Vote. Komen. !
HAPPY READING~
°°°
Earphone Bira mana ya?"Sedari tadi Bira mencari-cari earphone miliknya yang hilang entah kemana.
Gadis itu menghela nafas panjang, duduk di tepi ranjang dan mencoba mengingat kembali kapan terakhir kali ia menggunakannya.
Mendengar lagu sebelum tidur memanglah kebiasaan bagi Bira.
Hampir semua lagu Bira hafal liriknya, terutama lagu dengan nada rendah yang mampu membuatnya lelap dan pergi ke alam mimpi.
"Nyari apa, Ra?"Tanya Erlin ketika masuk ke dalam kamar dan melihat keponakannya yang tampak sedang mencari sesuatu."Kok belum tidur?"
"Aunty lihat Earphone punya Bira gak?"Pertanyaannya di jawab gelengan kepala. "Enggak."
"Mungkin ketinggalan di rumah Cici? Aunty lihat kamu pakai earphone pas kerumahnya tadi siang."
Bira menjentikkan jarinya. "Bener. Pasti ketinggalan di rumah bi Cici!"
Bira berdiri, gadis itu mengikat rambut panjangnya yang terurai.
"Ambilnya besok aja, Ra, sekarang sudah malam, Jam sepuluh lewat dua puluh menit. Cici juga pasti udah tidur."Erlin mengusulkan. Pencahayaan di kampung belum terlalu banyak seperti di kota besar. Hanya sebagian rumah yang memakai lampu, dan sebagian lagi
nya memakai lentera atau lilin."Aunty kan tau Bira nggak bisa tidur kalo nggak dengar lagu terlebih dahulu. Apalagi earphone itu kesayangan Bira, hadiah ulangtahun dari bunda."Ujar Bira. Earphone itu salah satu benda berharga baginya.
"Pakai dulu earphone milik aunty."Erlin memberikan earphone miliknya, Bira menggelengkan kepala.
Erlin menghela nafas panjang. "Kalo gitu aunty antar kamu ke rumah Cici. Nggak mungkin'kan aunty biarin kamu pergi sendirian kesana?"
"Aunty emang aunty paling baik sedunia."Bira mencolek dagu Erlin.
"Aunty tau kok."Sahut Erlin bangga.
Dimalam hari para orang tua pasti tidak akan mengizinkan mereka keluar. Jadi, kedua gadis itu keluar dengan cara mengendap-endap.
"Aunty, pintunya gak di kunci."
"Baguslah."
Bira membuka pintu perlahan. Suara pintu terbuka terdengar nyaring.
"Ekhem"
Erlin dan Bira tersentak ketika mendengar suara deheman seseorang tepat berada di belakang mereka.
"Kalian mau kemana malam-malam gini?"Tanya Aril menatap saudara kembar dan aunty nya bergantian.
Erlin menghela nafas lega. "Aril kamu ngagetin aja. Aunty kira kak Alan."
"Mau kemana?"Aril kembali bertanya.
"Ke rumah bi Cici, mau ngambil earphone Bira yang ketinggalan di sana."Jawab Bira menoleh ke kanan dan ke kiri, takut orangtuya bangun.
"Ayo ikut kami!"Bira menarik tangan Aril tanpa mendengar penolakan pemuda itu. "Gak baik anak perawan keluar rumah malam-malam, jadi harus di temani anak bujang."
KAMU SEDANG MEMBACA
SALBIRA
Diversos∆Mohon jangan Plagiat!. [Sequel •Istri kampung ku•!] Alan dan Salbia tidak pernah menyangka jika anak-anak mereka memiliki kemampuan istimewa yang membuat mereka di incar oleh para pemuja ilmu hitam untuk membangkitkan ratu mereka yang telah lama me...