering kok lupa istirahat karena saking banyaknya pekerjaan kantor sampe jatuh sakit kayak om sekarang."Gadis itu berujar sambil menatap ayahnya dan tuan Satya bergantian.

Alan terseyum kikuk ketika ia di tatap putrinya. Apa yang dikatakan Bira barusan memang ada benarnya, Alan kadang lupa jika tubuhnya juga butuh yang namanya istirahat, tubuhnya tidak bisa di samakan dengan robot yang bisa bekerja 24 jam tanpa jeda.

Tuan Satya sedikit tersentuh dengan ucapan gadis muda yang berada di sampingnya ini. Dia jadi merasa mempunyai anak perempuan.

Hidupnya sekarang hanya berdampingan bersama Savana putra semata wayangnya. Empat tahun yang
lalu Istrinya meninggal karena menjadi korban tabrak lari.

"Om merasa kayak punya anak perempuan."Katanya di akhiri kekehan.

"Om bisa kok anggap Bira sebagai putri om sendiri."Ucapan Bira berhasil membuat kedua mata
tuan Satya berkaca-kaca.

"Terimakasih."

Di parkiran rumah sakit tepat di sebelah kiri terdapat satu pohon beringin tua. pandangan Bira terus tertuju pada sesosok mahluk besar dengan bulu hitam lebat mengerikan.

Mahkluk yang terkenal dengan nama Genderuwo itu terlihat sedang memakan tikus got dengan nikmatnya, Bira yang sedari tadi memperhatikannya merasa mual. 

"Hiy jorok banget."Dia bergidik jijik.

Tiba-tiba Bira teringat kotak bekal makan siangnya yang belum sempat ia makan saat jam istirahat di sekolah tadi. Gadis itu segera membuka tas nya, kemudian mengeluarkan satu kotak makan siang bewarna pink, isi kotak makan itu adalah beberapa potong ayam goreng kesukaannya.

Beberapa detik gadis itu terdiam memandang kotak makanannya. Dia menelan ludah susah payah, pandangannya kembali ke si Genderuwo."Kasih gak ya."

"Kenapa sayang?"Tanya Alan yang baru saja masuk mobil karena tadi kunci mobilnya tertinggal di kamar inap tuan Satya. "kok bengong?"

SALBIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang